Jalan bareng (1)

1.1K 85 0
                                        

Bel istirahat sudah berbunyi, dan kini Reya masih berada di dalam kelas. Berbeda dengan Ando, Vera dan juga Elsa yang sudah pergi ke kantin. Ia sangat malas jika ia harus menghampiri Aldrick terlebih dahulu, jadi Reya memutuskan ia akan di kelas dan tidak pergi ke kantin.

Sedangkan Aldrick yang sudah berada di kantin mendengus kesal ketika mengetahui jika Reya tidak menuruti ucapannya, cowok itu berdiri dari tempat duduknya.

"mau kemana lo?" tanya Ferdo.

"ada urusan" ujar Aldrick dan berlalu pergi, meninggalkan kedua temannya yang masih duduk sambil menatap kepergiannya.

Aldrick kembali berjalan menuju kelas Reya, ia tahu jika cewek itu tidak lupa tetapi ia sengaja tidak menemuinya. Dengan santai cowok itu memasuki kelas Reya, di kelas tersebut hanya terdpat satu orang dan itu adalah Reya, cewek itu sedang tertidur di bangkunya sambil menenggelamkan wajah di lipatan tangan. Aldrick pun melangkah pelan dan duduk di samping Reya, cowok itu meletakkan kepalanya di meja dan menghadap ke wajah Reya.

Hening menyelimuti mereka berdua, Aldrick yang sibuk memandangi wajah kalem dan cantik Reya ketika tdur dan Reya yang sedang sibuk dengan tidur cantiknya. Tak lama mata Reya mengerjap pelan, dirinya merasa seperti sedang di awasi, perlahan matanya terbuka dan pandangan yang pertama yang ia lihat adalah Aldrick. Reya tersenyum manis sambil terus menatap Aldrick, ia mengira jika di mimpinya ini ia juga bertemu Aldrick.

"gue mimpi lo lagi, bedanya lo lagi nemenin gue, kalo yang waktu itu lo nembak gue. Mungkin pas mimpi ini kita udah jadian dan lo nemenin gue di kelas gue" ujarnya, enggan untuk bangun dan tetap merasa dalam mimpinya.

"kenapa lo ke mimpi gue terus sih? Kata orang kalo ada seseorang yanag datang ke mimpi itu tandanya dia kangen dan pengen ketemu. Lo pengen ketemu gue? Kan udah tiap hari ketemu, gimana sih" cerocosnya, sementara Aldrick menahan tawanya ketika gadis tersebut masih mengira jika ini masih di dalam mimpi bukan hal nyata.

Karena gemas, tangan Aldrick terangkat ke kepala Reya dan gadis tersebut masih tersenyum sangat manis.

Tuk.

awhh

"sakit? Udah bangun lo?" tanya Aldrick sambil tersenyum mengejek.

Mata Reya melotot, ia menatap Aldrick yang masih pada posisinya. Reya bangun dan menatap Aldrick yang masih meletakkan kepalanya di meja dan terkekeh kecil. Reya mengingat apa yang ia ucapkan tadi, jadi itu bukan mimpi? Dan dia sudah mengucapkan semuanya?

"tadi bukan mimpi?" tanya Reya.

Pletak

"kok gue di jitak lagi sih" ujar Reya sambil mengusap jidatnya yang terkena jitakan Aldrick dua kali.

"Sakit?"

"Ya iyalah!!"

"Berarti lo gak mimpi" ujarnya sambil terkekeh.

"Jadi gue bilang....."

"Bilang kalo gue di mimpi lo, nembak lo, dan gue pengen ketemu elo" lanjut Aldrick membuat pipi Reya merah seketika.

Reya menggigit bibir bawahnya, ia merasa sangat malu karena Aldrick mendengar semuanya.

"Blushing? Hahaha"

Reya memalingkan wajah sambil menutup pipinya yang terasa panas. Hal itu membuat Aldrick semakin senang dn tertawa pelan, untungnya kelas masih sepi karena semua orang masih bergulat dengan makanan enak di sana. Tangan Aldrick bergerak memegang pergelangan tangan Reya dan membalikkan cewek tersebut agar kembali menghadap dirinya.

"Gue emang pengen ketemu sama lo, jadi ramalan mimpi itu bener" ujar Aldrick dan kembali membuat pipi Reya memerah.

"Apaansih," ujar Reya dan mengalihkan pandangannya lagi. Jantungnya serasa sedang ikut lari marathon, dan hal itu membuat dirinya sangat gugup.

Alphabet (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang