Reya berjalan dengan malas ke arah kelasnya sambil membawa buku tebal yang berjudul sejarah Indonesia. Indonesia saja ada sejarah, masak Reya tidak mempunyai sejarah tentang kisahnya? Oke abaikan.
Dari semalam, Reya telah belajar dari beberapa buku pramuka pemberian para sahabtnya, namun tidak satupun materi yang ada di buku tersebut masuk ke dalam otak Reya. Niatnya yang ingin menghafal sandi tidak berjalan lancar karena ia sibuk bermain hanphone di kamarnya. Reya tiba tiba duduk di salah satu kursi sambil menghela nafas, untuk menuju kelasnya, Reya harus melewati anak tangga da hal tersebut membuatnya sangat malam untuk melanjutkan perjalanannya.
Reya menatap ke depan, tepatnya ke arah parkiran, matanya tak sengaja menangkap obyek yang membuat hatinya dangkal. Disana terdapat Aldrick dan juga Clari yang baru saja sampai dengan berboncengan semestinya.
"gue sukanya sama lo, halah tai" ucapnya sebal lalu berdiri dan meninggalkan tempat tersebut menuju kelasnya.
Sampainya di kelas, seperti biasa disana sudah akan ada Vera, dengan kesal Reya membantin buku yang ia bawa ke meja sehingga membuat Vera memekik kaget.
"bodoamat ih, sebel gue" teriaknya kesal.
"lo kenapa lagi sih?"
Reya duduk disebuah kursi, "bodoamat, gue kesel. Gue gak mau belajar pramuka lagi" Vera menepuk jidatnya pelan, ia baru ingat jika orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi bego dengan tiba tiba.
"Reya, sayang. Kenapa?" tanya Vera pelan.
Reya menoleh dengan birbir yang melengkung ke bawah, "mereka berangkat bareng, huaaaaa" teriaknya keras.
"siapa?" tanya Vera tidak faham.
"kak Aldrick, sama Clari" ucapnya.
"tega banget, gue udah belajar ini itu. Eh dia lari ke yang lebih pinter dari gue. Gak menghargain, jahat banget" ucapnya.
Vera diam mendengarkan apa yang di keluh kesahkan oleh cewek yang ada di hadapannya, menatap dengan tatapan tak mengertinya karena sikap Reya yang tiba tiba menjadi gadis yang alay seperti sekarang ini.
"gue, udah menghafal ini itu, udah belajar buat suka dengan apa yang dia suka tapi ga di hargain. Kenapa juga dia gak peka! Jahat banget tau gak sih"
Vera menatap malas ke arah Reya yang saat ini sedang berdrama ria, "lo hafal apaan emang?" tanya Vera.
"a, Alfa" vera menarik nafas berat, ingin membenturkan kepala Reya ke arah tembok yang berada di samping cewek tersebut.
"gue getok ini" ujar Vera datar.
"tapi kan gue udah menghafal Vera! Kata dia, dia suka sama gue. Tapi boncengan sama yang laen, akitati aku. Gue udah berubah juga..."
Vera tetap membiarkan Reya berbicara, cewek itu melihat ke depan dan matanya membulat seketika. Aldrick berdiri disana dengan wajah datar yang biasa di tunjukan oleh cowok tersebut. Tangan Vera berusaha untuk menghentikan ocehan dari mulut Reya, namun tidak bisa.
"gue semalem begadang buat belajar pramuka, tapi besoknya gue awh, sakit Vera!" teriaknya karena Vera menarik rambut cantiknya dengan keras membuat Reya memekik kesakitan sambil memasang wajah cemberutnya.
"diem, bego"
"kenapa sih, gue lagi curhat"
"ada kak Al-"
"keluar" ucap seseorang dengan tiba tiba. Reya menoleh dengan tampang terkejutnya. Tak menyangka jika seseorang yang ia ceritakan berada di depannya, jangan bilang cowok itu mendengar semua perkataan dari mulut Reya, oh my god.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet (END)
Teen Fiction"kamu harus ikut dewan penegak!!" "nggak mau! Gue gak suka pramuka!" "terkhusus kamu hukumnya wajib! Kalo kamu gak ikut, saya pastikan kamu gak naik kelas!" "hah! Gak bisa gitu dong! Gue gak bisa, apalagi tu sandi singapur! Pokoknya ini gak adil!" ...