Reya sudah siap dengan seragamnya, dengan tote bag hitam yang bergambar logo starbuks yang baru saja ia beli. Reya memakai lips glos serta sedikit bedak baby agar dirinya tidka terlalu terlihat pucat karena hujan hujanan kemarin malam. Sejujurnya Reya merasa tidak badan hari ini, namun entah kenapa ia ingin masuk ke sekolah.
"Eya, cepat turun. Sarapan, nanti kamu di tinggal abang kamu loh" teriak Risa dari bawah.
Dengan cepat Reya turun dari kamarnya menuju ruang makan. Namun belum sempat ia duduk mamanya sudah lebih dahulu mengecek suhu di dahinya.
"Eya, kamu deman. Kok masuk sih? Mama gak mau tahu, cepat kembali ke kamar dan istirahat" ujar mamanya.
Reya mendadak lesu, dirinya sudah sangat cantik dengan seragam sekolahnya masak harus ganti baju lagi? "mama ih, Eya gak papa. Mau sekolah" ujarnya.
Dio menatap putrinya yang sedang membujuk Risa. Dan Reza menoleh ke arah adiknya, "di suruh libur gak mau" komentarnya.
"Eya, kamu istirahat dulu, nanti papa beliin sepatu terbaru yang kamu mau itu" ujar Dio pada akhirnya. Ia ingin membuat senang anaknya yang terlihat habis menangis, terbukti dengn kelopak matanya yang sedikit membesar.
"iya iya, aku ke kamar" ujarnya pada akhirnya.
Reya memijat pelipisnya pelan, Elsa dan Vera datang ke rumahnya dan membuat kamarnya acak acakkan, sangat menyebalkan. Namun, Reya sedikit bersyukur karena kedatangan para sahabatnya sedikit membuat Reya melupakan kejadian pada malam itu.
"Reya lo tahu gak, tadi gue lihat awh, kok lo timpuk sih gue?" ucapan Vera terhenti seketika ketika Elsa yang berada di sofa meninpuk kepala Vera dengan sandal berbulu milik Reya.
"tahu apa?" tanya Reya yang sudah terlanjur mendengar dan ingin tahu kelanjutan ucapan Vera.
"gue lihat Aldrick sama Clari tadi ke kantin bareng, walaupun,, awh. Jangan timpuk gue bisa?" ucap Vera kembali karena mendapat dua kali lemparan sendal dari orang yang sama.
Mendengar jika Aldrick dan Clari berdekatan di sekolah, Reya semakin yakin jika Clari dan juga Aldrick mempunyai hubungan.
Reya menatap kedua temannya, Vera yang seperti ingin mengungkapkan sesuatu dan Elsa yang melarang Vera untuk mengungkapkan sesuatu itu.
"kenapa? Gak usah di tutup tutupin" ucap Reya.
Elsa pun bangkit mendekati Reya, "gue gak mau lo galau lagi Re" jawabnya.
"vera, lanjutin"
"walaupun, Aldrick kayak ada masalah gitu, tapi Clari deketin mulu tadi" lanjutnya.
Reya tersenyum simpul, rasa sakit itu kini ia rasakan lagi, bahkan kini terasa lebih sakit dari semalam. Vera dan Elsa saling menyenggol lengan masing masing. Elsa yang menyalahkan Vera karena membocorkan dan Vera yang tidak terima karena disalahkan.
"lo ada masalah sama kak Aldrick?" tanya Elsa.
Dari situ, mengalirlah semua cerita yang telah di lalui oleh Reya pada malam itu.
Hari berikutnya, seperti biasa Reya masuk ke kelasnya. Kemarin malam ia mendapat pengumuman jika hari ini calon Bantara akan dikumpulkan untuk membahas pelantikan yang beberapa hari lagi akan dilaksanakan. Reya berjalan pelan ke arah kantin karena tadi ia lupa untuk sarapan waktu di rumah, jadi ia memutuskan untuk pergi ke kantin.
"Re" panggil seseorang di belakang Reya.
Reya hafal suara itu, jika Reya meghindar masalah yang ia hadapi tidak akan pernah selesai. Dengan berat hati Reya berbalik dan menatap dingin kepada Aldrick yang tadi memanggilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet (END)
Teen Fiction"kamu harus ikut dewan penegak!!" "nggak mau! Gue gak suka pramuka!" "terkhusus kamu hukumnya wajib! Kalo kamu gak ikut, saya pastikan kamu gak naik kelas!" "hah! Gak bisa gitu dong! Gue gak bisa, apalagi tu sandi singapur! Pokoknya ini gak adil!" ...