Reya berjalan menuju tenda sambil membawa tas plastik yang berisi pakaian kotornya. Setelah ia membersihkan diri di kamar mandi dekat sungai dengan antrian yang panjang dan inilah balasan untuknya. Cepat selesai dan segera kembali ke tenda untuk memasak mie, perutnya sudah keroncongan sejka dirinya masih mengantri pada urutan ke 10. Sedangkan teman satu tendanya menunggu lebih parah dari Reya.
Merasa di dalam tendanya sudah cukup rapi, Reya berjalan keluar menghampiri kakaknya, meminta agar kakak tersayangnya itu membuatkannya mie instan. Tanpa ada rasa takut cewek itu menuju ke depan tenda Reza yang masih tertutup, karena tak mau penyakitnya kuma di tengah hutan, tanpa menunggu lama Reya langsung membuka tenda tersebut dan terlihatlah seseorang di dalamnya yang membuat Reya langsung menutup mata. Terlihat Aldrick yang sedang mengganti baju dengan kaos berlengan panjang untuk malam ini, untung saja Reya tidak berteriak karena penampakan indah tadi. Bagaimana bukan? Perut Aldrick yang sudah seperti roti sobek para biasnya di korea sungguh membuatnya terpana.
Tidak usah menunggu lama, Aldrick menghampiri Reya yang memunggungi tendanya. Cowok itu tersenyum menyeringai.
"puas ngintipinnya?" tanya Aldrick.
Reya melotot dan menghadap Aldrick yang sudah ada di sampingnya, "ngintip pala lo! Gue nyari abang gue" ujarnya berusaha menahan kegugupan di dalam diri Reya.
Aldrick terkekeh, "ngapain nyari bang Reza?" tanya Aldrick.
"gue laper, belum makan. Magh gue kalau kambuh gimana?" tanya Reya.
Aldrick menatap reya dari samping, cewek itu sibuk dengan orang orang yang berlalu lalang di depannya dengan tangan yang memegang perut.
"gue masakin mau?" tawar Aldrick, makannya masih ntar malem
"perhatian amat lo sama gue" ujar Reya.
"gue kasian sama lo, kek gelandangan" ujar Aldrick sukses membuat Reya kesal.
"gausah, gue minta bang Reza aja" jawabnya dengan penekanan di setiap kata.
Bagaimana mungkin Reya bisa menyukai cowok seperti Aldrick? Cowok dingin yang berubah menjadi sangat meyebalkan jika bersama Reya. Lelah menunggu Reya untuk mengiyakan agar cowok itu yang memasakannya, akhirnya Aldrick berdiri meninggalkan Reya sendirian di depan tendanya. Sejujurnya jika di perhatikan lagi, Reya sudah mulai pucat dan keringat dingin membasahi dahi cewek tersebut, oleh sebab itu Aldrick berinisiatif untuk memasakan Reya sebuah makanan agar penyakit cewek tersebut tidak kambuh. Apalagi setelah Aldrick tahu jika dulu Reya di rumah sakit karena Magh nya sudah akut dan itupun gara gara Aldrick yang katanya menyebalkan.
Reya menatap kepergian Aldrick yang tiba tiba tanpa sepatah katapun yang terucap dari bibir cowok tersebut. Apakah cowok itu tidak bisa mengucap pamit pada Reya? Sungguh pradana yang tidak tahu akan sopan santun terhadap sesama manusia.
Angin di area pegunungan makin berhembus dengan kencang, membawa rasa sejuk dan dingin yang menusuk kulit walau sudah di lapisi oleh kain yang tebal. Reya memeluk tubuhnya sendiri, wajahnya terlihat semakin pucat di tambah rasa lapar yang masih bersemayam di dalam perutnya. Acara malam ini masih akan di mulai jam 20.00 malam, sedangkan saat ini jam digital milik Reya masih menunjukan jam 18.16 WIB. Sambil terus menunggu kakaknya yang tak kunjung datang, Reya mengamati siswa\siswi yang berjalan dari kamar mandi menuju tenda masing masing, antrian untuk giliran mandi masih saja panjang seperti kereta api. Kadang, Reya mendengar beberapa orang berteriak karena seseorang yang terlalu lama di dalam kamar mandi, mungkin kakaknya itu masih saja mengantri menunggu giliran.
Rambut Reya berterbangan tertiup oleh angin, ubun ubun kepalanya yang terkena angin seakan menambah hawa dingin yang di terima tubuhnya. Tetapi tiba-tiba sesuatu menutupi kepalanya, Reya menoleh ke belakang mendapati Aldrick dengan membawa semangkuk mie instan yang lengkap dengan telur serta sayuran. Bau dari mie instan yang masih hangat itu membuat perut Reya kembali bergejolak ingin menghabiskannya, cewek itu menatap penuh harap pada mangkuk yang dibawa oleh Aldrick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet (END)
Teen Fiction"kamu harus ikut dewan penegak!!" "nggak mau! Gue gak suka pramuka!" "terkhusus kamu hukumnya wajib! Kalo kamu gak ikut, saya pastikan kamu gak naik kelas!" "hah! Gak bisa gitu dong! Gue gak bisa, apalagi tu sandi singapur! Pokoknya ini gak adil!" ...