Kabar akan kedatangan murid baru menyebar dengan cepat, apalagi jika kabar murid baru itu adalah murid yang bisa di bilang sangat cantik. Berbeda dengan Reya, Elsa dan juga Vera yang dengan santainya bermain handphone di bangku paling belakang sambil berwifi ria menggunakan wifi ruang osis yang tak jauh dari kelas Reya. Mengingat Reya yang meminta sandi wifi melalui Ferdo hingga membujuk cowok tersebut untuk mentraktir makan, dan jadilah sang ketua osis memberikan sandi ruang Osis yang di rahasiakan.
Mulut Elsa terbuka saat beberapa biji kacang ia suapkan ke arah mulutnya, begitu pula dengan Vera. Untung saja pelajaran hari Selasa banyak yang kosong karena para guru yang sedang rapat, dan hal ini memberikan kesempatan para murid untuk bermain ria di dalam kelas ataupun di depan kelas.
Ando datang dengan wajah sumringah, membuat tatapan heran dari Reya.
"lo tau?" tanyanya.
Elsa, Vera dan juga Reya menoleh secara bersamaan ke arah lelaki di depan mereka, "Ga." jawab ketiga cewek itu bersamaan.
"gue belom ngomong,"
Elsa menaikkan sebelah alisnya, "lah, itu tadi ngomong," ujarnya dengan sinis.
"kelas MIPA 1 dapet murid baru, cantik, body goals, pinter lagi ujarnya membayangkan sosok gadis yang beberapa waktu lalu sempat ia lihat.
"masih cantikan gue" ujar Reya percaya diri.
"masih pinteran gue" imbuh Elsa.
"masih body goals gue" kata Vera lagi.
Ando menatap ketiga cewek di depannya dengan tatapan malas, "bodo, ngomong sama kalian jadi gaje"
Tidak mendapatkan jawaban dari ketiga cewek bar bar, ando berdiri sambil berdecak kesal dan langsung meninggalkan Elsa, Vera, dan juga Reya yang kembali lagi ke rutinitas mereka.
Bel istirahat dengan cepat berbunyi, walaupun kantin sudah penuh sejak kelas di bebaskan, namun kini kantin menjadi lebih sesak dari biasanya. Untung saja Vera sudah lebih dulu memesan meja serta makanan kepada penjual lewat chat sehingga mereka tak perlu lagi mengantri makanan. Sedang asik asiknya memakan, tiba tiba seorang cewek duduk di salah satu bangku yang ada di meja tersebut, dan hal ini membuat Reya, Elsa, juga Vera menoleh secara bersamaan ke arah cewek itu.
"gue, boleh gabung, gak? Soalnya udah penuh semua." ujarnya.
"hm" balas Elsa singkat dan melanjutkan makannya.
Cewek tersebut menampilkan senyuman manisnya, "oh iya, gue murid bari di kelas MIPA 1. Nama gue Clarissa Fitri, panggil saja, Clari." ujarnya mengenalkan diri.
Vera menoleh karena tidak ada satupun yang ingin menyahut, "kita dri MIPA 4, gue Vera, yang rambut pendek itu Elsa, dan yang terakhir Reya." ujar Vera mewakili teman temannya.
"hai" sapa Clari hangat.
Vera tersenyum kikuk, "maklum ya, mereka emang cuek sama orang baru"
"iya gak papa"
Mereka pun kembali melanjutkan makan mereka, walaupun kadang mendengar siulan dari beberapa laki laki genit yang sengaja melewati meja Reya dan teman temannya. Reya berdecak kesal, siulan jelek itu sangat mengganggu makan tenangnya hari ini, ingin sekali Reya menyumpal satu persatu mulut mereka dengan kaos kaki satpam depan yang konon katanya adalah kaos kaki terbau di sekolahan.
Kantin kembali ricuh, teriakan teriakan alay dari adek kelas hingga kakak kelas memenuhi indra pendengaran Reya, teriakan yang di mayoritasi oleh anak perempuan. Aldrick, Ferdo dan juga Angga memasuki kantin dengan gaya yang sudah menjadi daya tarik mereka dari dulu. Clari menatap bingung ketiga cowok yang baru saja memasuki kantin, dan parahnya lagi berjalan ke arah meja yang sekarang ia tempati. Reya mendesah berat, lagi dan lagi Aldrick akan menyuruh ini itu kepadanya, mencoba menghindari Reya menelusupkan kepalanya di lipatan kedua tangan agar Aldrick mengira jika ia sedang tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet (END)
Ficțiune adolescenți"kamu harus ikut dewan penegak!!" "nggak mau! Gue gak suka pramuka!" "terkhusus kamu hukumnya wajib! Kalo kamu gak ikut, saya pastikan kamu gak naik kelas!" "hah! Gak bisa gitu dong! Gue gak bisa, apalagi tu sandi singapur! Pokoknya ini gak adil!" ...