welcome

1K 77 26
                                    

Happy reading guys 💙

Reya menatap sangat malas ke arah tas tas besar yang berserakkan di lapangan sekolah, beberapa anak terlihat sedang membuat boomerang sebagai kata perpisahan pada wajah glowing mereka yang sebentar lagi akan menjadi hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reya menatap sangat malas ke arah tas tas besar yang berserakkan di lapangan sekolah, beberapa anak terlihat sedang membuat boomerang sebagai kata perpisahan pada wajah glowing mereka yang sebentar lagi akan menjadi hitam. Reya menguap untuk yang kesekian kalinya, dia masih ingat ketika Aldrick yang menelfonnya jam tiga pagi, sangat menyebalkan.

"ngantuk amat kayaknya mbak," celetuk Vera dari belakang lalu duduk di samping Reya.

Reya meliriknya sekilas lalu kembali menguap lebar tanpa di tutup.

Vera menatap jijik ke arah sahabatnya, "tutupin kek Re, jorok tau." ucapnya sambil menutup hidung.

"ya maaf,"

"gue tadi bangun jam tigaaahoammmmm" ucapnya di akhiri dengan uapan dari mulutnya hingga matanya terlihat berair.

"tendanya udah ada belom sih?" tanya Reya menoleh ke belaakang, ke arah kelompoknya.

"udah," jawab mereka serempak.

Vera menoleh dengan terkejut, "siapa yang nyiapin cobaa" ucapnya agak teriak.

Ando menggeplak kepala Vera, "kakak kelas lah goblok" ucapnya.

"tumben baik," gumam Reya lalu berdiri dan memasuki tenda tanpa mendengar balasan dari teman temannya, ia sangat ingin memejamkan mata kali ini.

Vera menatap khawatir ke dalam tenda kelompoknya, disana terdapat dua kakak kelas yang sedang membangunkan Reya tidur.

"ngapain kalian masih disitu? Cepat kelapangan, upacara akan segera dimulai." ucap salah satu Bantara tersebut. Dengan perasaan tidak tega, Vera dan Elsa pun pergi meninggalkan Reya bersama nasib buruknya hari ini, karena kemungkinan besar cewek itu akan terkena hukuman dari sang bantara.

"dek, bangun!" ujar Cilla sambil mengguncangkan tubuh Reya, namun cewek tersebut masih saja tertidur pulas. Tak lama akhirnya Reza datang membawa satu aqua gelas di tangannya.

"biar gue aja yang bangunin," ucapnya lalu masuk ke dalam tenda.

Reza segera membasih tangannya menggunakan air dari aqua tadi dan mencipratkan ke wajah Reya sehingga membuat tidur Reya terganggu.

"huaaaa Mama banjir," teriaknya langsung duduk. Matanya menatap ke arah Reza yang sedikit mengeluarkan smirk mengejek untuknya namun tak lama berubah menjadi datar kembali.

"apaan sih, jadi basahkan," ucap Reya sebal sambil mengusap wajahnya yang terdapat air.

"siapa yang suruh kamu tidur?" tanya Reza datar.

Reya memutar bola matanya malas, "gue ngantuk, dimana mana orang ngantuk tuh tidur." ucapnya santai.

"gak ada yang nyuruh kamu tidur Reya!!" ucap Reza penuh penekanan.

Reza menghela nafas kasar, "sekarang kamu push up satu set disini!" perintah Reza.

Reya membelalakkan matanya, enak saja ia di suruh push up. Reya menggeleng, melipat tangan didadanya, "gak."

Tiba tiba pintu tenda terbuka lagi, Aldrick masuk dengan wajah dinginnya menatap Reya dan juga Reza bergantian. Tadi ia sempat mendengan percakapan anatara Reza dan adiknya yang kelewat bandel tersebut.

"push up atau lari 10 putaran?" tawar Aldrick.

Reya menoleh dengan tatapan sebalnya, "di luar," ucapnya.

"sekarang!!" tekan Reza dan Aldrick pada Reya bahwa cewek tersebut harus melakukan push up di dalam tenda.

Reya berdecak lalu segera membaringkan tubuhnya mengkurap dan menyilangkan kedua kaki serta di angkat, seperti posisi push up untuk wanita pada umumnya.

Reza segera bersuara, agar Reya tidak ketinggalan upacara yang masih gladi bersih di lapangan, "satu,,"

Reya mengangkat tubuhnya dan segera menurunkannnya. awas aja batinnya bersuara.

"dua,,,

Tiga,,,

Empat,,,

Lima,,,

Reya terlihat mendesah lelah dengan kegiatan yang Ia lalui hari ini, disela-sela mengantri untuk membersihkan diri Reya duduk santai dengan Vera di rerumputan hijau.

"ini pelantikan atau ada dendam kesumat sih, niat banget ngehukum." keluh Reya.

mungkin Reya sudah 100 kali lebih melakukan push up, entah itu karena kesalahan dirinya atau kesalahan para anggota lain. bukan itu saja, para panitia memang seperti mencari-cari kesalahan teman-teman Reya. sangat menyebalkan.

"gua harus ke salon nih pulang dari sini."

Reya menoleh pada Vera, "gue ikut, mau ganti warna rambut."

Vera hanya bisa mengelus dada mendengar ucapan Vera, tingkah cewek itu terlihat makin menjadi-jadi.

Reya mengalihkan pandangannya, menatap Clari yang sedang berjalan sambil berbincang dengan Aldrick, mencibir pelan, bahkan Alleta masih ingat bagaimana ucapan Aldrick tentang menjauhi semua cewek kecuali orang tua mereka dan Reya sendiri.

dasar cowok, tukakng php, suka ghosting lagi.

"fak," gumam cewek tersebut, lalu berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

Pendek ya?

Mon maap

Lupa alurnya, jadi ini yang udah ditulis dulu makannya pendek.

Tenang aja kurang lebih 3 part alphabet bakal tamat.

See you next chapter

Vote and komen jusseyo

Vote and komen jusseyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alphabet (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang