Erick and Clari 2

803 59 0
                                    

Senyum tak pernah luntur dari wajah Reya saat berjalan menuju kelasnya. Ia senang, karena Aldrick atau apapun itu.

Tiba tiba seseorang menabrak bahunya dengan keras, namun tidak sampai membuat Reya terjatuh. Reya sedikit meringis kesakitan dan memandang orang yang telah menabrak bahunya.

"ups. Sengaja" ujar orang tersebut dengan nada yang mengejek.

Reya menatap orang itu sengit, ingin rasanya ia menggaruk wajah cewek itu yang di penuhi dengan make up. Tak mau menambah masalah, Reya langsung saja berjalan tanpa menghiraukan para cabe yang tidak mempunyai majikan.

"lo pakai pelet ya? Pelet mana sih yang lo pakai? Ko bisa manjur banget" teriak orang itu di tambah dengan nada yang sedikit mengejek.

Reya berhenti, mencoba menahan emosinya. Setelah tak ada lagi suara, cewek itu melanjutkan lagi langkah yang sempat tertunda. Namun, sebuah suara lagi lagi membuatnya berhenti.

"atau lo tawarin tubuh lo ke Aldrick?" tanyanya.

Reya berbalik, dan melihat sudah banyak yang berkumpul disana sekedar untuk menonton.

"jaga omongan lo" ujar Reya.

Friya, sang cabe sekolah yang sudah menyukai Aldrick dari pertama cowok itu memperkenalkan diri sewaktu MOS. Friya maju mendekati Reya sambil tertawa mengejek. "kenapa? Takut kebongkar?" tanyanya.

"lo gak tau apa apa, cabe!" desis Reya menahan marah.

Friya menaikkan sebelah alisnya, "gak tau? Haha" tawa jelek Friya memekikan telinga, "kalo gue cabe, lo apa? Nempel sana sini, hari ini Aldrick, kemarin Reza, besok Gilang. Terus siapa lagi yang mau lo tempelin? Anak pemilik sekolah? Murahan banget sih!"

Dada Reya naik turun, sudah cukup ia menahan emosinya. Cabe di depannya memang ingin merasakan amukan Reya yang sangat luar biasa, "lo diem, atau gue akan-"

"akan apa hah?" tantang Friya semakin jadi.

Reya menghela nafas, dan berbalik karena sudah banyak yang iktu menonton kejadian tersebut.

"haha, pengecut" ejek Friya.

Reya kembali berbalik dan meninju perut Friya. Hal itu menyebabkan beberapa orang terpekik kaget dan Friya yang jatuh sambil memegangi perutnya.

Reya berjalan mendekat dan mengangkat dagu Friya, "gue udah bilang, dan sekarang terima kaibatnya" ujarnya tenang.

"ada apa ini?"



"sekarang jelaskan!!" titah Pak Handi tegas.

Setelah Reya menonjok perut Friya tadi, Pak Handi datang dan membawa orang orang yang terlibat ke dalam masalah ke ruang BK. Reya menunduk, kakaknya- Reza serta wali dari Friya datang karena kejadian tadi, dan saat ini Reza tengah menatapnya tajam.

"salah Reya pak" cecar Friya.

Reya menoleh, "ko gue?"

"Lo yang nonjok gue"

"kalo lo gak cari masalah, gue gak bakal nonjok lo"

"lo yang cari masalah"

"lo"

"lo"

"DIEM"

Pak Handi memijat pelipisnya, kedua muridnya yang sama sama banyak tingkah membuatnya mersakan pusing seketika. "kalian ini, jujur. Kenapa kalian berantem? tanya Pak Handi lagi.

"dia duluan" teriak Friya dan juga Reya bersamaan sambil menunjuk satu sama lain.

Pak Handi menghembuskan nafas kasar, dia berdiri dan berkacak pinggang lalu menatap kedua muridnya bergantian.

Alphabet (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang