Aldrick membaringkan tubuh Reya yang sudang pingsan di bed uks, tangannya menarik selimut untuk menutupi kaki jenjang milik Reya. Sragam SMA Trisatya yang cukup beda, dengan rok bermotif kotak-kotak dan pendek karena sekolah ini adalah sekolah berstandar internasional. Aldrick menatap Reya yang sedang pingsan, ia beranjak untuk mencari minyak kayu putih di bantu oleh Vera.
Setelah ketemu Vera langsung mengoleskan pada kening Reya dan sedikit di bawah hidung Reya, sedangkan Aldrick sudah keluar saat minyak kayu putih itu di temukan oleh Vera dan tinggallah dua cowok yang sama famous nya seperti Aldrick. Ferdo menatap Vera yang sedang berusaha membuat Reya sadar, cewek itu seperti terlihat ahli. Tidak seperti Angga yang sedang memainkan ponselnya cowok itu memang sangat aktif dalam media social.
"Dek, kamu dulu PMR?" Tanya Ferdo terhadap Vera.
"Eh! I, iya kak" jawab Vera gugup.
Ferdo kembali mengangguk "terus kamu sekarang ikut lagi nggak?"
"Iya kak, bareng Reya" jawab Vera dan kembali mengoleskan minyak kayu putih guna membantu kesadaran cewek tersebut.
Ruang uks kembali sunyi sampai terdengar suara lenguhan dari Reya. Eungh Vera memfokuskan pandangan kearah sahabatnya di ikuti tatapan Ferdo dan juga Angga,
"Re, bangun" ucap Vera. Mata Reya terbuka sempurna llau dia meringis, perutnya masih terasa perih dan panas. Cewek itu menyesal telah memakan bakso yang di penuhi dengan bumbu cabai. Tak lama pintu uks terbuka dan terlihat Aldrick sedang membawa nampan yang berisi susu putih dan juga bubur, cowok itu melangkah mendekati Reya dan meletakan nampan tersebut di meja.
"Makan" suruh Aldrick dingin.
"Gak! Siapa tahu makanannya lo kasih sianida" tuding Reya sambil memincingkan matanya. Aldrick mengambil mangkuk bubur lalu tanganya terulur untuk menyuapkan sesendok bubur pada mulut Reya. Namun Reya tetaplah si keras kepala, dia tidak mau membukakan mulutnya.
"Buka"
Vera yang geram dengan Reya berteriak sebal "Reya! Udahlah, lo makam dulu! Gak usah aneh aneh" Reya melirik Vera, kenapa sahabatnya tidak mengerti jika Reya malas bertemu dengan ketiga cowok yang sangat di kagumi oleh cewek-cewek di SMA Trisatya.
"Buka" ucap Aldrick sekali lagi dan Reya menurut untuk membuka mulutnya.
Aldrick menyuapi Reya sampai bubur di mangkuk tersebut benar-benar habis, walaupun tadi cewek itu sempat berhenti karena kenyang tapi Aldrick memaksannya untuk kembali makan. Tak lupa pula perlakuan Aldrick yang diamati oleh temannya, mereka seperti sudah menemukan pawang dari sang pradana yang dingin itu. Walaupun perlakuan Aldrick yang sedikit manis terhadap Reya, rasa benci cewek itu tak bekurang sedikitpun, ia tetap merasa jika Aldrick adalah cowok pemaksa yang sungguh membuat hidup Reya tidak tenang.
Reya masih berada di dalam uks, bukan di temani oleh Vera melainkan oleh cowok menyebalkan yang sangat di bencinya. Aldrick. Cowok itu sudah menemaninya satu jam yang lalu. Memang tadi masih ada Vera, Ferdo, dan juga Angga, namun sejak bel masuk berbunyi tiba-tiba kelas Reya mengadakan ulangan materi SMP atau kuis mapel Biologi. Sedangkan Ferdo, cowok itu pergi karena hari ini pada mapel PKN kelompoknya maju untuk presentasi. Lain lagi dengan Angga, cowok itu pergi karena untuk mengikuti latihan basket buat turnamen antar sekolah yang di adakan minggu depan.
Reya bangun tetapi perutnya masih sedikit merasakan panas, rambut reya yang acak-acakan karena posisi tidur tadi menanbah kesan cute bagi orang yang melihatnya. Aldrick yang sedang membaca buku sedikit terganggu atas pergerakan Reya di bed uks. Cowok itu masih memperhatikan Reya yang berusaha turun dan kembali ke kelas, Aldrick berdiri dan menghampiri Reya, ia mencekal lengan Reya agar pergerakan cewek tersebut berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet (END)
Teen Fiction"kamu harus ikut dewan penegak!!" "nggak mau! Gue gak suka pramuka!" "terkhusus kamu hukumnya wajib! Kalo kamu gak ikut, saya pastikan kamu gak naik kelas!" "hah! Gak bisa gitu dong! Gue gak bisa, apalagi tu sandi singapur! Pokoknya ini gak adil!" ...