PTA-Night 2

953 67 4
                                    

Reya menatap ke depan, tepatnya menatap kakaknya yang memberi hiburan sebelum surat surat yang peserta buat di bacakan. Reza saat ini tengah bernyanyi sambil membawa gitar, dan hal tersebut tak luput dari pekikan beberapa siswi. Bahkan tak sedikit yang menyalakan flash mereka untuk merekan kakak Reya. Di saping kakaknya terdapat Aldrick dan para teman tentunya, karena di sini mereka sudah seperti genk tampan yang di takdirnkan untuk terus bersama angkatan Reya.

Suara nyanyian lagu mulai berhenti, datanglah beberapa orang sambil membawa ember yang berisi botol botl para peserta.

"malam semua, kita lanjut yuk buat baca surat. Nanti lanjut lagi kak Reza nyanyinya, oke"

"oke"

Mc terlihat tersenyum, "siapa yang ngambil pertama kali?" tanyanya.

"kak Aldrick" jawab mereka serempak.

"oke, kak Aldrick, sini dong maju" kata mc dengan nada yang sedikit bercanda.

Aldrick pun maju, dengan kaos hitam sebagai dalaman serta di lapisi oleh kemeja kotak kotak membuat cowok itu menjadi lebih keren, membuat beberapa pekikkan tertahan dari siswi di sana. Aldrick langsung saja membuka botol tadi tana menunggu untuk di suruh, saat ini ia sedang tidak ingin menjadi penyebab para cewek memjerit, yang dia mau hanyalah duduk dan menatap seseorang yang masih memakai jaket pemberiannya.

"ayo, buka dong" intrupsi sang mc.

Aldrick membukanya, dan mengeluarkan selembar kertas, ia melirik sang mc. "baca" suruhnya.

"oke, gue bacakan ya,,,

Dear kak Aldrick,,,,

Kak, kakak ganteng banget si,,,

Mau dong jadi pacar kakak, hehehe :v

Kak, kalo boleh jujur, aku suka iri sama Reya yang sok kecakepan itu.

Mendengar namanya di sebut, Reya langsung menatap ke arah mc dengan pandangan tidak suka, mengapa juga dirinya di bawa bawa? Jika ia tahu siapa yang menulis surat, akan ia pastikan orang itu akan patah tangan saat ini juga. Semua mata menatap Reya, seedangkan Reya sendiri berusaha agar tidak emosi dengan bantuan sahabatnya yang sedang mengusap punggung untuk menyabarkan perasaan Reya. Dan juga tadi, 'sok kecakepan dia biang?' hallooo, Reya memang cantik, katarak itu yang nulis surat.

Dia seneng banget sih nempel sama kakak, pake pelet apaan sih? Kenapa aku ngomong disini, kan nanti bakal di bacain, otomatis dia denger dong biar nyadar diri, gausah nempel sama pangeran gue.

Heh! Reya. Ngerti gak? Gak usah nempel nempel sama kak Aldrick.

Buat kak Aldrick, masih cantikan gue kok sama Reya, percaya deh. Jadi sama aku aja, okke!

#your love

"hahah, Reya, mohon bersabar" ujar sanag mc menatap Reya, kenapa mereka bisa tahu yang mana Reya? Satu sekolah juga tahu kali yang bernama Reya, cewek bar bar yang ada di SMA Trisatya dan satu satunya.

Reya tidak mebalas, cewek itu hanya menunjukan wajah datar dan tak bersahabatnya yang membuat beberapa orang enggan untuk menatapnya karena takut. Melihat Reya yang seakan tak ingin membalas ucapan mc, mc pun melanjutkan untuk membaca surat.

"sekarang giliran siapa ya?" tanyanya, "kak Reza gimana?"

Vera yang merasakan Reya masih dalam emosi, lebih baik ia mengajak Reya untuk mengobrol.

Alphabet (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang