6-; Lost

1.8K 259 56
                                    

Yoongi tiba di rumahnya pukul 2 siang. Dirinya sudah tidak dapat membendung air matanya saat melihat banyak orang berpakaian hitam di rumahnya. Yoongi berlari menuju ibunya yang menangis dan ditenangkan beberapa tetangga yang memang dekat dengan keluarganya. 

"Ibu"

Ibu yoongi berdiri dan menghampiri anaknya yang sudah banjir air mata. Dipeluknya anak satu satunya yang tampak berantakan, dengan wajah yang basah karena air mata, rambutnya yang berantakan, dan kemeja nya yang kusut. 

"Yoongi, ayahmu sudah tidak ada"

"Ta—tapi bagaimana bisa, ibu?"

Keduanya menangis sesenggukkan sambil berpelukan didepan rumah sederhana mereka yang merupakan satu satunya peninggalan ayah yoongi. 

"Ayo, kita bertemu ayahmu"

Ibu yoongi mengajak anaknya mengunjungi makam ayahnya yang masih baru, setelah berpesan pada salah satu tetangganya untuk menjaga rumahnya selagi ia dan anaknya mengunjungi makam suaminya yang terletak agak jauh dari rumah. 

Sesampainya disamping makam suaminya, ibu yoongi membiarkan anaknya menangisi kepergian ayahnya. Sedangkan ia sendiri juga masih terlihat terpukul dengan kejadian yang menimpa keluarganya. 

Yoongi tidak berhenti menangis setelah mereka berdua berada di rumah kecil mereka yang hangat. Semua tetangga sudah pulang setelah mengucapkan bela sungkawa untuk keluarga dan menguatkan mereka berdua.

"Yoongi, berhentilah menangis dan minum air dulu"

Bukannya berhenti menangis, yoongi menarik ibunya kedalam pelukannya, mulutnya tidak berhenti menggumamkan kata ayah. 

Ayahnya, ayahnya sudah tiada, kini hanya ibunya yang yoongi punya di dunia ini.

***

Jam 9 malam. Yoongi tidak tahu kenapa dirinya bisa berakhir di kamarnya, hal yang yoongi ingat terakhir kali adalah dirinya berpelukan dengan ibunya sambil menangis tersedu sedu. Yoongi bahkan tidak lagi terkejut melihat bayangan dirinya sendiri yang tampak sangat kacau.

Yoongi melepaskan semua kain yang menempel di tubuhnya dan berdiri di bawah shower, membiarkan tubuhnya dijatuhi air hangat yang setidaknya dapat membuat tubuhnya rileks, ya setidaknya untuk saat ini. 

Selesai mandi dan berpakaian, yoongi memutuskan untuk keluar kamar. Yoongi tidak dapat menahan lagi air matanya melihat ibunya duduk sendirian di meja makan. 

"Ibu"

"Yoongi, duduklah"

Hati yoongi seperti ditusuk beribu ribu pedang tajam melihat tatapan ibunya yang sendu. Yoongi menggenggam tangan ibunya diatas meja. Saling menguatkan tanpa kata. Yoongi tahu ibunya adalah wanita kuat. 

"Maafkan ibu, yoongi"

"Kenapa ibu minta maaf?"

"Kamu berjanji akan mendengarkan ibu hingga akhir?"

Yoongi hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dirinya sudah kepalang penasaran dengan apa yang akan dikatakan ibunya. 

Ibunya menarik nafas panjang sebelum mulai bercerita. Tangannya sedari tadi tidak melepaskan genggaman tangan anaknya. "Hari itu, ayahmu ingin membantu ibu memasak. Ayahmu pergi ke pasar untuk membelikan bahan bahan padahal ibu sudah melarangnya dan mengatakan bahwa ibu saja yang berangkat, atau berangkat bersama saja. Tapi ayahmu memang keras kepala. Belum lama ayahmu pergi, ibu mendapat telepon dari ayahmu.

Tapi ibu tahu itu bukan suara ayahmu. Orang itu bilang ada seseorang yang menabrak ayahmu dan pergi begitu saja."

Yoongi kembali menumpahkan air matanya membayangkan kejadian hari itu. Ayahnya yang ia sayangi, telah pergi karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab.

Eglaf ;taegi [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang