Ya Tuhan, yoongi ingin pulang saja rasanya. Pesta pertama yoongi yang yoongi harap menyenangkan dan membuatnya bersenang senang malah berakhir seperti ini.
"Jennie, apa aku boleh pulang?"
"Tapi kenapa?"
Yoongi harus segera mencari alasan selagi bos mereka masih memberi sambutan didepan sana. Yoongi harus keluar dari sini. Bukan apa-apa, yoongi hanya tidak ingin melihatnya, yoongi tidak ingin cerita itu teringat kembali atau bahkan terulang kembali. Walau yoongi sendiri tidak yakin, apa lelaki itu mengenalinya.
Well, memang siapa dirimu hingga taehyung harus mengenalmu?
"Aku hanya merasa kurang sehat"
Jennie sudah memasang wajah khawatirnya, membuat yoongi yakin ini akan berhasil, namun rose datang dengan gelas yang berisi minuman merah itu di tangannya. "Tadi kau baik baik saja, dan sekarang mendadak sakit? Ayolah yoongi, kau hanya gugup. Cobalah nikmati pestanya, aku yakin kau akan suka disini, apalagi bos besar yang ternyata benar benar tampan"
Jelas saja semua orang disini akan terpesona. Tapi yoongi benar benar tidak memiliki waktu untuk terpesona, ia hanya ingin menghindar dari pandangan taehyung.
"Selamat malam semuanya, saya Taehyung Kim, terima kasih telah bekerja keras selama satu tahun ini, saya yakin itu bukan hal yang mudah mengingat tahun kemarin saham agensi kita sempat jatuh, tapi kalian semua telah melakukan yang terbaik hingga kita dapat berada disini. Silahkan nikmati pestanya. Selamat malam"
Suaranya masih sama, masih se-berat dulu, namun sekarang terdengar lebih husky. Yoongi mendengarkan pidato singkat taehyung sambil menutupi tubuhnya dengan jennie dan rose didepannya. Tapi meski begitu, yoongi bukannya tidak tahu kalau mata tajam taehyung sudah beberapa kali melihatnya yang terlihat bodoh dengan bersembunyi di belakang temannya.
"Yoongi, kenapa kau begitu gelisah?"
"Ah, tidak ada"
Yoongi mengambil minuman diatas meja yang terletak di belakangnya dan meminumnya cepat hingga membuatnya tersedak. Tenggorokannya terasa perih.
"Yoongi, kau baik baik saja?", jennie menaruh gelasnya dan menghampiri yoongi. Tangannya menepuk pelan punggung yoongi.
Setelah agak reda, yoongi mengusap bibirnya dengan tangannya. Banyak orang yang melihat kejadian memalukan barusan.
"Sudah lebih baik?"
"Ya, u—um, aku akan ke toilet, dimana toiletnya?"
"Lurus saja, lalu belok kanan"
Yoongi berjalan cepat menuju toilet.
"Ya Tuhan, bodoh sekali", bisiknya pada dirinya sendiri. Sudah berapa kebodohan yang dia lakukan malam ini hanya karena taehyung?. Laki laki itu masih sama seperti dulu. Masih memberi efek besar terhadapnya.
Yoongi mencuci mulutnya dan mengeringkannya dengan tisu. Tidak lupa memoleskan lipstick yang tersedia di clutchnya.
"Baiklah yoongi, berhenti melakukan hal bodoh. Nikmati saja pestanya, tidak perlu memikirkan taehyung"
Menghela nafas berat sebelum akhirnya keluar dari toilet. Tapi keberadaan seseorang mengejutkannya didepan toilet wanita membuatnya menjerit kecil. Matanya melebar melihat siapa yang membuatnya terkejut.
Cepat cepat yoongi mengubah raut terkejutnya. "Saya permisi". Yoongi harus segera pergi dari sana jika tidak ingin terjadi sesuatu. Dan menenangkan jantungnya.
Belum genap 2 langkah, tangan yoongi dicekal, dan tidak perlu bertanya siapa pelakunya. Yoongi membalikkan tubuhnya perlahan. "Maaf tuan Kim, saya permisi". Memberanikan diri, yoongi melepaskan tangannya dari tangan besar taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eglaf ;taegi [✔]
Fanfic[genderswitch] Yoongi bagaikan si buruk rupa yang bahkan tidak pernah membayangkan dia akan bersanding dengan pangeran. Tapi hari itu akhirnya datang, dia bersanding dengan pangeran itu, meski banyak yang menentang. Mungkin yoongi memang tidak menge...