Pagi itu, taehyung memulai harinya seperti biasa. Dibangunkan oleh pelayannya pagi pagi buta untuk jogging di sekitar komplek rumahnya dilanjutkan dengan kegiatan gym. Taehyung beranjak dari kasurnya lalu menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan menyikat gigi sebelum akhirnya mengganti pakaiannya.
Setelah siap dengan pakaian olahraganya, taehyung menuruni tangga rumahnya yang kebetulan masih sangat sepi. Ah, maksudnya yang selalu sepi. Memakai sepatunya dan mulai berlari kecil dari depan rumahnya.
Taehyung berlari mengelilingi kompleknya untuk waktu sekitar 30 menit. Hal ini sudah dilakukannya sejak lama, mengingat dirinya yang selalu sibuk, maka dirinya menyempatkan satu hingga dua jam untuk memanjakan tubuhnya. Karena jujur saja, taehyung selalu merasa lelah karena berjam jam hanya duduk di ruang kerjanya.
Jogging selesai tanpa gangguan, taehyung kembali berlari ke rumahnya lalu sesegera mungkin meminum air mineral dengan rakus. Setelahnya, barulah taehyung melarikan kakinya ke ruang olahraga yang terletak di sebelah garasi rumahnya. Ayahnya menyiapkan peralatan lengkap, padahal penghuni rumah ini hanya dua orang serta beberapa pelayan.
Sebagai penerus ayahnya, tentu saja hari hari yang dijalani taehyung tidak mudah. Mulai dari masalah sepele hingga masalah besar yang tidak hentinya diadukan padanya membuatnya mau tidak mau memutar otak dengan keras. Satu hal lagi, taehyung paling benci dengan orang awam yang mengira bahwa seorang CEO atau bos hanya bersantai didalam ruang kerjanya, dan membebankan semua pada karyawannya.
Taehyung sering sekali stress memikirkan banyaknya masalah di hidupnya. Sudah memiliki masalah sendiri, masih ada tambahan berupa masalah pekerjaan. Pantas saja sejak dulu, ayahnya selalu terlihat sangat sibuk.
Dan juga, taehyung masih teringat gadis itu. Gadis yang selama ini selalu menghantui pikirannya. Gadis yang ia sakiti hatinya, gadis polos yang tidak seharusnya berurusan dengannya atau bahkan hingga menyukainya. Taehyung tahu betul apa yang dirasakan gadis itu. Perasaannya tulus dan murni padanya, namun ia begitu bodoh hingga menyakitinya.
Taehyung juga sudah berkali kali mencoba untuk membuang jauh jauh memori itu, karena masih banyak masalah yang jauh lebih penting yang harus segera diurusnya. Taehyung bahkan mencoba mengencani beberapa wanita yang dipilihkan temannya, namun tetap saja bayangan gadis itu yang menangis selalu terputar.
***
Selesai membersihkan tubuh seusai berolahraga, taehyung kini sudah siap dengan setelan kantornya. Taehyung mengatakan pada supir pribadinya bahwa dirinya akan berangkat ke kantor sendiri.
Supir yang sebelumnya telah memanaskan mobilnya, menyerahkan kuncinya pada majikannya itu. Tanpa berlama-lama, taehyung langsung melajukan mobilnya menuju kantornya yang cukup jauh.
Saat itu jalanan cukup lengang. hanya ada taehyung dan mungkin empat atau lima mobil yang nampaknya juga mulai bosan menunggu lampu hijau yang tak kunjung menyala.
Kriing
Ponselnya berbunyi, ada panggilan masuk. Di layar ponsel keluaran terbarunya memperlihatkan nama sekretarisnya. Langsung saja taehyung mengangkatnya.
Masalah apa lagi kali ini, batinnya. Taehyung menjalankan mobilnya cepat karena mobil dibelakangnya sudah memberi tanda.
Sebenarnya taehyung cukup berantakan pagi itu, dan kurang mengerti apa yang dikatakan sekretarisnya. Terlalu sibuk dengan pikirannya, taehyung tidak sadar bila didepannya ada pria paruh baya yang akan menyebrang jalan.
Taehyung panik. Dilemparnya ponselnya ke kursi sebelah dan mengambil alih penuh pada kemudi didepannya, serta mengerahkan seluruh tenaga untuk menginjak pedal rem.
Taehyung tahu, kemungkinan pria itu selamat hanya 2%, namun taehyung juga tengah berusaha mengendalikan mobilnya, namun rupanya tubuh dan otak tak berjalan sinkron. Saking paniknya taehyung menginjak kedua pedal dibawah sana. Gas dan rem.
Didepan sana, taehyung melihat pria itu juga tengah berusaha mengamankan dirinya, namun pria itu nampaknya kalah cepat.
Duarr.
Taehyung panik, dirinya langsung saja keluar dari mobilnya dan menghampiri pria yang baru saja ditabraknya. Matanya bergerak panik kesana kemari melihat keadaan. Jalanan sepi. Taehyung berharap tidak ada yang melihat.
Yang ada di pikirannya hanya satu, penjara. Maka dari itu, taehyung kembali lagi masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan tempat itu secepat mungkin. Keringatnya bercucuran, jantungnya berdegup kencang. Tangannya yang masih bergetar itu mengambil ponselnya dan menelepon anak buahnya untuk membereskan kekacauan yang barusaja terjadi. Terlebih lagi, jangan sampai ayahnya mengetahui hal ini.
***
yaampun ngetiknya sambil balapan juga dong
maaf telat up, baru selesai ngetik nya huhu
semoga suka
KAMU SEDANG MEMBACA
Eglaf ;taegi [✔]
Fanfic[genderswitch] Yoongi bagaikan si buruk rupa yang bahkan tidak pernah membayangkan dia akan bersanding dengan pangeran. Tapi hari itu akhirnya datang, dia bersanding dengan pangeran itu, meski banyak yang menentang. Mungkin yoongi memang tidak menge...