Satu hari bebas lainnya. Jennie mengajak yoongi untuk pergi ke salon. Dan yoongi menyetujui hal itu. Yoongi ingin melakukan perombakan besar-besaran pada penampilannya. Jennie menjemput yoongi di apartemennya, kali ini tidak menggunakan supir.
Jennie menyodorkan hot americano pada yoongi. Yoongi tersenyum dan menggumamkan terimakasih. Jennie mengajaknya menuju salon langganannya yang jelas sangat fancy.
Sampai di salon Gielly Green Boutique Salon yang terletak di pusat kota, mereka berdua turun dan langsung memasuki salon dua lantai yang super mewah tersebut.
Hari ini yoongi ingin mengubah rambut panjang hitamnya dan tenang saja, kemarin yoongi telah mengkonfirmasi hal ini pada hair stylist mereka—yang juga sudah konfirmasi pada atasan—.
Salon ini cukup ramai, bahkan yoongi melihat beberapa pria sedang bermain ponsel atau membaca majalah yang tersedia di ruang tunggu, yang mungkin tengah menunggu kekasihnya didalam sana, padahal ini masih jam 11, yang mana salon ini baru dibuka dua jam yang lalu.
"Kau benar-benar ingin mengubah warna rambutmu yoongi?"
"Ya, aku tidak sabar melihat hasilnya"
Yoongi dipasangkan kain untuk menutupi pakaiannya, sebelum akhirnya hair stylist perempuan itu pergi untuk menyiapkan beberapa peralatan yang dibutuhkan. Jennie sendiri hanya ingin melakukan extension pada rambutnya.
Yoongi bersandar pada kursi dan memainkan ponselnya. Sesekali mengobrol dengan jennie yang duduk di sebelahnya, atau mengobrol dengan dua orang hair stylist yang bertugas me-make over rambutnya. Yoongi akan memberikan rating tinggi untuk salon ini, karena salon ini juga memberikan teh chamomile dan beberapa biskuit untuk mengganjal lapar karena prosesnya akan sangat lama.
"Apa kau bertemu taehyung setelah rapat kemarin?"
"Tidak, untuk apa aku menemuinya?"
"Aku bukannya tidak tahu kalau matamu masih mendamba melihat taehyung, aku hanya tidak pernah mengatakannya padamu"
Yoongi memutar bola mata malas. "Itu hanya perasaanmu saja, aku sudah melupakannya"
Jennie menganggukkan kepalanya, seolah percaya. Jelas-jelas kemarin jennie melihatnya, yoongi menatap taehyung seperti sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Jennie tidak masalah jika yoongi memang masih memiliki perasaan untuk taehyung, terlepas dari kejadian beberapa tahun lalu. Jennie yakin taehyung pasti memiliki penjelasan untuk itu.
Yoongi hanya membohongi dirinya sendiri.
Yoongi hampir memejamkan mata, saat mendengar lonceng berbunyi, tanda pelanggan lain datang. Yoongi melirik sekilas untuk menuntaskan rasa penasarannya, namun yoongi kembali menoleh dan memicing melihat siapa yang datang.
Oh, tentu saja itu adalah taehyung dan kekasihnya yang super cantik.
Yoongi kembali melihat kedepan, mengabaikan jennie yang memekik pelan melihat taehyung datang dengan perempuan. "Holy moly, Apa ini alasanmu menyerah yoongi?"
Yoongi tanpa sadar mendengus keras, "Aku sudah melupakannya jennie, demi tuhan! Biarkan saja dia dengan wanita manapun, aku tidak peduli, kau dengar itu?"
"Ya, ya terserah kau saja. Tapi omong-omong dia cantik juga"
Yoongi semakin masam mendengar jennie. Kepercayaan dirinya benar-benar jatuh saat ini. Yoongi memutuskan untuk memejamkan mata, dan tidur sebentar.
Yoongi tidak tahu berapa lama ia tidur, namun saat ia bangun—jennie yang membuatnya bangun— rambutnya sudah selesai, hanya tinggal proses akhir, dan saat ini sudah pukul tiga sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eglaf ;taegi [✔]
Fanfiction[genderswitch] Yoongi bagaikan si buruk rupa yang bahkan tidak pernah membayangkan dia akan bersanding dengan pangeran. Tapi hari itu akhirnya datang, dia bersanding dengan pangeran itu, meski banyak yang menentang. Mungkin yoongi memang tidak menge...