28-; Determination

1.7K 163 52
                                    

Yoongi menangis sejadi-jadinya di pelukan rose dengan bibirnya yang tidak berhenti mengatakan bahwa dirinya sangat bodoh karena dengan mudahnya terjatuh dalam pesona taehyung. 

"Kau mabuk yoongi, kau tidak sadar, sudahlah"

Itulah yang yoongi sesalkan sejak tadi, karena semalam mereka berdua melakukannya dalam keadaan seratus persen sadar. Taehyung dan segala pesonanya berhasil menjebak yoongi untuk menyerahkan mahkotanya pada taehyung.

Tidak, mereka melakukan dengan aman, jika itu yang kalian khawatirkan. Yoongi hanya merasa putus asa, karena usahanya untuk melupakan taehyung sepertinya tidak berhasil, malah rasa cintanya semakin bertambah meskipun dirinya tahu bahwa taehyung tidak akan membalas perasaannya.

Tadi, pukul 2 dini hari, tepat saat mereka menyelesaikan sesi percintaan mereka, yoongi segera turun dari ranjang, mengabaikan rasa sakit di bagian bawahnya dan memakai pakaiannya yang berserakan di lantai. 

"Kau mau kemana?"

"Pulang", jawabnya singkat, menahan air mata yang mendesak ingin keluar.

Tidak disangka, taehyung bangkit dan mengenakan celana dan kemejanya terburu-buru. "Aku akan mengantarmu"

Yoongi tidak menolak, tidak juga menerima, yoongi hanya diam, lelah hanya untuk sekedar membuka mulutnya.

Hal yang paling sulit yoongi kendalikan adalah, saat dimana kewarasannya mengatakan padanya bahwa yang dilakukannya memang salah dan menyuruhnya untuk segera berhenti, namun tubuhnya hanya diam menerima segala perlakuan taehyung. Tidak, yoongi membalas setiap perlakuan taehyung dengan sama bernafsunya.

Rose sendiri hanya bisa diam saat mengatakan bahwa keduanya dalam keadaan sama-sama sadar saat melakukannya. Rose tidak paham dengan jalan pikiran mereka berdua. Karena dari apa yang rose lihat, mereka berdua memiliki perasaan yang sama. Yoongi dengan segala asumsi di kepala kecilnya, dan yoongi yang tidak memberi taehyung kesempatan untuk menjelaskan.

Rose tahu yoongi sakit hati karena taehyung yang membunuh ayahnya entah sengaja atau tidak. Namun yoongi juga salah jika melepaskan taehyung tanpa mendengarkan penjelasannya.

Rose hanya bisa memeluk yoongi dan terus menenangkan yoongi. Rose tahu, apa yang akan dikatakannya tentang taehyung, tidak akan yoongi dengarkan.

"Sudahlah berhenti menangis, taehyung akan senang melihat kau menangis karenanya"

Mendengarnya, yoongi segera menghapus air matanya dengan lengan piyamanya. Yoongi masih sesenggukan namun berusaha keras menghentikannya dengan mengapit hidungnya. 

Rose tertawa. "Apa yang kau lakukan?"

Yoongi hanya diam, mengusap hidungnya yang basah sekali lagi dengan lengan bajunya. Saat ini jam 6 pagi, dan hari ini yoongi meminta ijin agar pemotretannya diundur hingga siang nanti. Yoongi perlu menyiapkan hatinya agar siap jika bertemu taehyung nanti, dan juga membiarkan matanya yang kelelahan menangis, beristirahat.

"Aku akan tidur hingga siang nanti"

"Baiklah, jangan lupa untuk datang jam 11 ya?". Rose harus segera pergi karena pekerjaan sudah menunggunya di kantor, jadi mau tidak mau dia harus meninggalkan yoongi. Lagipula yoongi pasti membutuhkan waktu sendiri untuk memikirkan semuanya. Semoga yoongi tahu apa yang harus ia lakukan setelah ini.

Sepeninggal rose, yoongi berjalan lesu untuk mematikan semua lampu yang ada di apartemennya lalu masuk kedalam kamarnya dan melakukan hal serupa, juga menutup selambu kamarnya dan mengunci pintunya. 

Yoongi merebahkan tubuhnya di ranjang dan menutup selimut hingga wajahnya. Yoongi merasa ingin sendiri, benar-benar sendiri hingga dirinya tidak perlu melihat dunia beserta orang-orangnya.

Eglaf ;taegi [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang