Author POV
Seperti apa yang Hanbin bilang, dia ingin melanjutkan kegiatannya mencari Jennie.
"Aku tak tau kalian ada dimana. Tapi sungguh, demi anakku maka aku akan mencari kalian kemanapun itu. Aku sangat bersyukur dipertemukan denganmu semalam dan pagi ini, Jen. Setidaknya aku tau bahwa kalian ada di Busan.", kata Hanbin.
"Aku harus mencari kalian kemana sekarang?", tanya Hanbin seperti putus asa.
Dia bahkan mengacak - acak rambutnya dengan keras.
"Jujur, aku tak ingin pulang jika tanpa kalian.", kata Hanbin yang tanpa dia sadari, air matanya telah membasahi pipinya.
"Tuhan, kumohon ... pertemukan aku dengan anakku walau hanya sebentar itu tak masalah bagiku. Aku ingin memastikan bahwa Jennie tak menggugurkan anak kami. Dan aku ingin mendengar anakku memanggilku dengan sebutan appa, walau hanya 1x. Kumohon, Tuhan.", mohon Hanbin pada Tuhan.
Dirasa sudah cukup tenang, Hanbin memilih membuka sosial medianya.
"Ella.", panggil Hanbin ketika dia melihat nama pengguna sosial media yang dia yakini milik anaknya.
Dilayar ponsel Hanbin tertera nama 'ella_kim' sebagai nama pengguna sosial media milik seorang anak yang Hanbin anggap sebagai anaknya.
"Apa itu kau, chagiya?", tanya Hanbin.
"Eo, appa yakin bahwa akun ini milikmu.", kata Hanbin.
"Haruskah appa mengirimkan DM padamu?", tanya Hanbin.
"Sepertinya memang harus.", kata Hanbin.
Lalu dengan perlahan, Hanbin mengetikkan sesuatu untuk dikirimkannya pada akun bernama ella_kim itu.
'Annyeong, apa kau gadis bernama Ella? Kim Ella? Anak dari Kim Jennie? Jika iya, tolong balas DM ini secepat mungkin.', begitulah isi pesan yang Hanbin kirimkan pada akun bernama ella_kim itu.
"Cepat balas pesan appa, chagiya.", kata Hanbin penuh harap.
Saat sedang melihat - lihat foto Jennie dan Ella, ponsel Hanbin kembali berbunyi serta layarpun berubah menampilkan panggilan masuk dari appanya.
"Yeoboseyo, appa.", sapa Hanbin.
"Kau dimana? Cepat pulang sekarang juga! Malam ini, kita ada acara makan malam dengan keluarga Yeri. Awas saja jika kau tak ada dirumah saat jam 5 sore, kau pasti tau apa yang akan appa lakukan padamu.", ancam appa Hanbin, setelah itu dia langsung mematikan panggilannya.
"Ais, jinjja. Yeri ... Yeri ... Yeri ... dan Yeri. Selalu saja Yeri. Bagaimana caraku bayar hutang pada keluarganya selain dengan cara menikah dengannya?", tanya Hanbin emosi ketika dia tau alasan diadakannya acara makan malam dengan keluarga Yeri, itu sudah pasti akan membahas rencana pernikahan ke-5 mereka yang kemungkinan besar akan digagalkan lagi oleh Hanbin.
Author POV End
Jennie POV
Aku baru saja turun dari taksi. Aku langsung masuk kedalam rumah dan menguncinya.
"Mianhae, Han eomma. Aku tak bekerja hari ini. Ini semua karena appa Ella. Yak! Ais, mengapa dia datang lagi ke restoran? Bagaimana jika besok dia datang lagi? Apa aku harus pindah dari Busan? Haruskah aku ke Jeju? Tapi ... tapi ... tapi disana adalah tempat dimana Hanbin menghancurkan masa depanku.", kataku sambil menangis ketika mengingat kejadian di Jeju.
"Guerae, aku harus pindah dari Busan. Aku harus pindah ke Jeju. Harus. Aku harus. Ini demi kebaikan Ella. Aku tak mau sampai Hanbin mengambil Ella dariku. Ella adalah anakku, dia tak berhak membawanya. Dia telah membuangku dan juga Ella, anaknya sendiri.", tangisku semakin menjadi - jadi. Hingga tak terasa aku lelah dan tertidur disofa ruang santai.
|°•○●○•°□■□°•○●○•°|
Siang hari, kurasakan ada seseorang yang membangunkanku dari tidur nyenyakku.
"Eo, Ella-ya.", panggilku.
"Ne, eomma. Mengapa eomma tidur di sofa? Dan juga, mengapa eomma tak bekerja? Apa eomma sakit?", tanya Ella bertubi - tubi.
"Hem, eomma hanya kelelahan saja maka dari itu eomma sampai tertidur disini.", kataku.
Aku tak berbohong, aku memang lelah. Lelah dengan segalanya.
Ani, aku sedang tak membicarakan tentang pekerjaanku. Tapi, aku sedang membicarakan tentang masalahku dengan Hanbin. Aku lelah. Aku ingin dia tak menggangguku lagi."Eo, kalau begitu pindahlah kekamar eomma.", kata Ella.
"Geurae, eomma akan pindah kekamar. Kau cepat ganti seragammu, dan jangan lupa makan eo?", kataku yang akan melanjutkan tidurku lagi. Sungguh, aku terlalu lelah menangis.
Mungkinkah mataku bengkak? Tapi, apakah Ella tak menyadari itu?"Ne, eomma.", kata Ella.
Jennie POV End
Ella POV
Aku tak tau, apakah aku salah lihat atau tidak. Tapi, sepertinya itu memang benar. Mata eomma terlihat bengkak. Apa eomma tadi menangis? Tapi, ada apa? Hari ini eomma juga aneh, tak bekerja dan tidur di sofa? Dan tadi, pintu terkunci? Itu biasa jika eomma pergi bekerja, tapi hari ini eomma di rumah. Lalu, mengapa harus dikunci? Yah, untungnya eomma selalu menyuruhku membawa kunci cadangan jika aku pergi. Jadi, aku bisa masuk.
Ah, lebih baik lupakan sejenak tentang eomma. Aku harus ganti seragam dan makan, setelah itu baru aku mengecek sosial mediaku.
"Em, entahlah. Atau lebih baik kucek dulu sosial mediaku? Rasanya aku sangat ingin mengeceknya. Kira - kira ada apa, eo? Perasaannku terus mendorongku untuk mengecek sosial mediaku.", kataku sambil membuka sosial mediaku.
"Wah, ada DM. Apakah ini dari seorang artis? Ah, jika benar ... aku akan memamerkannya pada temanku.", kataku, lalu dengan penasaran kubuka DM itu dengan semangat.
"Hng? bi_ai? Nugu?", tanyaku penasaran.
Lalu dengan mantap kubuka isi DM itu.
'Annyeong, apa kau gadis bernama Ella? Kim Ella? Anak dari Kim Jennie? Jika iya, tolong balas DM ini secepat mungkin.', begitulah isi pesan yang dikirimkan dari akun yang bernama bi_ai.
"Hng? Dia tau nama eomma? Siapa dia? Haruskah kubalas? Atau kuberitaukan pada eomma?", tanyaku bingung.
Sungguh aku sangat bimbang.
"Bagaimana ini, dia bilang 'jika aku adalah anak dari Kim Jennie, tolong balas DM ini secepat mungkin.'. Haruskah aku membalasnya? Apakah tak apa - apa? Bagaimana jika dia orang jahat? Eomma pasti akan marah padaku.", kataku.
Ella POV End
.
.
TBC.Gimana part 8nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.

KAMU SEDANG MEMBACA
We Miss You Kim Hanbin
FanfictionSuatu hari, ada dua murid SHS yang tak sengaja melakukan kesalahan yang sangat fatal. Dari kejadian tersebut, gadis itupun akhirnya hamil. Dan saat gadis itu meminta pertanggung jawaban dari lelaki yang menghamilinya, lelaki itu malah memintanya unt...