23

920 109 23
                                    

1 Minggu Kemudian

Jennie POV

"Aku kan sudah bilang, carikan rumah yang sederhana saja.", kataku saat aku dan Ella sampai di Seoul, tepatnya dirumah baru kami.

"Ini untuk Ella juga, Jen. Aku ingin anakku tinggal ditempat yang layak.", kata Hanbin.

"Jadi, maksudmu rumahku di Busan itu tak layak untuk Ella? Begitu?", tanyaku.

"Sudah, eomma, appa. Aku tak suka kalian selalu bertengkar seperti ini.", kata Ella menengahi.

"Eo, sudah jangan dibahas. Masuklah.", kata Hanbin sambil membawakan barang - barangku dan Ella.

Akhirnya kami bertiga masuk kedalam rumah yang lebih cocok disebut sebagai istana ini.

"Em, hanbin-a.", panggilku saat aku dan Hanbin sudah sampai didepan sebuah kamar yang berada dilantai 2.

Ella? Entahlah, sepertinya dia sedang melihat -lihat rumah baru ini lantai dibawah.

Kulihat, rumah ini memiliki 4 kamar. Dan aku berniat untuk mengajak sahabatku tinggal disini. Tapi, aku harus meminta izin Hanbin terlebih dahulu. Karena rumah ini adalah rumah atas nama Hanbin. Sebenarnya, aku ingin mengganti uang yang telah dia pakai untuk membeli rumah untukku. Tapi ,saat tau dia membeli rumah sebesar ini maka aku sudah pasti tak mampu menggantinya.

"Wae?", tanyanya sambil berhenti dan berbalik menghadapku.

"Em, aku memiliki sahabat. Dan dia juga ditempatkan di Seoul. Apa dia bisa tinggal disini? Aku sudah menganggapnya seperti saudaraku sendiri ketika di Busan.", kataku.

"Pria?", tanya Hanbin.

"Aniya, dia perempuan. Namanya Kim Jisoo.", kataku.

"Em, geurae. Asal bukan pria, aku mengizinkan.", kata Hanbin.

"Ingat! Pria yang boleh masuk kedalam rumah ini hanyalah aku, jika aku tau kau membawa masuk pria selain aku maka aku tak segan - segan mengusirmu. Dan jangan tanyakan tentang Ella, karena Ella akan tetap tinggal dirumah ini bersamaku.", ancam Ganbin sambil melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

"Yak! Bagaimana bisa? Jika kau mengusirku, maka Ella tetap ikut denganku.", kataku sambil mengikutinya kekamar.

"Aku tak mau tau, karena begitulah peraturannya. Jadi, jangan sekali - kali kau membawa pria lain untuk memasuki rumah ini. Jika kau melakukannya, bersiaplah pergi tanpa Ella.", kata Hanbin sambil meletakkan barang - barangku dan Ella.

"Yak!", teriakku.

Bagaimana bisa dengan tiba - tiba dia membuat peraturan seperti itu? Ais, aku benar - benar tak terima.

"Diamlah, ini bukan hutan. Lebih baik kita pergi kesuper market untuk belanja bahan makanan, karena tak ada apa - apa di dapur.", kata Hanbin.

Cih, menyebalkan. Jujur, aku jadi takut jika dia sudah mengancam seperti itu. Aku tak bisa hidup tanpa Ella.

Selama ini aku yang merawatnya, jadi aku tak akan rela jika dia dengan seenaknya ingin mengambil Ella dariku.

Jennie POV End

Author POV

Kini mereka bertiga sedang berada dimobil. Jennie baru saja menghubungi Jisoo, dia bilang akan menjemput Jisoo di hotel.

Setelah belanja, Jennie langsung menyuruh Hanbin pergi kehotel yang dia maksud.

"Appa, sebenarnya orang yang akan kujodohkan dengan June ahjussi adalah Jisoo imo. Orang yang akan kita jemput. Dia sangat cantik dan baik, June ahjussi pasti akan suka kan appa?", tanya Ella pada Hanbin.

"Molla. Apa dia tinggi? Tubuhnya sexy?", tanya Hanbin pada Ella.

"Mwo? Mengapa appa bertanya seperti itu?", tanya Ella.

"Karena bagi June ahjussi, cantik dan baik saja tak cukup.", kata Hanbin.

"Jadi, June ahjussi menyukai gadis tinggi dan bertubuh sexy?", tanya ella dengan polosnya.

"Eo.", jawab Hanbin singkat.

"Mungkin Jisoo imo setara dengan tinggi eomma? Atau mungkin lebih tinggi eomma sedikit? Ah molla, June ahjussi tipe pemilih. Mungkin karena itu juga dia tak laku - laku.", kata Ella putus asa mencarikan jodoh untuk June.

"Ya sudah, tak perlu memikirkannya. Jika Tuhan berkehendak, detik ini juga dia akan menemukan jodohnya.", kata Hanbin.

"Ne. Sama sepertiku, aku menunggu kehendak Tuhan atas keluarga kita.", kata Ella.

"Apa maksudmu, Ella-ya?", tanya Jennie yang sedari tadi hanya diam.

"Aku ingin appa dan eomma menikah.", kata Ella mantap.

"Mwo? Yak! Itu tak akan mungkin.", kata Jennie.

"Eo, chagiya. Eomma dan appa hanya teman, sampai kapanpun kami hanya akan menjadi teman. Tapi, appa akan selalu ada untukmu walau appa dan eomma tak terikat pernikahan.", kata Hanbin.

"Wae? Mengapa hanya sebatas teman?", tanya Ella.

Tapi, Jennie dan Hanbin hanya diam. Bagi Hanbin, itu semua sudah jelas. Jennie menolaknya.
Tapi, bagaimana dengan Jennie?
Rasa bencinya lebih dominan daripada rasa cintanya pada Hanbin.

"Mengapa hanya diam?", tanya Ella.

"Mianhae, Ella-ya.", sesal Jennie.

"Jujur, aku hanya butuh keluarga yang utuh. Bukan permintaan maaf dari eomma.", kata Ella.

"Mianhae, Ella-ya. Eomma belum bisa.", kata Hennie tanpa sadar.

"Baiklah, jika eomma belum bisa. Aku akan menunggu. Kecuali, jika eomma bilang tak bisa. Maka aku tak tau lagi harus bagaimana.", kata Ella sambil tersenyum tipis.

Author POV End
.
.
Tbc.

Gimana part 23nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all. 🙏

We Miss You Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang