16

1K 141 17
                                        

Hanbin POV

Ketika aku tertidur, aku merasakan ada seseorang yang memelukku dari samping.
Rasa ingin tauku membuatku terbangun dari didurku. Tapi saat aku ingin membuka mataku, kudengar Ella yang sedang mengungkapkan isi hatinya. Akhirnya aku memilih mendengarkan keluh kesahnya dengan berpura - pura tidur.

"Appa memang sangat tampan, aku beruntung memiliki appa yang sangat tampan. Jika saja teman - temanku tau bahwa aku memiliki appa tampan seperti appa, aku pasti tak akan diejek sebagai anak haram lagi disekolah.", katanya.

Jadi, benar? Anakku mendapat ejekan seperti itu disekolah? Aku tak bisa tinggal diam.

Apa sekarang aku harus membuka mataku? Tapi, Ella pasti akan sangat terkejut.

Sebagai jawaban atas apa yang kudengar tadi, aku membalas pelukan anakku. Itu tanda bahwa aku menyayanginya. Aku akan melindunginya, walau bagaimanapun caranya.

"Appa.", panggil Ella lirih.

"Hem.",dehemku.

"Appa sudah bangun?", tanya Ella panik.

"Eo.",jawabku singkat.

"Sejak kapan? Apa appa mendengarku berbicara sendiri tadi?", tanya Ella semakin panik.

"Aniyo, appa baru saja bangun.", bohongku.

"Ah, syukurlah.", kata Ella lirih.

"Wae? Memangnya apa? Apakah penting? Appa tak mendengarnya tadi, jadi beritau appa sekarang.", kataku.

"Em, aku ... aku .. . aku ingin ke Pantai Haeundae.", kata Ella yang juga berbohong.

"Ah, Pantai Haeundae?", tanyaku memastikan.

"Ne, aku ingin kesana.", kata Ella.

"Kau hanya ingin itu?", tanyaku.

Aku bermaksud memancingnya agar dia mau jujur tentang yang dia ucapkan tadi.

"Ne, hanya itu untuk sekarang. Suatu saat, aku ingin meminta sesuatu yang banyak pada appa. Dan appa harus menyanggupi semua keinginanku kelak.", kata Ella.

"Tenang saja, selagi appa mampu maka appa akan memberikan segalanya yang kau inginkan. Karena kau sangat berharga untuk appa.", kataku.

"Gomawo appa, saranghae.", kata Ella.

"Nado saranghae, chagiya.", jawabku.

Hanya dengan mendengar anakku memanggilku dengan sebutan appa saja aku sangat senang, itu artinya anakku mengakuiku sebagai appanya. Apa lagi mendengar pengakuan cintanya padaku. Sungguh aku lebih dari kata senang. Aku sangat bersyukur.

Tapi, bagaimana jika Ella tau yang sebenarnya? Tau bahwa aku dan Jennie tak pernah menikah? Tau bahwa dia sebenarnya adalah hasil dari sebuah kesalahan? Dia pasti akan sangat kecewa padaku dan Jennie, atau mungkin hanya padaku karena Ella pernah bilang bahwa dia akan berada dipihak Jennie walau selama ini Jennie telah membohonginya. Tapi, semalam adalah bukti bahwa Ella membutuhkanku disisinya.

Hanbin POV End

AUTHOR POV

#di rumah Jennie

Karena lama mencari Ella, Jennie jadi benar - benar terlambat. Akhirnya dia tak pergi bekerja hari ini.

"Hanya berdiam diri dirumah sendirian seperti ini ternyata sangat membosankan.", kata Jennie.

"Aku sudah lama tak pergi untuk refreshing.", lanjutnya.

"Mungkin aku harus mengajak Ella pergi kesuatu tempat besok, karena besok adalah hari minggu. Tapi, apakah Ella mau?", tanya Jennie.

"Ella pasti mau, jika aku sudah menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi semalam.", kata Jennie.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Dan sampai sore hari, Jennie terus memikirkan bagaimana cara dia menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi semalam pada anaknya. Bahkan Jennie sampai lupa waktu, dia tak sadar bahwa sampai sore hari seperti ini Ella belum juga pulang dari sekolahnya.

#di Pantai Haeundae

"Ahjussi, kau tampan. Tapi kenapa belum menikah sampai detik ini? Bahkan temanmu sudah mempunyai anak berusia 9 tahun.", kata ella pada June.

Dan teman June yang Ella maksud adalah Hanbin.

"Em, itu karena ahjussi belum menemukan gadis yang tepat.", jawab June malu.

"Ah, geurae? Lalu, adakah tipe ideal gadis yang kau inginkan?", tanya Ella.

"Mengapa kau bertanya seperti itu? Apa kau ingin mendaftar menjadi calon istrinya?", tanya Hanbin sinis.

"Aniyo, appa. Siapa tau ada teman eomma yang bisa menjadi jodoh June ahjussi, iyakan ahjussi? Aku ini hanya membantu June ahjussi saja appa, apa tak boleh?", tanya Ella.

"Ah, ne.", jawab June semakin malu.

"Cih, itu artinya dia tak tampan. Jadi sampai sekarang, June ahjussi belum menikah.", kata hanbin pada Ella, berniat menggoda June.

"Yak! Jika aku marah padamu, aku tak akan pernah mau menemanimu ke Busan lagi.", kata june.

"Aigoo, mungkin ini yang membuatmu belum menikah sampai sekarang. Kau sangat kekanakan, ahjussi.", kata Ella sambil tertawa.

"Yak! Kau benar sekali chagiya. June ahjussi memang kekanakan.", kata hanbin yang ikut memanas - manasi June.

"Ella-ya, bagi ahjussi ... appamu terlalu cepat memilikimu. Kau tak seharusnya lahir saat appamu masih berusia 18 tahun.", kata June tiba - tiba.

Seketika Hanbin dan Ella sama - sama terdiam detik itu juga. Hanbin terdiam karena dia terkejut, sedangkan Ella terdiam karena dia sedang mencerna ucapan June.

Author POV End
.
.
Tbc.

Gimana part 16nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.

We Miss You Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang