Jennie POV
Hari ini, Jisoo yang membuatkan sarapan untukku dan Ella. Dia juga yang membersihkan rumah.
Semenjak Hanbin memberitaukanku bahwa dia sudah memiliki tunangan, aku benar - benar tak fokus dalam melakukan segala hal.
Untungnya, aku akan mulai bekerja minggu depan. Jadi aku bisa memperbaiki suasana hatiku agar aku tak mengacau ditempat kerjaku nanti.
"Eomma, appa sudah datang. Aku pergi dulu eo?", kata Ella yamg sudah berada di kamarku.
"Hem, baiklah. Hati - hati dijalan.", kataku sambil keluar untuk mengantarnya sampai kedepan rumah.
Saat sudah sampai didepan rumah, aku merasa gugup. Aku gugup, saat fokusku menemukan keberadaan Hanbin.
"Eo, Jen. Aku akan pergi mengurus kepindahan Ella kesekolah barunya.", kata Hanbin.
À
"Eo.", jawabku singkat."Ayo, Ella.", ajak Hanbin pada Ella.
"Ne.", kata Ella singkat.
Lalu, Hanbin membukakan pintu mobil untuk Ella.
"Em, Hanbin-a. Apa kau ada waktu setelah mengurus kepindahan Ella?", tanyaku saat hanbin ingin masuk kemobil. Lalu, hanbin mengurungkan niatnya.
"Em, ada. Aku akan meeting siang hari. Jadi pagi ini, aku free. Wae?", tanya Hanbin.
"Aku ingin minta tolong padamu.", kataku.
"Eo, tentu saja. Aku pasti akan membantumu. Katakan saja.", kata Hanbin.
"Aku dan Jisoo perlu kemeja baru untuk bekerja, jadi apa kau bisa mengantarkanku untuk membelinya?", tanyaku hati - hati.
"Eo, geurae. Kalau begitu ikutlah dengan kami, agar kita bisa langsung pergi ke butik.", kata Hanbin.
"Sekarang?", tanyaku.
"Eo, aku dan Ella akan menunggumu di mobil.", kata Hanbin.
"Ne.", kataku singkat lalu aku langsung pergi kekamar untuk bersiap - siap sebentar.
Jennie POV End
Author POV
Jennie terlihat sedang memilih kemeja untuk dirinya dan Jisoo.
Jisoo tak ikut karena ukuran tubuhnya sama dengan ukuran tubuh Jennie. Jadi Jisoo hanya menitip saja. Karena jika kemeja itu pas di tubuh Jennie, maka kemeja itu juga akan pas ditubuh Jisoo. Sedangkan Ella dan Hanbin pergi mencari kemeja untuk Hanbin.
Saat Jennie sedang asik memilih kemeja, tiba - tiba dia dikejutkan oleh dua orang dibelakangnya.
"Kim Jennie?", panggil salah satu dari orang yang berada dibelakang Jennie.
"Eomma? Appa?", Jennie terlihat sangat terkejut.
Eo, orang yang memanggil Jennie adalah eommanya. Dan kini dua orang dihadapan Jennie adalah eomma dan appanya.
"Apa kabarmu, Jen? Eomma merindukanmu.", kata eomma Jennie sambil memeluk Jennie.
Jennie yang masih terkejutpun hanya diam.
"Appa juga merindukanmu, Jen. Mian, appa telah mengusirmu. Selama kau pergi, appa dan eomma sangat kesepian. Appa ingin kau kembali kerumah, Jen.", kata appa Jennie sambil menunduk karena menyesal telah mengusir anak satu - satunya itu.
Eomma Hennie akhirnya melepaskan pelukannya pada Jennie karena tak mendapatkan respon dari Jennie.
"Kabarku baik. Dan, aku sudah bahagia sekarang.", kata Jennie yang tanpa sadar sudah meneteskan air matanya.
"Apa dia bertanggung jawab padamu?", tanya appa Jennie tiba - tiba.
Dia yang dimaksud appa Jennie adalah pria yang menghamili Jennie.
"Dimana cucu eomma, Jen? Kau tak menggugurkannya kan?", tanya eomma Jennie yang melihat Jennie hanya sendirian di butik.
Tak lama, Ella datang bersama Hanbin.
"Eomma.", panggil Ella sambil menghampiri Jennie.
Tapi, Jennie hanya diam dihadapan kedua orang tuanya.
"Eomma, gwenchana?", tanya Ella yang melihat Jennie menangis.
"Em, permisi. Anda siapa?", tanya Hanbin pada appa Jennie.
"Aku appanya, lalu kau siapa?", tanya appa Jennie pada Hanbin.
Hanbin terkejut, dia tak tau harus menjawab apa. Dia sangat takut sekarang. Dia takut appa Jennie akan menghajarnya jika tau bahwa dialah yang sudah menghamili anaknya.
"Ini anakku, Kim Ella.", kata Jennie memperkenalkan Ella pada eomma dan appanya.
"Jinjja? Cucuku sudah sebesar ini?", kata eomma Jennie tak menyangka.
"Eo, ini sudah hampir 11 tahun berlalu.", kata Jennie.
"Mianhae, Jen. Eomma dan appa mengusirmu, karena saat itu kami sangat terkejut dan tak bisa menerima kabar itu dengan baik. Lalu tanpa berpikir panjang, kami mengusirmu. Mianhae.", sesal eomma Jennie.
"Geurae, lupakan masa lalu. Aku sudah memaafkan eomma dan appa. Lagi pula sekarang aku sudah bahagia.", kata Jennie sambil tersenyum pada Ella.
"Lalu, siapa dia?", tanya appa Jennie pada Jennie sambil melirik Hanbin.
"Dia ... dia adalah appa dari anakku.", kata Jennie sambil menatap appanya.
"Appa kandung?", tanya appa Jennie memastikan.
Dan Jennie hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Geurae, baguslah jika kau mau bertanggung jawab atas perbuatanmu.", kata appa Jennie pada Hanbin.
"Eo, dia bertanggung jawab. Tapi kami tak pernah menikah.", kata Jennie.
"Maksudmu?", tanya eomma jennie tak mengerti.
"Selama ini, kami tak pernah menikah.", kata Jennie.
"Mwo?", appa Jennie terlihat tak terima dengan pengakuan Jennie.
Bahkan appa Jennie terlihat ingin menghajar Hanbin, dan dengan cepat Jennie berdiri tepat dihadapan appanya dengan membelakangi Hanbin sambil merentangkan tangannya.
"Apa yang akan appa lakukan? Appa tak boleh menyakitinya.", kata Jennie.
"Yak! Tapi dia tak mau bertanggung jawab atas dirimu.", kata appa Jennie tak mengerti.
"Aku yang tak mau.", kata Jennie.
Appa Jennie tak habis pikir dengan Jennie.
"Bagaimana bisa kau menolak tanggung jawab dari pria yang telah menghamilimu?", tanya appa Jennie.
"Hatiku belum bisa menerimanya. Gwenchana, setidaknya dia bertanggung jawab pada anaknya.", jawab Jennie.
"Eo, yeobo. Jangan dipaksa, Jennie pasti trauma. Biarkan saja, mungkin Jennie ingin mencari pria yang lebih baik lagi. Setidaknya dia bertanggung jawab pada cucu kita.", kata eomma Jennie menenangkan appa Jennie.
"Lalu, kau tinggal dimana sekarang?", tanya appa Jennie yang sudah mulai mereda emosinya.
"Aku tinggal dirumahnya.", kata Jennie.
"Mwo? Apa lagi ini,Jen? Kalian tinggal bersama tanpa ikatan pernikahan?", tanya appa Jennie yang kembali emosi.
Author POV End
.
.
TBC.Gimana part 26nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.

KAMU SEDANG MEMBACA
We Miss You Kim Hanbin
FanfictionSuatu hari, ada dua murid SHS yang tak sengaja melakukan kesalahan yang sangat fatal. Dari kejadian tersebut, gadis itupun akhirnya hamil. Dan saat gadis itu meminta pertanggung jawaban dari lelaki yang menghamilinya, lelaki itu malah memintanya unt...