24

944 123 16
                                    

Autor POV

"Turunlah, aku akan tetap dimobil.", kata Hanbin saat mereka sudah sampai diparkiran hotel tempat Jisoo berada.

"Aku juga.",kata Ella.

Lalu, Jennie pun akhirnya turun sendirian untuk menjemput Jisoo.

Dan tak lama, dari jauh Hanbin dan Ella melihat Jennie keluar dari hotel dengan satu wanita dan satu pria.

"Appa lihat? Pria itu yang selalu mengantar eomma pulang dari restoran. Pada pria itu juga eomma hanya mengakuiku sebagai adiknya. Aku tak suka padanya.", adu Ella.

"Eo, appa lihat. Dia cukup tampan. Apa kau tak ingin pria tampan itu menjadi appa keduamu?", tanya Hanbin pada Ella.

Jujur, Hanbin benci membahas ini. Dirinya sendiri tak bisa menerima kenyataan jika ternyata dirinya sedang mendorong Ella agar Ella mengizinkan Jennie untuk menikah dengan pria lain selain dirinya.

"Tidak untuk sekarang dan selamanya. Aku hanya akan memiliki satu appa, dan itu adalah appa. Lagi pula, bagiku appa lebih tampan darinya.", kata Ella sambil menatap Hanbin.

Hanbin tersenyum puas. Sebenarnya memang itu yang ingin dia dengar dari anaknya.

"Lalu, bagaimana jika kau memiliki dua eomma?", tanya Hanbin hati - hati.

Eo, dia sudah menyerah pada Jennie. Dan kini dia ingin belajar menerima Yeri dihidupnya, itu jika Ella mengizinkannya.

"Aku akan membunuh appa.", kata Ella.

"Yak! Kau sangat mengerikan. Apa kau tak takut dosa eo? Ingin membunuh appa kandungmu sendiri?", tanya Hanbin.

"Itu karena appa berusaha membunuhku lebih dulu secara perlahan.", kata Ella.

"Mwo?", Hanbin tak mengerti dengan apa yang Ella bicarakan.

"Mungkin aku akan stres nantinya, gila dan yah jiwaku mati.", kata Ella.

"Yak! Kau tak boleh bicara seperti itu. Kau harus tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Jangan berpikiran yang tidak - tidak.", kata Hanbin.

"Dengar, jika kau tak mengizinkan appa untuk menikah maka tak apa. Appa tak akan menikah. Tapi, biarkan eomma menikah dengan pria yang dia cintai eo?", nasihat Hanbin.

"Eomma hanya mencintai appa.", kata Ella.

Seketika Hanbin pun tertawa.

"Wae, appa?", tanya Ella.

"Chagiya, mengertilah. Eomma tak mencintai appa. Appa ataupun kau, tak bisa terus menerus memaksa eomma. Kau harus tau, appa telah ditolak oleh eomma. Dan itu tak hanya sekali. Melihat appa yang sudah berubah seperti sekarangpun tak membuat eomma berubah pikiran untuk menerima appa. Apa kau mengerti? Jadi, jangan paksa eomma untuk menikah dengan appa bahkan untuk mencintai appa.", pesan Hanbin.

Tepat setelah hanbin selesai berbicara, Jennie mengetuk kaca mobil Hanbin.

"Tolong bantu masukkan barang - barang Jisoo ke bagasi.", kata Jennie.

Lalu, Hanbin langsung turun dari mobil untuk memasukan barang - barang Jisoo ke bagasi.
Dan ternyata, Kai pun ikut membantu Jisoo memasukkan barang - barng Jisoo ke bagasi mobil Hanbin.

Saat sudah selesai, Jennie berterima kasih kepada Jai tapi tidak dengan Hanbin. Dan seketika, Hanbin menyimpulkan bahwa Jennie pasti menyukai Kai.
Tapi, Hanbin tak terlalu memperdulikannya juga.

"Gomawo, Kai-ya.", kata Jennie lalu tersenyum pada Kai.

"Eo, gomawo Kai-ya sudah membantu memasukkan barang - barangku. Dan kau juga, gomawo.", kata Jisoo pada Kai dan Hanbin.

"Eo, sama-sama.", kata Kai.

Sedangkan hanbin hanya tersenyum membalas ucapan Jisoo.

Hanbin sebenarnya lebih fokus pada Jisoo daripada Jennie sekarang. Dia sedang mengingat - ingat tentang Jisoo.

"Ya sudah, ayo kita pulang.", kata Jennie.

"Kai-ya, kami pulang dulu eo?", pamit Jisoo.

"Eo, hati - hati dijalan.", kata Kai.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Saat diperjalanan pulang, Hanbin masih mengingat - ingat tentang Jisoo.

"Em, mian. Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Kurasa aku pernah melihatmu.", kata Hanbin.

"Nugu? Aku?", tanya Jisoo memastikan.

"Eo, kau.", kata Hanbin.

"Kalian memang pernah bertemu.", kata Jennie tiba - tiba.

"Hng? Kapan? Apa saat itu ada kau juga?", tanya Jisoo karena dia lupa.

"Dimana?", tanya Hanbin.

"Di restoran tempatku bekerja di Busan, saat kita pertama kali bertemu setelah sekian lama dan saat kau ingin menculikku.", kata Jennie pada Hanbin.

"Ah, itu? Eo, apakah saat aku bilang ada 2 pria tampan itu?.", kata Jisoo malu.

"Dan saat di restoran kau belum datang itu? Eo, dia memintaku untuk memanggilkanmu untuk menemuinya.", kata Jisoo sambil mengingat - ingat.

"Hem, karena dia ingin menculikku.", kata Jennie.

"Aku hanya ingin bicara berdua denganmu, bukan ingin menculikmu. Jangan mengada - ada.", protes Hanbin.

"Ne, aku adalah sahabat Jennie. Jennie sudah banyak cerita padaku tentang hubungan kalian, tapi belakangan ini dia tak bercerita apapun lagi. Dan aku sangat terkejut saat Jennie menyuruhku untuk tinggal dirumahmu, jadi apakah sekarang kalian sudah berbaikan dan menikah?", tanya Jisoo.

"Eo, kami memang sudah berbaikan.", kata Jennie.

"Tapi, kami tak akan menikah.", tambah Hanbin.

"Tak akan menikah?", tanya Jisoo memastikan.

"Itu karena eomma tak mencintai appa, imo.",kata Ella yang sedari tadi hanya diam.

"Cinta tak bisa dipaksa. Jadi, biarlah mereka berteman selama yang mereka mau.", kata Ella dengan sedikit kesal.

"Ah, begitu? Yah, kupikir jika kalian memang sudah berbaikan ... mengapa tak menikah saja? Jangan egois, ini demi anak kalian yang semakin lama semakin dewasa. Lagi pula, kalian juga semakin lama semakin berumur. Apa kalian tak akan menikah?", tanya Jisoo.

"Aku mungkin belum, karena aku menunggu restu dari anakku.", kata Hanbin.

"Appa!", Ella sangat tak suka jika maksud orang tuanya adalah mereka akan menikah dengan pasangan mereka masing - masing.

Dan Ella tau, jika yang Hanbin maksud kali ini bukan Jennie melainkan wanita lain.

"Ella pasti akan merestui kalian menikah, karena itu yang dia ingin kan. Iya kan Ella?", tanya Jisoo pada Ella.

"Tentu saja. Tapi, maksud appa adalah appa akan menikahi wanita selain eomma. Dan jujur, aku tak bisa terima itu.", kata Ella.

Tak ada yang tau, apa yang Jennie pikirkan setelah dia mendengar ucapan anaknya.

Author POV End
.
.
Tbc

Gimana part 24 nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.

We Miss You Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang