15

1K 135 7
                                        

Jennie POV

"Cha, sarapan sudah siap.", kataku pada diri sendiri.

Lalu aku duduk dimeja makan.

"Ella-ya, sarapan sudah siap.", teriakku.

Cukup lama aku menunggu, tapi Ella tak juga datang untuk sarapan.

"Apa Ella masih tidur? Aneh sekali, biasanya dia akan membantuku memasak tapi sekarang tidak.", kataku.

Lalu aku memilih pergi menuju kamarnya.

Saat sudah didepan pintu kamarnya, aku langsung mengetuk pintu kamarnya.

"Ella-ya.", panggilku.

"Bangun, chagiya.", perintahku.

"Ella-ya, ini sudah siang. Kita bisa sama - sama terlambat nanti.", lanjutku.

Karena tak ada sautan dari dalam, akhirnya aku mencoba membuka pintu itu.

"Mwo? Tak dikunci? Biasanya dia selalu menguncinya.", kataku sambil memasuki kamar anakku.

"Ella-ya.", panggilku saat tak melihat anakku didalam kamar.

"Apa kau sedang mandi, chagiya?", tanyaku sambil menghampiri kamar mandi yang berda dikamar anakku.

"Ella-ya?", panggilku. Tapi tak ada sautan dari dalam kamar mandi, akhirnya kubuka pintu kamar mandi. Dan ternyata kosong.

"Sebenarnya kemana dia?", tanyaku bingung.

"Apa dia sudah berangkat sekolah?", tanyaku lagi.

"Ah, geurae. Dia pasti sudah berangkat.", kataku saat kulihat seragam sekolahnya tak ada dilemari.

"Kau pasti marah pada eomma kan karena masalah semalam? Maafkan eomma, Ella-ya. Eomma takut jika teman baru eomma tau bahwa kau adalah anak eomma, dia akan bertanya tentang appamu. Eomma takut karena eomma tak tau harus menjawab apa nantinya. Jujur eomma merasa tak nyaman dengan teman baru eomma itu, dia terlihat sangat ingin tau tentang kehidupan eomma. Bahkan semalam,dia sampai mengantarkan eomma. Eomma yakin itu hanya karena dia ingin tau dimana eomma tinggal. Eomma sebenarnya ingin menolak, tapi Han halmeoni memaksa eomma agar mau diantar oleh teman baru eomma yang tak lain adalah keponakan dari Han halmeoni.", kataku menjelaskan.

"Sekarang eomma terlihat bodoh karena berbicara sendiri.", kataku.

"Itu yang terjadi semalam, lalu bagaimana eomma menjelaskannya padamu nanti? Jika eomma menjelaskan seperti tadi, kau pasti juga akan bertanya tenatang appa kan? Tentang apa alasan eomma takut jika teman baru eomma bertanya tentang appa.", kataku.

"Eomma harus bagaimana menjelaskannya padamu?",tanyaku.

Jennie POV End

Yeri POV

"Dasar bodoh!", teriakku.

"Jeosonghaeyo, nona.", sesal orang suruhanku.

"Cih, sebenarnya apa yang bisa kau kerjakan? Bukankah kau hanya perlu menabraknya saja? Masalah mati atau tidak, itu tak terlalu penting. Tapi aku berharap dia tak mati, melainkan lumpuh. Itu agar hidupnya dengan menderita.", kataku.

"Ne, jeosonghaeyo. Kemarin ada seorang pria yang menolongnya, jadi saya gagal membuatnya celaka.", kata orang suruhanku.

"Mwo? Seorang pria? Nugu?", tanyaku penasaran.

"Saya tidak tau, nona. Yang pasti pria itu tinggi dan tampan.", kata orang suruhanku.

"Apa pria itu sama seperti yang ada difoto ini?", tanyaku sambil menunjukan foto Hanbin.

"Em, sepertinya bukan nona.", kata orang suruhanku.

"Kalau begitu cari tau tentang pria itu.", perintahku.

"Ne, nona.", kata orang suruhanku.

"Ingat, jika kau tak bisa menjalankan tugas ini maka aku tak akan membayarmu.", ancamku pada orang suruhanku.

"Ne, nona. Akan saya usahakan untuk mencari tau tentang pria itu.", kata orang suruhanku.

"Geurae, sekarang kau bisa pergi.", kataku.

Lalu orang suruhanku membungkuk padaku sebelum pergi.

Yeri POV End

Author POV

Semalam Hanbin memesan 2 kamar, 1 untuknya dan Ella. Lalu satu lagi untuk June. Sebenarnya, Hanbin ingin pesan 3 kamar. 1 untuknya, 1 untuk Ella dan 1 lagi untuk June.

Karena saat pertama kali Hanbin ke Busan bersama June, June protes karena tidur seranjang dengan ganbin. June merasa tak nyaman tidur bersama pria lain kecuali appanya sendiri. Dan juga Ella ingin tidur bersama Hanbin, jadi Hanbin hanya memesan 2 kamar.

Kini terlihat Ella sedang memeluk sambil memperhatikan wajah appanya, sesekali tangan mungilnya menyentuh wajah appanya.

"Appa memang sangat tampan, aku beruntung memiliki appa yang sangat tampan. Jika saja teman - temanku tau bahwa aku memiliki appa tampan seperti appa, aku pasti tak akan diejek sebagai anak haram lagi di sekolah.", kata Ella.

Ella memang sering diejek sebagai anak haram. Karena saat teman - temannya diantar sekolah oleh appa mereka, Ella malah berangkat ke sekolah sendirian.

Padahal Ella sudah bilang bahwa appanya sedang bekerja diluar kota, tapi teman - teman Ella tetap mengejeknya sebagai anak haram.

Author POV End
.
.
Tbc.

Gimana part 15nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.

We Miss You Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang