31

982 116 5
                                        

2 Hari Kemudian

Ella POV

Aku sengaja bangun pagi - pagi, karena aku tak boleh sampai terlambat.
Terlambat? Eo, terlambat. Bukan kesekolah, melainkan kesuatu tempat yang harus kedatangi sekarang juga. Bahkan, sekarang baru jam 4.30 pagi.

Aku tak tau, kapan acaranya akan dimulai. Tapi, aku hanya berjaga - jaga saja. Aku harus bisa menjalankan rencanaku.

Setelah aku mandi, aku diam - diam masuk ke kamar eomma. Biasanya, eomma akan mengunci kamarnya. Tapi kali ini tidak, karena semalam kunci kamar eomma sudah kusimpan di kamarku.

Untuk apa aku kekamar eomma? Huft, tentu saja aku harus mencuri uang eomma. Tempat tujuanku lumayan jauh dari rumah, jadi aku butuh uang untuk naik taksi.

Dan aku menemukan beberapa uang ditas eomma, tanpa berpikir lagi aku langsung mengambilnya semua. Semoga saja uang ini cukup, yah setidaknya untuk pergi. Karena masalah pulang itu mudah jika rencanaku berjalan dengan lancar.

Setelah berhasil mencuri uang eomma, aku langsung keluar dari rumah untuk mencari taksi.

Ella POV End.

Jennie POV

Rasanya, hari ini aku tak ingin bangun dari tidurku. Aku tak siap untuk segalanya hari ini.

Wae? Tentu saja karena Hanbin. Hanbin akan menikah dengan wanita lain hari ini. Itu karenaku. Karena aku dengan mudahnya melepaskannya.

Selama seminggu, Ella mendiamiku. Menurut Jisoo, itu karena Ella mendengar pembicaraanku dengan Hanbin di taman belakang rumah. Itu membuatku berpikir keras. Haruskah aku menerima Hanbin? Tapi, semua itu sudah terlambat. Mulai hari ini, aku tak akan bisa lagi memiliki Hanbin bahkan dalam mimpiku sekalipun.

Jisoo benar, aku memang tak mengerti diriku sendiri. Aku tak mengerti perasaanku sendiri. Aku membohongi diriku sendiri. Dan aku mengecewakan anakku.

"Apa yang harus kulakukan sekarang?", tanyaku pada diri sendiri.

"Ah, sudah jam 6. Lebih baik aku membangunkan Ella.", kataku sambil pergi menuju kamar Ella.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

"Ella-ya, bangun. Ini sudah siang, chagiya.", kataku sambil mengetuk pintu kamar Ella.

Tapi, tak ada sautan dari dalam.

"Chagiya, eomma mohon jangan diami eomma seperti ini. Ella-ya, eomma mohon.", mohonku sambil bersandar di pintu kamar Ella.

Tapi, dengan tiba - tiba pintu kamar Ella terbuka dengan sendirinya.

"Eo? Tak terkunci?", tanyaku bingung.

Detik itu juga, Jisoo datang.

"Jen? Kau ada disini? Aku baru saja ingin membangunkan Ella, karena sarapan sudah siap.", kata Jisoo.

"Hem, aku yang akan membangunkannya kali ini.", kataku.

Eo, biasanya Jisoo lah yang membangunkan Ella dan aku yang membuat sarapan. Tapi, karena aku bangun sedikit telat jadi Jisoolah yang membuat sarapan.

"Baiklah, aku akan menunggu kalian di meja makan.", kata Jisoo lalu pergi.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Saat aku memasuki kamar Ella, aku tak menemukan Ella dikamarnya. Seketika, aku langsung berpikiran yang tidak - tidak. Apalagi, aku melihat tas sekolah Ella ada di kamarnya.

"Ella-ya, kau pergi kemana? Jangan tinggalkan eomma, chagiya.", kataku seperti orang gila.

Satu yang kupikirkan, Hanbin. Ini pasti ada hubungannya dengan Hanbin.

Lalu, aku berlari menuju meja makan tempat Jisoo berada.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

"Soo-ya, Ella tak ada dikamarnya.", teriakku saat aku sudah berada di meja makan.

"Mwo?", Jisoo terlihat panik, sama sepertiku.

"Apa kau tau dimana Ella? Karena sepertinya dia tak pergi ke sekolah.", tanyaku.

Dan jisoo terlihat berpikir.

"Aku tak tau dimana Ella. Tapi, ini hanya perkiraan saja Jen.", kata Jisoo sambil menunduk.

"Wae? Mengapa kau menundukan kepalamu? Katakan padaku, dimana Ella?", tanyaku bertubi - tubi.

"Mian, aku tak bercerita padamu jika calon istri Hanbin datang kesini dua hari lalu. Dia berpesan agar kau tak datang ke acara pernikahan mereka yang akan diadakan hari ini di Pantai Eurwangni. Dan kemungkinan, Ella me6ndengar pembicaraan kami. Karena dia sempat meminta bantuanku untuk menggagalkan pernikahan mereka, tapi aku menolaknya. Kenapa? Karena Hanbin juga berhak bahagia. Kupikir, menikah dengan wanita yang mencintainya itu lebih baik daripada menunggu wanita yang tidak mencintainya.", kata Jisoo.

"Aku mencintainya.", kataku dengan cepat.

"Mwo?",tanya jisoo terkejut.

"Aku baru menyadarinya.", kataku lirih.

"Kau terlambat, Jen.", kata Jisoo.

"Geurae, kau benar. Aku terlambat, mungkin sebentar lagi Hanbin akan benar - benar menjadi milik wanita lain.", kataku.

"Eo, jika Ella tak berhasil menggagalkan pernikahan mereka.", kata Jisoo.

Jennie POV End
.
.
TBC.

Gimana part 31nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.

We Miss You Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang