19

1K 123 15
                                        

Author POV

Saat Jennie sedang membawakan hot chocolate untuk June, Jennie berhenti sejenak karena dia melihat Hanbin yang baru saja keluar dari kamar Ella.

"Kita perlu bicara.", kata Hanbin.

"Shireo! Tak ada yang perlu dibicarakan lagi.", kata Jennie sambil kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang tamu.

"Jen.", panggil Hanbin.

"Aku membiarkan kalian bermalam disini untuk malam ini saja, besok kalian harus pergi pagi - pagi sekali.", kata Jennie.

Saat sudah sampai di ruang tamu, Jennie meletakkan hot chocolate milik June dihadapan June.

"Gomawo, kau adalah teman yang baik.", kata June.

"Tapi, mana selimutku? Kau tega membiarkanku kedinginan disini? Aku akan lebih bersyukur lagi jika kau menyediakan kamar untukku.", kata June.

"Tak ada kamar untuk kalian berdua! Jika kau ingin kamar, carilah hotel.", kata Jennie saat Hanbin sudah berdiri di belakangnya.

"Aigoo, tega sekali kau membiarkanku tidur dengan tak nyaman.", kata June.

"Aku akan tidur dikamar Ella. Kupikir itu akan cukup untuk kami berdua.", kata Hanbin.

"Terserahmu, yang terpenting itu untuk terakhir kalinya.", kata Jennie, lalu pergi mengambil selimut untuk June.

"Eo, itu akan jadi yang terakhir kalinya untuk hanbin. Karena tak lama lagi Hanbin akan tidur bersamamu.", kata June.

Hanbin hanya tersenyum.

"Yak! Apa maksudmu? Aku tak akan membiarkannya untuk meniduriku lagi. Aku tak ingin memiliki keturunan lagi darinya. Dasar pria tak bertanggung jawab!", teriak Jennie.

"Yak! Pelankan suaramu, anak kita sudah tidur.", kata Hanbin.

"Aku tak akan menidurimu seperti dulu. Dan jangan bilang aku adalah pria tak bertanggung jawab. Aku kan sudah bilang padamu bahwa aku ingin menebus segala kesalahanku. Aku ingin memulainya dari nol bersamamu dan anak kita, itu artinya aku mau bertanggung jawab atas dirimu dan anak kita.", kata Hanbin.

"Hanbin memang pria tak bertanggung jawab, Jen.", kata June.

"Yak!", Hanbin sangat tak terima.

"Tapi, itu dulu. Sekarang dia sudah menyesal. Mungkin dia sudah mendapatkan karmanya.", kata June lalu tertawa.

"Cih, teman macam apa kau? Tertawa diatas penderitaan temannya sendiri.", kata Hanbin sambil menatap June dengan sinis.

Tapi, Jennie tak memperdulikan kedua pria itu. Dia lebih memilih mengambil selimut untuk june.

Author POV End

Jennie POV

"Igo.", kataku sambil melemparkan selimut untuk June.

"Aigoo, kau tak bisa biasa saja eo?", tanya June.

"Aku ingin tidur. Jangan bawa Ella pergi diam - diam, atau aku akan membunuh kalian.", ancamku.

"Yak! Kau memang sudah berubah eo? Dulu, kau termasuk gadis pemalu. Diam adalah hobimu. Sekarang kau sangat mengerikan.", kata June.

"Temanmulah yang telah mengubahku menjadi seperti sekarang ini.", kataku pada June sambil melirik Hanbin.

"Ah, apakah Hanbin?", tanya June pura - pura bodoh, jelas dia pasti tau siapa temannya yang kumaksud.

"Sudah tidurlah, besok kalian harus bangun pagi - pagi dan pergi dari rumahku.", kata Jennie.

"Sebelum kau tidur, buatkan kopi dulu untukku.", kata Hanbin.

"Cih, buatlah sendiri.", kataku.

Jennie POV End

Hanbin POV

Bagaimana caranya agar aku bisa berbicara berdua dengan Jennie?

"Sebelum kau tidur, buatkan kopi dulu untukku.", kataku.

"Cih, buatlah sendiri.", kata Jennie, lalu dia pergi begitu saja.

"Aku tak bisa.", kataku bohong.

Lalu Jennie menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya kembali menghadapku dan June.

"Kalau begitu minta June untuk membuatkannya untukmu.", kata Jennie.

"Aku juga tak bisa.", kata June dengan cepat.

Sepertinya June mengerti apa yang kuinginkan.

"Cih, sebenarnya apa yang kau bisa?", tanya Jennie pada June.

"Menikmati apa yang sudah tersedia.", kata June dengan santainya.

"Ais.", kata Jennie lalu pergi kearah dapur.

"Gomawo, aku ingin bicara empat mata dengannya.", kataku pada June.

"Hem, kali ini seriuslah. Jangan ulangi kesalahanmu lagi.", nasihat June.

"Apa maksudmu? Tentu saja tidak.", kataku.

"Siapa yang tau kalian melakukannya lagi didapur?", tanya June.

"Yak! Kau memang gila!", kataku lalu pergi menyusul Jennie.

Jika terus berada didekat June, aku bisa ikut gila karenanya.

Hanbin POV End
.
.
Tbc.

Gimana part 19nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.

We Miss You Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang