Sakit

10K 579 54
                                    

Kali ini, aku merasa sangat pusing. Sistem pernapasanku juga sedikit terganggu. Mata juga panas banget, mau merem tapi ngerasa panas juga.

Benar, aku gejala pilek.

Astaga pilek itu merepotkan. Kemanapun harus bawa tisu atau sapu tangan. Selalu narik ingus kalau parah. Nggak suka pokoknya.

Ditambah lagi tugas dari dosen yang aku sendiri bingung. Bukan bingung karena aku gak paham, tapi bingung saja saking banyaknya mau mengerjakan yang mana. Ya salah diri sendiri sih tidak mengerjakan  tugas dengan cepat, malah nunggu dekat dateline. Kebiasaan emang! Kebiasaan buruk!

Karena aku benar-benar ngerasa nggak enak badan sampai pacarku mengajakku untuk videocall saja aku tolak. Ya dengan alasan kalau aku sedang pilek. Sampai dia chat aku.

Setelah itu, aku keluar dari kamar kost ku menuju pintu gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah itu, aku keluar dari kamar kost ku menuju pintu gerbang. Benar saja, dia dengan setelan yang menurutku gak terlalu rapi tapi tetep aja ganteng. Dia cuma pakai celana training, sandal jepit, jaket hitamnya dan dia bawa ransel. Buat apa?
Dia duduk di motor maticnya, sambil senyum tanpa dosa.

"Kan udah di bilangin jangan dateng! Bandel banget sih?" Omelku, sambil berjalan mendekatinya.

"Hehehe, gak papa sekalian nyari angin." Jawabnya dengan enteng.

"Oh ya, nih!" Dia memberikan satu kantong kresek padaku.

"Kok ada tiga? Hendery, ini udah tengah malam ya. Gak enak sama bapak ibu kost tau. Kalau aku-" jari telunjuknya ia letakkan di depan bibirku. Tidak nempel kok.

"Satunya emang buat aku, ya aku makan di kost Dejun, mumpung besok libur." Jawabnya.

"Main mulu! Emang tadi ngomong ke bunda gimana?" Tanyaku lagi.

"Aku cuma pamit lewat chat. Kan bunda masih ada di kalimantan sama ayah." Jawabnya.

"Oh iya ya. Lupa."

Lalu dia menyentil dahiku, membuatku mengaduh.

"Aw!"

"Eh tunggu!" Hendery meletakkan telapak tangannya di dahiku lagi.

"Udah gak panas tuh, udah sana masuk. Dingin, entar ingusnya keluar terus. Hehehe." Lanjutnya.

Aku tersenyum, lalu mengambil burger satu kotak paling atas. Satunya ku berikan lagi ke dia.

"Ini-"

"Gak ada keju, gak ada tomat, gak pake mayonise."

"Okey." Lalu aku mengangguk, setelahnya dia pamit dan akupun masuk ke kostku lagi.




" Lalu aku mengangguk, setelahnya dia pamit dan akupun masuk ke kostku lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(END) Hay HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang