Aku sedang dalam keadaan yang amat sangat bimbang. Dimana sebenarnya aku tidak perlu bimbang, aku melanjutkan studi bukan mencari pekerjaan. Namun sungguh, kali ini aku berfikir untuk merubah hidupku. Satu sisi aku ingin bekerja dan membantu mama papa, karena alasan adikku yang juga akan melanjutkan studi. Iya aku punya adik. Tapi disisi lain, aku juga masih ingin jalan-jalan, menikmati keadaanku sebagai seorang mahasiswa, makan-makan bareng teman emang sedikit berfoya namun tetap dalam batasan tertentu saja.
Mudahnya gini, temanku banyak yang udah kerja ngasih orang tua mereka uang hasil kerjanya. Ya karena aku dulu dari SMK, jadi ada 75 persen temanku dulu yang memilih bekerja. Gak sedikit yang kuliah, tapi juga mereka banyak yang kuliah di tempat yang tidak jauh dari rumah alias tidak merantau. Itu artinya pengeluaran pribadi mereka nggak sebanyak aku yang harus bayar kost, UKT, dan lain-lain.
Hal itu yang buat aku jadi minder, oke papa mama ku bahagia aku kuliah nunjukin IPK yang cumlaude tapi aku tahu mereka menambah porsi kerja mereka untuk biayai aku. Disana hati aku yang ikut miris.
Sebenarnya aku mau kerja part time tapi mama melarang, dia nggak mau kuliahku keganggu.
Aku ngerasa aku hidup 20 tahun belum pernah ngasih apapun ke papa mama, malah ngehabisin uang, tenaga, kesabaran milik mereka. Sedih kalo aku mikir gitu.
Walaupun banyak yang bilang kalau, kebahagiaan tiap orang berbeda. Kebahagiaan tiap orang tua pada anaknya juga berbeda. Tapi melihat mama yang saat malam hari pijat kakinya, papa yang mengeluh punggungnya buat aku jadi lembek dan pengen nangis kalo begitu.
Aku sudah berdiskusi dengan bunda masalah tawaran kak Yunoh, dan bunda juga mendukung. Mumpung saat aku sedang libur dan itu nggak akan ngeganggu kuliahku. Aku juga sudah tanya papa dan mama, mereka juga mendukung. Papa bilang, ambil aja kalo bener itu rejeki. Mama juga gitu, asal aku nggak kecapekan dan sakit.
Dengan keyakinan yang dalam aku memutuskan menerima tawaran manajer kak Yunoh untuk menggantikannya selama satu bulan.
Well, satu bulan tidak selama itu.
"Ini, jadwal manggung Yunoh untuk bulan ini. Kamu catat di hp atau kalendermu biar nggak lupa." Ucap kak Yuni, aku mengangguk sambil membaca jadwal manggung kak Yunoh.
Dan benar-benar jadwal kak Yunoh sangat padat. Hanya kosong beberapa hari di satu bulan ini.
"Kak Yuni kapan berangkat?" Tanyaku.
"Oh itu, mungkin besok pagi aku berangkat." Jawabnya.
Aku terkejut karena, aku langsung jadi manajer kak Yunoh tanpa harus di temani dulu oleh kak Yuni? Yang benar saja mana bisa aku.
"Oh ya, kalau Yunoh nyuruh kamu macam-macam. Lapor aja ke aku ya. Kalo kamu dijadiin kacung sama dia juga lapor ke aku."
"Siap kak."
"Besok Yunoh akan manggung di Solo, jadi besok siang kalian berangkat ke Solo. Udah aku reservasiin hotel buat kalian juga."
Aku mengangguk.
Ternyata yang kusebut rumah itu adalah tempat latihan kak Yunoh. Ada satu ruang, lumayan besar lengkap dengan karpet yang melapisi dinding dalam, juga ada piano, gitar dan drum.
Drum?
Kak Yunoh kan solois kenapa harus ada drum?
"Kak, kok ada Drum?" Tanyaku ke kak Yunoh yang sedang menyetel kunci gitarnya.
"Oh, ya buat iseng aja. Abis kadang bosen nyanyi main gitar atau main piano."
Aku hanya mengangguk sambil bergumam, 'oh'.
"Oh ya, pacar lo nggak marah? Gue lihat dia posesif banget."
"Oh Hendery? Nggak kok. Udah ikhlas dia."
"Ikhlas ngasih lo ke gue?"
"Emang barang? Ya ikhlas aku kerja. Katanya dia juga mau kerja di liburan ini." Aku menyentuh pinggira piano. Siapa tahu masih ada debu, kan bisa di bersihin nanti. Tapi nggak ada sebu. Bersih kok.
"Ya siapa tahu."
Aku nggak nanggepin, omongan terakhir kak Yunoh.
"Pesen Go-food dah. Gue laper nih."
Ujar kak Yunoh sambil meletakkan gitar ke sandarannya."Mau makan apa?" Tanyaku.
"Terserah aja asal jangan geprek. Gue tiga hati makan geprek mulu." Jawabnya.
"Mau bebek? Soto? Mie ayam? Bakso?"
"Lo suka makanan apa?"
"Soto, mie ayam, Bakso, sate ayam, bebek goreng."
"Ya lo pilih salah satunya."
"Mie ayam? Lagi pengen nih." Usulku kak Yunoh mengangguk.
"Mending kalo mie ayam kita makan di tempatnya deh, enakan makan di tempat daripada di pesan antar." Tambahku.
"Oke yok." Kak Yunoh menarik tanganku keluar dari rumah tempat latihan kak Yunoh dan mengajakku untuk makan ke warung mie ayam.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Hay Hendery
Fanfiction"Baby take my hand." "...." "Kok diem?" "Emang kenapa?" "Ya lanjutinlah." "Apanya?" "Baby take my hand." "Kok malah megang tangan?" "Katanya suruh take my hand." "Nyanyinya lanjutin." "Gak tahu, aku gak tahu lagunya." "Yaudah, gak jadi nyanyi. Gak m...