Ini adalah hari H dimana konser besar itu dilaksanakan, gak nyangka keringat selama 3 bulan akan terjadi hari ini. Sungguh aku benar-benar gak nyangka banget.
Panitia, khususnya sie Acara sedang berjalan kesana-kemari untuk mempersiapkan segalanya. Sama juga dengan sie perlengkapan yang sedang mengangkat barang untuk acara. Atau juga Sie konsumsi yang sedang menata snack dan makanan untuk bintang tamu atau panitia lain, dan tamu undangan. Ya sesibuk itu mereka.
Benar, aku dan teman-temanku sie sponsorship sedang bersama penjual yang mau mendirikan tenant di acara kami.
"Mbak, nanti acara dimulai kapan?" Tanya ibu-ibu yang jualan sosis bakar.
"Kira-kira sesuai jadwal nanti sore setelah maghrib bu." Jawab Ala temanku.
Ibu-ibu tadi menghela nafasnya.
"Ra, gimana Yunoh udah datang belum?" Tanya kak Kun, aku menggeleng.
"Katanya lagi kena macet di dekat bandara." Jawabku.
"Aduh,,,, acaranya udah mau di mulai dan Yunoh akan tampil setelah band dari Fakultas Seni."
"Tenang ya kak, aku bakal hubungi kak Yunoh lagi." Ucapku lalu kak Kun mengangguk dan berlalu menuju sie lain.
Kasihan kak Kun, jadi ketua di acara besar dan kelihatan dia pusing dan capek banget.
Aku menghubungi kak Yunoh lagi, kali ini aku menelponnya.
📞
"Halo kak Yunoh."
"Iya kenapa? Lagi macet ini beneran suwer."
"Iya kak, Rara percaya. Gini disana motor bisa nyalip nggak?"
"Kalo motor mah lancar aja, salip-salip gitu."
"Oke, kakak sekarang dimana? Maksudnya dekat mana?"
"Baru aja keluar dari bandara 10 meteran."
"Yaudah, kakak nepi aja. Aku jemput dulu. Tunggu ya kak."
Lalu aku mematikan panggilan.
Oke, sekarang waktunya pinjam motor.
TTIN TTIIIINNNN!!!
Pasti ini, Hendery.
Menatapnya sengit, dia tertawa lebar.
"Eh Hen, pinjam motor dong." Ucapku.
"Buat apa? Mau kemana?"
"Buat jemput guest star aku. Kak Yunoh."
"GAK! Gak boleh!"
"Huft. Pelit banget, yaudah."
Baru selangkah aku pergi, udah di tarik aja lenganku. Kebiasaan ini Hendery tuh.
"Yaudah, aku aja yang jemput dia."
"Bener?" Tanyaku
"Iya. Dia dimana sekarang?"
"Di dekat bandara kayaknya 10 meteran dari bandara deh."
"Oke."
"Eh. Bentar." Tahanku dulu.
"Apa?"
"Makasih sayang."
Hendery senyum terus ngangguk, harus disayang-sayang biar gak cemberut terus.
Udah setengah jam lebih, tapi Hendery belum balik juga. Dia dimana lagi?
Akhirnya aku menelpon Hendery
📞
"HEN KAMU DIMANA?"
"Halo, masih di jalan."
Waduh ternyata ini kak Yunoh.
"O-oh, iya kak. Hati-hati."
Lalu aku memutus panggilan.
Bego. Bego. Bego.
Akhirnya, Hendery sampai juga. Aku dengan cepat berlari kearah Hendery.
"Huh huh huh."
"Hey, kenapa pakai lari-lari sih?" Kata Hendery.
Aku menghirup nafas dalam.
"Makasih Hen. Oh ya, ayo kak. Kakak harus make up dulu." Ujarku ke kak Yuhoh.
Kak Yunoh mengangguk lalu turun dari motor.
"Ayo." Lalu aku dan kak Yunoh berjalan menuju backstage.
"Kamu berhasil Ra. Salut sama kamu." Ucap Aca, yang bertugas menjadi make up artis dadakan. Karena sebenarnya kak Yunoh akan di make up oleh timnya, tapi karena timnya terjebak macet jadilah mencari MUA dadakan.
Aku duduk di kursi sebelah kak Yunoh sambil bernafas merilekskan badan.
"Oh ya, kak tadi lama banget motor juga ikut macet?" Tanyaku pada kak Yunoh.
"Nggak juga, emang sengaja gue suruh agak pelan."
Aku menghembuskan nafasku. Lalu hpku berdering.
📞
"Ada apa Hen?" Tanyaku
"Gak papa, nanti setelah acara aku mau ngajak kamu makan malam."
"Tapi gak bisa janji ya, nan-"
Panggilan terputus.
"Ra. Hendery di depan, nyariin kamu. Sana gih temuin dia." Kata Kak Kun saat masuk ke ruang makeup.
Aku mengangguk lalu keluar dari ruangan.
"Kenapa?"
"Kamu ganti tugas. Jangan jadi L.O si solois itu." Kata Hendery.
"Ha? Hen kamu jangan ngaco. Ini udah tugas aku. Udah sana kamu cari tempat paling depan." Ujarku.
"Nggak. Kamu jangan mau-"
"Ra, make up udah selesai. Kak Yunoh nyariin kamu. Mau minta sesuatu katanya." Ujar Aca setelah keluar dari ruang.
Aku mengangguk.
"Duluan ya, kamu sana cari-"
"Aku mau pulang." Lalu Hendery berlalu.
Haish, kenapa lagi sih sama Hendery?
.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Hay Hendery
Fanfiction"Baby take my hand." "...." "Kok diem?" "Emang kenapa?" "Ya lanjutinlah." "Apanya?" "Baby take my hand." "Kok malah megang tangan?" "Katanya suruh take my hand." "Nyanyinya lanjutin." "Gak tahu, aku gak tahu lagunya." "Yaudah, gak jadi nyanyi. Gak m...