Kamu kapan berubah?

2.9K 329 5
                                    


Hendery itu orang benar-benar pelupa. Katanya kemarin dia akan melakukan survei lokasi ke daerah Bantul. Dan sekarang aku harus balik ke kost mengambil helm untuk teman Hendery yang akan ia bonceng. Dan itu aku jalan kaki, Hendery masih ada kelas terakhir.

Panas banget cuacanya sekarang. Gak tahu Yogyakarta panas gitu. Sampailah aku di Fakultas Hendery. Disana aku langsung telpon Hendery.

"Kamu dimana? Aku udah di depan Gedung Dekanat fakultasmu."

"Oh oke. Aku kesana ya sayang, tunggu."

"Hm."

Kusimpan lagi hpku kedalam kantong Rok yang kukenakan.

Dari arah barat, depanku Hendery berlari kearahku. Rambut Hendery yang terus bergerak itu buat kacau pandangan aku. Sungguh. Dia tambah ganteng!

"Mana?" Tanyanya.

Aku mengulurkan helm yang aku pegang.

"Makasih, yuk aku antar balik."

"Okey."

Lalu aku mengikuti Hendery berjalan disampingnya.

"Lain kali, buat alarm. Untung ada gantinya. Coba kalo nggak? Mau gimana?" Omelku sambil berjalan.

Hendery tertawa.

Kenapa sih setiap aku ngomel, Hendery selalu saja ketawa. Gak lucu padahal.

"Ya, beli helm baru mungkin."

"Mentang-mentang uang beasiswanya turun aja sombong. Huh!" Ledekku.

"Ya jelas." Jawabnya.

Hendery ini juga dapat Beasiswa berprestasi dari salah satu perusahaan yaitu perusahaan papanya. Yah gitu deh.




Kamipun sampai di parkiran, disana ada teman-teman Hendery. Seperti Dejun, Yangyang, Kak Winwin, kak Kun, kak Ten dan ada Lucas juga. Eh ada satu cewek sih disana yang aku gak tahu namanya.

Aku hanya tersenyum begitupun mereka. Aku kenal mereka tapi gak terlalu dekat, ya cuma kadang ikut kumpul Hendery. Itupun aku sibuk sama pekerjaan atau tugasku yang lain.

"Oh ya, nih kenalin Dinda teman aku yang mau ikut sama aku." Ucap Hendery.

"Oh iya. Hay, kenalin aku Numanira, panggil aja Rara." Ucapku lalu menjabat tangan cewek itu.

"Dinda. Temen Hendery."

Aku cuma ngangguk.

"Yuk aku antar dulu."

Aku pun mengikuti Hendery lagi setelah mengucap 'daaaa~' gitu.







"Nanti kamu boncengan sama siapa?" Tanyaku saat perjalanan ke kostku.

"Sama Dinda." Jawab Hendery.

"Oh gitu, okey."

"Jangan marah, gak ngapa-ngapain kok. Cuma bareng dia aja."

"Iya tahu, udah biasa juga kan kamu bonceng cewek."

"Hah?"

"Hah heh hah heh mulu kayak tukang keong. Udah sampe sini aja, aku mau mampir ke kost bunbun."

Hendery menghentikan motornya, dan akupun turun.

"Gak usah marah, sumpah aku cuma bonceng dia doang."

"Iya, aku harus percaya."

"Ayo naik, aku antar sampai kost temanmu."

Aku menggeleng.

"Gak usah, sampe kost aja. Mau cuci sepatu."

Hendery mengangguk.




Hendery ini dulu tipe playboy yang pacaran sama 3-4 orang sekaligus dalam satu pertemuan. Awalnya emang Hendery izin kepacar pertama kedua ketiganya gitu. Sebel kalo dengar dari cerita Yangyang atau Dejun.

Dan waktu dia utarain perasaan dulu, dia janji udah sembuh dari playboynya. Tapi kadang aku juga dapat info dari teman kalau mereka lihat Hendery bonceng cewek, makan di cafe sama cewek, atau jalan bareng cewek. Aku sih bodo amat gitu soalnya mereka cuma bilang pake kata dan gak ada bukti foto atau video. Bukannya aku susah percaya, tapi pas aku cerita ke Dejun. Kata Dejun emang caranya gitu, gimanapun agar Hendery putus sama aku dan ya mereka akan berjuang dapetin Hendery. Gitu banget? Iya.

Pernah aku tanya Hendery kenapa dia bonceng cewek, jawabnya 'ya kan cuma bonceng doang.' aku fikir iya juga, aku gam mau Hendery kebebani pas lagi pacaran sama aku, aku gak mau seakan-akan aku ngekang dia. Ya kalau kebebasan itu nanti disalahgunain sama Hendery ya biarin aja deh.

Mau gimana? Aku cuma pacarnya bukan istri sahnya. Eh belum deng.




(END) Hay HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang