Berada di lingkungan kampus itu ada kebahagiaan dan tidaknya.
Yang pertama adalah bahagia memakai wifi yang di sediakan kampus. Mau streaming atau download apapun gak bingung mikir kuota. Yang kedua kebahagiaan sama teman-teman walaupun sekadar ngegibahin hal gak penting. Ya kayak sekarang, aku dan Komi lagi gibahin NCT127. Aku yang ngebiasin Mark NCT dan Komi yang ngebiasin Doyoung, jadilah kita ribut sendiri. Tapi entahlah, rasanya bebanku ikut berkurang. Gak tahu beban yang mana.
Sedangkan susahnya, kalau ketemu dosen dan di tanya tentang kekurangan pertemuan perkuliahan. Dengan berat hati harus menerima tugas tambahan pengganti kuliah, dan harus diumumin di grup kelas.
Bukan masalah gak mau dapat tugas tapi ketika dari pihakku, aku Komi atau Bunbun menyampaikan tugas. Jawaban dari teman sekelas adalah, 'oke makasih, kerjain ntar nyontek ya.' jadi sebel-sebel kesel gitu."Lo beneran putus sama Hendery?", Tanya Bunbun mengganggu hibahan aku.
"Hm? Kalo iya kenapa?" Tanyaku balik.
Nih liat.
Maksudnya apa sih Si Hendery ini? Mau ngajak temenan? Sorry, aku masih sakit hati. Gak mau egois juga tapi kali ini aku juga perlu buat egois biar sembuh dulu luka di hati aku."Bener lo putus sama Hendery?" Tanya Komi, aku mengangguk meng-iyakan.
"Karena dia selingkuhkan?" Tebak Bunbun. Aku juga mengangguk lagi.
Eh tunggu, darimana dia tahu?
"Dari-"
"Tahulah, udah tahu dari awal dia selingkuh sama teman SMAnya." Tambah Bunbun.
"Oh yang namanya Serli Serli itu? Dih kalo gue sih langsung gue semprot pake baygon tuh." Celetuk Komi.
Aku terkejut, darimana mereka tahu? Aku belum cerita kesiapa-siapa. Apa Dejun? Gak mungkin, dia gak mungkin seember itu sama orang.
Baru aja tadi aku liat Tweetnya ini udah ketemu aja di kampus. Ngapain dia di fakultasku? Mau nyari Serli apa ya?
"Ra!" Panggil Hendery, aku nggak noleh malah mempercepat jalanku. Malas ketemu dia, rasanya pengen nyakar wajahnya.
"Hei tunggu!" Cegahnya sambil narik tangan kiri aku.
"Apa?" Tanyaku cetus.
Hendery mengangkat kedua tanganku, ia genggam seeratnya. Sambil menatapku sendu.
Maaf aku gak bakal ketipu tatapan penghianatan itu.
"Aku minta maaf, aku salah udah selingkuh dari kamu. Aku minta maaf." Ujarnya, aku tersenyum lalu pelan-pelan menarik tanganku yang ia genggam.
"Maaf? Harusnya gue yang minta maaf udah jadi perusak hubungan lo sama pacar lo." Lalu aku berbalik arah.
Dari arahku, ada kak Ten dan kak Kun dengan tatapan nyalangnya yang menakutkan. Menatapku, atau Hendery? Entah yang ada mereka berjalan kearahku. Aku mencium bau kemarahan. Hingga Hendery yang mereka bawa menjauh.
Ah mungkin Dejun yang nyuruh pikirku.
Setelah itu Lucas memanggilku, dan berlari kearahku dengan tergopoh-gopoh.
"Ra?"
"Hey. Iya, kenapa?"
"Hendery... Itu. Tolong dia." Cemas Lucas aku masih blank dan hanya diam.
"Hendery,,, ........RA?"
Tunggu, suara Lucas kenapa berbeda?
"RARA!"
Loh suara Hendery, tunggu!
"Ra! Tolong Hendery Ra di- dia. AW!" Suara Lucas yang mengerang kesakitan dan Lucas ambruk menyenggolku hingga aku tidak cukup kuat menahan keseimbangan lalu jatuh dari gedung kuliah lantai 5.
BRAK!
"Astaga, jam segini tidur?" Suara samar-samar kudengar. Aku membuka mataku.
"Hendery? Lo ngapain disini?" Tanyaku.
"Lah, kan kamu yang minta beliin martabak." Jawabnya.
"Ha? Gimana? Bukannya kita udah putus ya?"
"Putus? Kapan?"
"Ka-kamu selingkuh sama Serli."
"Serli siapa?"
"Hen, beneran. Sini hp kamu. Mau aku cek tweet kamu."
Aku meraih ponsel Hendery, lalu mengecek twitternya. Dan tidak ada tweet Hendery hari ini, terakhir kemarin dia ngetweet.
"Tunggu! Jadi aku mimpi?" Tanyaku.
Hendery hanya menggedikan bahunya.
"Makanya, sebelum maghrib jangan tidur! Mentang-mentang lagi gak sholat aja seenaknya." Omel Hendery, lalu aku memeluk perutnya.
"Hen, astaga aku mimpi kamu selingkuh terus juga kita putus."
"Haish.... Udah. Cuma mimpi doang. Yuk sini, makan dulu martabaknya. Keburu dingin." Lalu aku mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Hay Hendery
Fanfiction"Baby take my hand." "...." "Kok diem?" "Emang kenapa?" "Ya lanjutinlah." "Apanya?" "Baby take my hand." "Kok malah megang tangan?" "Katanya suruh take my hand." "Nyanyinya lanjutin." "Gak tahu, aku gak tahu lagunya." "Yaudah, gak jadi nyanyi. Gak m...