Kulihat sudah pukul setengah satu siang, kurasa aku melewatkan jam istirahatku kembali. Ya, 30 menit sudah waktuku kembali ku berikan pada kertas-kertas di depanku ini.Semakin hari, semakin menumpuk kertas di meja kerjaku. Juga semakin lama rasa pegal semakin terasa.
Baiklah, waktunya istirahat dan aku harus pergi dari kantor sebelum pukul dua siang.
"Eh Rara. Kau mau pergi kemana?" Tanya Jinyoung padaku, saat kita bertemu di lobby kantor.
Aku tersenyum, lalu menepuk bahu kanannya.
"Aku pulang dulu, ada acara penting." Jawabku lalu kulanjutkan jalanku.
Sebuah mobil sudah menungguku di depan kantor, tanpa basa-basi aku masuk kedalam mobil. Menyapa seseorang yang memang harus menjemputku.
"Hai. Lama ya?" Tanyaku, dia menggeleng.
Ku pasang sabuk pengaman, lalu menoleh kearahnya. Terlihat sendu sekali, aku jadi kasihan.
"Kamu kenapa? Sedih?" Tanyaku.
"Iya, di kantor tadi kacau banget. Pelanggan yang komplain, bagian gudang yang hilang. Intinya kacau banget!" Curahnya, lalu aku sedikit terkekeh. Pasalnya dia masih lucu setiap kali mengomel seperti itu.
"Lain kali di rencanakan yang benar, adain evaluasi." Saranku lalu ia menghela nafas, dan mulai melajukan mobil yang kami tumpangi.
"Langsung ke sekolah?" Tanyanya.
Aku mengangguk dan berdehem.
Menatap pepohonan yang seakan ikut bergerak, langit biru, dan masih dengan kemacetan di Yogyakarta. Iya, aku kembali ke bumi romantis itu. Masih dalam perusahaan yang sama namun cabang baru. Dan benar, hanya aku dan Jinyoung yang di pindah. Sedangkan Sania, dia harus mengurus anak dan suaminya.
Tiga puluh menit setelahnya, sampailah di pintu gerbang sebuah taman kanak-kanak. Aku keluar terlebih dahulu dari mobil.
Menunggu mereka yang harus ikut pergi denganku.
"Mama!" Teriak gadis kecil dengan kedua kuncir di kepala yang bergerak lucu.
Aku menyambutnya, memeluk gadis itu dan mencium dahinya.
Dan fakta lain, aku sudah menikah dan memiliki anak.
"Papa?" Tanya gadis di sebelahku.
"Di mobil, Ayo." Ajakku.
Tujuan kami selanjutnya adalah menuju bandara, seseorang akan pulang dari dinas luar negerinya.
"Ma, Mila lapar nih." Ucap gadis kecil di belakangku.
"Mau makan dulu?" Tawarku.
"Kalo aku gak nolak." Sahut seseorang di sampingku.
"Aku ngajak makan anak-anak bukan kamu." Jawabku, lalu ia tertawa.
"Ayu juga mau makan?" Tawarku.
"Tentu, papa juga makankan?"
"Iya jelas dong."
Tak menunggu satu jam, hanya kurang beberapa menit. Kami sampai di sebuah tempat makan, aku memesankan makanan untuk mereka.
"Tambah jamur krispi dong." Ujarnya padaku.
Aku menggeram, "kenapa gak dari tadi?"
Tak ada yang lucu, tapi dia malah tertawa.
"Tidak pernah berubah, Xiao Dejun!" Ujarku, lalu kembali ke tempat pesan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Hay Hendery
Fanfiction"Baby take my hand." "...." "Kok diem?" "Emang kenapa?" "Ya lanjutinlah." "Apanya?" "Baby take my hand." "Kok malah megang tangan?" "Katanya suruh take my hand." "Nyanyinya lanjutin." "Gak tahu, aku gak tahu lagunya." "Yaudah, gak jadi nyanyi. Gak m...