Holiday Yeay

750 106 21
                                    



Besok, aku berniat untuk pergi jalan-jalan bareng Enjun. Kalo mama pasti nolak kalo gak bareng papa, mama males kalo naik motor capek gak bisa selonjoran. Papaku lagi ada pekerjaan di luar kota kemarin baru berangkat.

"Njun, mbak beli brownis amando kemarin di kulkas tolong ambilin dong sayang." Pintaku pada Enjun yang duduk di sofa sampingku.

"Enjun minta tapi ya." Ujarnya aku mengangguk.




Enjun lagi ambil Brownis yang ku minta tadi, tiba-tiba ponselku berdering.

Biasa, Hendery video call. Setiap hari dia Video call aku, ya walaupun obrolan gak penting. Dan pasti diselipkan dia pengen nikah. Udah bahaya sama Hendery ini.









📲

"Ada apa?" Tanyaku sambil mencari posisi yang bagus dan terang.

Gak sambil main rambut kok.

"Kangen kamu."

Aku tersenyum lalu ku berikan love sign dengan jempol dan telunjukku.

"Mau denger suara ikan nggak?"

"Emang ikan bersuara?"

"Iyalah, baru tahu ya? Bentar tunggu dulu."

Aku melihat Hendery sambil rapihin rambutnya dan jalan.

"Mana?"

"Ini nih, tuh ikan warna-warni aku namanya upin ipin. Pinterkan sampe temenan sama ubur-ubur, keong, sama ada ikan kembung nih. Tuh lihat ketemu kura-kura lah kura-kuranya bicara juga loh. Tunggu kok cumi-cumi pake kaca mata?"

Aku ketawa ngelihat Hendery ngoceh nggak jelas dengan kartun pinipin yang ia tunjukkan.

"Itu yang pake kacamata kuda laut Hendery."

"Eh iya, hahahaha salah nih."

Lalu kami ketawa bersama.

"Mbak, ini- oh ada mas Hendery. Halo mas!" Sapa Enjun.

Lalu aku narik Enjun biar duduk di samping aku.

Hendery lambaiin tangannya.

"Nih, mirip nggak aku sama Enjun." Ujarku ke Hendery sambil menarik leher Enjun biar lebih dekat sampai menempel pipi kamu berdua.

"Hey! Gak boleh nempel-nempel."

Enjun ketawa terus cium pipiku.

"Enjun! Awas ya kalo aku kesana. Abis kamu!"

Hendery mengancam Enjun, yang diancam malah ketawa gak selesai-selesai. Akupun juga ketawa.

















Karena malam ini, aku dan Enjun lagi sama-sama gak punya kerjaan. Jadi kami berkumpul di kamarku duduk bersila di atas ranjang.

"Kak maen UNO yuk." Ajak Enjun.

"Kalo kalah diapain?" Tanyaku.

(END) Hay HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang