11. Soeur et Cry.

4.1K 571 167
                                    

Soeur et Cry. (Sister and Cry)

&&&


Ayas.

Waktu gue bangun, ternyata Iyas ketiduran di bantal yang sama kayak gue. Dan dia kembali meluk gue kayak waktu itu, bahkan sampai detik ini. Sampai gue bangun, Iyas masih meluk gue dan masih tidur.

"Iyas, kamu syuting jam berapa?" tanya gue pelan sambil nepuk pundak dia.

Iyas ngejawab asal. "Jam delapan, Yas."

Gue ngeliat ke arah jam dinding dan ternyata sekarang udah jam enam pagi. Gue kesiangan, belum bikin roti. "Iyas, aku mau mandi."

Iyas cuma bergumam dan akhirnya ngelepasin pelukannya. Gue langsung buru-buru bangun dan siap-siap. Setelah gue selesai mandi, tiba-tiba Mama nelepon gue.

"Iya kenapa, Ma?"

"Mama sama Papa mau ke kafe kamu, Yas."

"Hah??? Di Bandung?" pekik gue kaget.

Dan seneng hehe.

"Iya, ini Mama sama Papa pengen ngobrol sama Ayas. Bisa gak?"

"Bisa kok. Nyampe ke kafe jam berapa?"

"Hmm kayaknya sekitar jam delapan atau jam sembilan? Gimana?"

"Boleh. Ayas tunggu ya Ma."

"Iya, see you sayang."

Gue langsung senyum lebar banget dan loncat-loncat sambil nahan teriak. Tapi tiba-tiba ada suara tawa yang bikin gue berhenti.

Iyas.

Iyas lagi ketawa sambil ngeliatin. Walaupun rambutnya acak-acakan dan wajahnya keliatan baru bangun tidur, gue gak tau sejak kapan Iyas ngeliatin gue yang heboh sendiri.

"Iyas, gak ada yang minta kamu ketawa ya."

Iyas nyoba nahan tawanya dan langsung turun dari tempat tidur gue. Dia ngedeket terus nyubit hidung gue pelan. "Bahagia banget, ada apa?"

Gue mau gak mau langsung senyum. "Mama dan Papa mau kesini berdua dong, Iyas."

"Kamu seneng banget keliatannya." Jawab Iyas sambil senyum. "Ngaca deh, mata kamu berkilauan."

Gue ketawa. "Karena aku emang seneng, Iyas! Ini tuh momen langka bangeeet."

Iyas ngangguk ngerti sambil nepuk pelan kepala gue. "Aku ikut mandi disini ya?"

Gue ngangguk. "Langsung ke lokasi syuting?"

Sekarang giliran Iyas yang ngagguk. "Kenapa?"

"Termos punya aku dibawa gak?"

Iyas ngangguk lagi.

"Coba siniin, biar aku bikinin kopi buat kamu di lokasi nanti."

Setelah Iyas ngasih termosnya, gue langsung bikin sarapan untuk kita berdua dan juga bikinin dia makan siang. Pasti susah kan buat Iyas nyari makanan disini, apalagi dia bukan orang Bandung.

Setelah Iyas selesai mandi, kita berdua makan dengan tenang.

"Kamu hari ini keliatan lebih nyantai, Yas."

Gue yang lagi makan langsung ngeliat ke arah Iyas dan senyum. "Hari ini aku gak akan buka kafe, mungkin aja Mama dan Papa mau aku ajak jalan-jalan?"

Iyas senyum dan langsung ngusap pelan rambut gue. "Have fun, Yas. Be happy today."

Gue senyum lebar dan mengangguk. "Iyas juga. Semangat ya hari ini? Semoga semuanya lancar. Hati-hati kalau jalan, nanti jatuh lagi kayak waktu itu."

In Our BackyardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang