À cause de la caméra. (Because of The Camera)
&&&
Ayas.
Gue tidur bareng Iyas.
Tidur dalam artian implisit dan gue ngerasa tepat melakukan semua itu sama Iyas.
Karena dia gak bikin gue takut waktu kita ngelakuin semua itu dan dia berlaku sangat lembut sama gue.
Bahkan setelah malam itu, Iyas berkali-kali nanya sama gue takut gue gak nyaman atau menyesal. Dan gue dengan yakin menggelengkan kepala karena Iyas memperlakukan gue dengan sangat baik.
Gue gak menyesal karena Iyas orangnya.
Gue membalik badan supaya gue bisa liat punggung gue di cermin dan berdecak kesal. Hari ini gue mau dateng ke Gala Premiere filmnya Iyas, tapi punggung gue justru ada bekas-bekas dari Iyas tadi malem.
Iya, tadi malem kedua kalinya gue tidur sama Iyas.
Dan seperti yang gue pernah bilang, Iyas selalu memperlakukan gue dengan sangat baik waktu kita berdua melakukannya.
"Yas, kenapa?" tanya Iyas sambil ngancingin kemejanya.
"Kamu ngerusak baju aku, Iyas."
Iyas berkerut bingung dan langsung nyamperin gue. "Baju yang mana? Aku gak sengaja injek apa gimana? Kok aku gak tau."
Gue cuma bisa menghela napas karena Iyas keliatan stupidly innocent. "Ini baju aku buat ke Gala Premiere film kamu, tapi sekarang gak bisa dipake karena liat nih," ucap gue sambil menurunkan jubah mandi sampai ke pinggang.
"Ngerti kan, Iyas?"
Iyas menggeleng. "Emang baju kamu kayak gimana? Bukannya aku bilang yang item bagus?"
Gue menggeleng. "Aku mau pake yang merah. Yang merah itu backless, Iyas."
Iyas ketawa terus meluk gue dari belakang. "Hari ini aku ngerasa bangga banget ngerusak outfit kamu."
Gue memutar mata kesel. "Iyas nyebelin ya?"
Iyas lagi-lagi cuma ketawa dan nyium pundak gue. "Iya, maaf. Sana ganti baju, pasti aku tungguin kok."
Gue langsung ngeliat ke arah jam dan menghela napas. "Untung aku jago dandan cepet dan rambut aku udah selesai ditata ya, Iyas! Kita gak akan telat kok. Sepuluh menit aku udah siap."
Iyas ngangguk kecil dan kembali sibuk ngancingin bajunya sementara gue langsung lari ke kamar mandi dan ganti dengan gaun pilihan Iyas.
Gue keluar buru-buru dan ngeluarin make up seadanya dan langsung segera dandan. Gue gak akan punya waktu, jadi gue cuma memastikan rambut gue masih sesuai dengan apa yang gue mau. Selesai. Gue dateng karena Iyas yang undang jadi gue gak perlu terlalu khawatir.
Disana, gak akan ada yang kenal sama gue selain Iyas jadi gak masalah. Semuanya aman.
"Iyas, ayo."
Iyas yang lagi minum langsung tersedak. "Kamu udah selesai? Cepet banget. Aku kalau nunggu Mami atau Anin bisa sampai dua jam."
Gue cuma bisa terkekeh ngeliat wajah Iyas yang beneran kaget. "Aku tau sekarang bukan waktunya buat dandan santai, Iyas. Kamu harus ada disana tepat waktu."
Iyas ngangguk dan mendekat ke arah gue. "Parasayu."
"Apa?" tanya gue bingung.
"Pantesan nama kamu Parasayu."
KAMU SEDANG MEMBACA
In Our Backyard
Fanfic(Series #6 Moersjid - TAMAT) Arias, Parasayu, dan dunia mereka yang salah. trigger warning: perselingkuhan [Cerita belum direvisi sejak tahun 2019]