Le meilleur et le pire. (The Best and The Worst)
&&&
Iyas.
"Jadi setelah ngilang dua hari, terus tiba-tiba ada di UGD Rumah Sakit Swasta di Bandung dengan denyut nadi lemah, lo langsung masuk kantor hari ini?"
Gue ngangguk atas pertanyaan Danu.
Mungkin karena tuntutan pekerjaan, hubungan gue dan Danu emang kayak gini. Tiba-tiba dia rese tapi tiba-tiba biasa lagi.
"Terus siapa yang bawa lo ke UGD sih?" lanjut Danu ngikutin gue.
Gue mengangkat bahu gak tau. "Gak tau, waktu gue bangun udah ada Mami dan Anin."
"Jadi lo sekarang mau kemana?"
"Gue mau ketemu Mala, mau ngomongin semuanya."
Danu diem dan tiba-tiba dia nepuk pundak gue. "Sorry, Yas. Gue pikir selama ini gue terlalu ikut campur sama urusan lo dan Mala."
Gue noleh bingung sama sifat Danu yang tiba-tiba.
"Apapun keputusan lo, gue harap bisa ada jalan keluar buat semuanya."
Gue ngangguk dan senyum ke arah Danu.
Hari ini gue bakal ketemu Mala. Kemarin-kemarin gue beneran gak bisa mikir apa-apa setelah Ayas pergi gitu ada dari apartemen. Gue coba tungguin di depan rumahnya, tapi Ayas sama sekali gak nunjukkin tanda-tanda disana sampai gak tau gimana tiba-tiba gue bangun udah diinfus.
Gue janjian sama Mala di tempat makan di salah satu Mall.
Gue liat Mala belum dateng dan akhirnya gue duduk di salah satu meja yang kosong.
Gak lama dari sana Mala dateng.
Gue senyum kecil waktu dia duduk dan setelah itu gak ada diantara kita yang mau mulai ngomong.
Sampai akhirnya gue ngerasa sangat jenuh sama semua hal ini dan buka suara.
"La... Aku kesini mau ngomong sama kamu."
"Sebenernya aku udah mau ngomong ini dari lama banget, tapi waktu itu keadaannya jadi susah."
Mala akhirnya natap gue.
"Mala, aku gak bisa ngelanjutin lagi hubungan kita."
"Seperti yang kamu tau, aku punya perempuan lain di belakang kamu. Seperti yang kamu liat di TV, itu semua emang aku, La."
Mala keliatan nunduk dan gue menghela napas.
Gimanapun juga, susah untuk nyakitin orang secara langsung kayak gini.
Gue kenal Mala dari lama, gue tau gue lagi menyakiti dia sekarang.
"Ya, La? Aku gak bisa ngelanjutin lagi hubungan kita. Aku mau kita putus."
Mala diem dan suasana jadi hening. Gue juga bingung harus ngomong apa lagi karena gue yakin Mala udah tau semuanya, dan rasanya gue gak perlu nambahin bumbu sakit hati lagi buat dia.
"Kak Iyas..."
Gue ngeliat ke arah Mala.
"Mala tau kok Kak Iyas pasti lagi bingung aja."
"Mala... Mala tau mungkin kemarin Kak Iyas lagi jenuh sama hubungan kita. Tapi gak usah sampai putus Kak. Mala gak apa-apa kok. Mala ngerti."
"Nggak La kamu gak ngerti."
Mala tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya dan ngeliat ke arah gue. "Mala yakin Kak Iyas cuma lagi terbawa suasana aja. Mala bakal tunggu Kak Iyas balik lagi kayak biasanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
In Our Backyard
Fanfiction(Series #6 Moersjid - TAMAT) Arias, Parasayu, dan dunia mereka yang salah. trigger warning: perselingkuhan [Cerita belum direvisi sejak tahun 2019]