Café et sommeil. (Coffee and Sleep)
&&&
Iyas.
"NG!"
"Kita ulang dari scene lima, semua balik ke posisi masing-masing!"
"Scene 5, camera rolling, action!"
Clapperboard diketukkan dan syuting hari ini kembali dilanjutkan. Gue dan tim udah ada di lokasi syuting sejak jam tiga pagi karena kita butuh ngambil gambar suasana subuh.
Ini udah jam dua siang.
Ada banyak detail di setiap scene yang membuat pengambilan gambar gak bisa diselesaikan dengan gampang begitu aja.
Berhubung ini film keluarga, gue butuh menonjolkan sisi sentimentil dari sebuah keluarga. Jadi butuh lebih banyak effort yang mungkin nanti setelah filmnya jadi gak akan keliatan sebagai hal besar, tapi justru itu yang jadi detail penting.
Setelah itu, jam lima sore kita semua break sebentar. Gue ikut masuk ke dalem rumah yang kita sewa untuk tempat istirahat dan ngeliat para pemain lagi mingle dengan satu sama lain.
Gue ngecek handphone, ada chat dari Mala yang bilang kalau dia mau ada kegiatan kampus yang gue gak paham. Terus dia mau pergi naik gunung. Gue gak ngerti sama jurusannya Mala, jadi gue iya-iya aja.
Lagi pula, itu haknya Mala buat bereksplorasi dan main sepuasnya sama temen-temen dia. Walaupun gue pacarnya, gue dan dia terbiasa untuk gak saling melarang. Jadi, yaudah.
"Yas, gimana?" tanya Danu yang tiba-tiba duduk di sebelah gue.
Gue ngelirik dia sebentar dan mengerutkan kening gue bingung. "Gimana apanya?"
"Ke cover gak gosip lo waktu itu?"
Gue menghela napas malas. Danu tuh ngapain juga sih bahas-bahas lagi ini semua. "Iya, semuanya udah selesai."
"Mala gimana responnya?"
"Biasa aja." Jawab gue santai.
"Sumpah?!" pekik Danu kaget.
"Asli ya. Gue gak ngerti sama Mala deh. Gue tuh kalau jadi cewek dan jadi cewek lo terutama, gue marah lah woy liat lo masuk hotel sama cewek lain."
Gue muter mata waktu denger Danu ngomong gitu. "Gak usah lebay lo."
"Tapi itu beneran elo, Yas? Gue janji gak akan ngomong sama siapa-siapa. Itu beneran elo?"
Gue diem beberapa saat kemudian ngangguk. "Emang gue."
"Anjir." Pekik Danu kaget. "Ngapain anjiiiir?"
"Iya makanya lo gak usah lebay. Ini semua gak kayak lo pikirin."
"Yas! Gimana gue gak mikir aneh-aneh. Disana tuh videonya lo masuk sama cewek itu hampir tengah malem, katanya kalian dari minimarket."
"Lo baca gak sih di akun gosip itu lo dituduh beli apaan?" lanjut Danu masih dengan nada heboh walaupun suaranya pelan.
Gue ngangguk. "Ya tapi kan aslinya gue gak beli kondom."
"Ya terus orang-orang bakal percaya gitu? Lo liat gak sih videonya ada dua? Terus lo sama cewek itu keluar kamar subuh-subuh."
Gue ngangguk lagi. "Emang gue nganterin pulang."
Danu tiba-tiba mukul kepala gue. "Arias! Jangan santai-santai banget elah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
In Our Backyard
Fiksi Penggemar(Series #6 Moersjid - TAMAT) Arias, Parasayu, dan dunia mereka yang salah. trigger warning: perselingkuhan [Cerita belum direvisi sejak tahun 2019]