Yeux pétillants. (Sparkling eyes)
&&&
Ayas.
"Satu open toast, dua chocoberry toast, sama satu gambas ya, Kak."
Gue yang baru banget menata satu porsi gambas langsung tersenyum ke arah Zizi sambil mengacungkan jempol. "Oke."
"Minumannya gimana, Zi?"
"Udah aku sama Kak Mural handle semua kok, Kak. Kak Ayas perlu bantuan gak?"
"Hmm, bawain rotinya boleh? Kak Ayas bikin gambas dulu."
"Oke."
"Thanks, Zi."
Zizi ngebales gue dengan gesturnya sambil berlalu ke tempat roti-roti disimpan. Sedangkan gue langsung nyiapin lagi satu porsi gambas beserta hot platenya di deket gue.
Semenjak Kak Andra ke sini dan dia milih gambas sebagai menu favoritnya, makanan ini emang jadi makanan paling laris apalagi di jam makan siang.
Seneng sih, tapi lumayan repot juga.
"Nih Kak rotinya." Ucap Zizi tiba-tiba sambil nyimpen beberapa roti buat gue bikin toast.
"Aku bantuin deh ya, Kak? Di depan ada Kak Mural dan pesanan minuman udah selesai semua."
Gue langsung senyum lebar dan ngangguk ke arah Zizi.
"Kak Iyas ke kantor, Kak?"
Gue menggeleng sambil nahan senyum, "tadi subuh dia ke Jakarta. Ada meeting katanya sama orang-orang di sana."
"Oh, Kak Ayas sendirian dong hari ini?"
Gue otomatis menggeleng sambil tersenyum kecil. "Iyas selesai meeting jam dua belas siang, barusan Kakak telepon kata Mami ternyata Iyas lagi tidur di rumah. Tadi Mami bilang sih Iyas sore pulang."
"Gak capek apa Kak?"
"Siapa?"
"Kak Iyas?"
Gue terkekeh pelan. "Capek, lah. Tapi Kakak bilangin suruh LDR dia gak mau."
"Ya iya sih, kan udah LDR nya lima tahun."
Gue tersenyum sambil ngedeket ke arah Zizi. "Tinggal yang chocoberry ya? Sama Kakak aja, Zi."
"Oke, deh. Aku ke depan lagi ya, sambil beresin meja kotor."
"Sip."
Gue langsung ngelanjutin sisa pekerjaan gue yaitu dua porsi chocoberry toast.
Kalau gue harus cerita, gue dan Iyas udah nikah selama satu tahun. Ya, kita beneran tinggal di sini sekarang. Di lantai atas kafe gue yang besarnya gak seberapa bahkan kalau harus dibandingkan sama apartemen Iyas di Jakarta.
Iyas kerja di kantornya yang ada di Bandung, lebih sering lagi dia kerja lewat telepon, facetime, atau email. Kalau ada hal penting kayak hari ini, baru dia ke Jakarta. Dan biasanya gak pernah nginep.
Pasti gue selalu dapet telepon dari Mami kalau Iyas ke rumah. Mami seringnya minta gue ke sana juga, tapi berhubung gue ada kafe, gue jarang bisa ikut Iyas ke Jakarta. Jadinya ya gitu, biasanya paling telat jam tiga sore Iyas udah berangkat lagi ke Bandung.
Dan seperti yang gue ceritakan tadi ke Zizi, Iyas gak pernah mau gue tawarin LDR. Katanya mending pulang-pergi.
Selain itu, Zizi sekarang udah resmi bantuin gue di kafe. Gue pernah tanya apa dia mau cari kerjaan lain di tempat yang labih 'baik', tapi Zizi bilang gak mau dan lebih baik kerja di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Our Backyard
Fanfic(Series #6 Moersjid - TAMAT) Arias, Parasayu, dan dunia mereka yang salah. trigger warning: perselingkuhan [Cerita belum direvisi sejak tahun 2019]