33. Lettre de moi.

4.3K 326 35
                                    

Lettre de moi. (letter from me)

&&&

Hai, rasanya kita gak pernah berkenalan secara resmi ya?

Namaku Kamala, dan semua orang memanggilku Mala.

Hari udah berganti malam di Bandung. Ya, aku ada di Bandung.

Bukan untuk tinggal. Cuma sekedar liburan singkat sambil mengunjungi seseorang.

Hmm... Hari ini aku mengunjungi Kak Iyas dan Kak Ayas. Setelah bertahun-tahun setelah kejadian itu, walaupun kita semua udah berbaikan aku belum pernah ketemu keduanya secara bersamaan.
Paling ketemu Kak Iyas kalau aku lagi ke kantor suamiku, dan sama Kak Ayas paling sering ngobrol lewat chat ringan.

Aku ke Bandung setelah suami aku meyakinkan kalau udah waktunya aku menghadapi kebahagiaan Kak Iyas dan Kak Ayas.
Jujur, karena belum pernah ketemu keduanya bersamaan, bayangan mereka jadi bersama masih kerasa buram.
Dan Danu—suamiku—tiba-tiba ngajak aku ke sini. Mengunjungi Kak Ayas yang beberapa bulan lalu baru melahirkan.

Setelah aku pikir-pikir gak ada salahnya. Walaupun tadi sempat takut keinget gimana sakitnya masa lalu, tapi semuanya terbantahkan waktu Kak Ayas meluk aku dan narik pelan tanganku ke rumahnya.

Rumah mungil di atas kafe.

Kemudian Kak Iyas tersenyum sambil menggendong anaknya.
Aku masih ingat gimana mata Kak Iyas dan Kak Ayas sama-sama berkilauan seperti semua kebahagiaan di dunia ini udah mereka rasakan.
Dan setelah itu, bukannya rasa sedih yang datang, aku justru terharu.

Terharu sama diriku sendiri dan juga sama dua orang di depanku yang sebenarnya dulu sama-sama sakit hati.

Hmm.
Aku tiba-tiba tersenyum kecil waktu menatap ke arah tempat tidur. Aku juga udah punya kebahagiaanku sendiri.

Ada dua orang yang aku sayangi tidur terlelap di sana. Sedangkan aku masih duduk di depan meja rias dengan selembar kertas dan juga pulpen di tanganku.

Gak tau kenapa, tapi rasanya aku pengen nulis sesuatu.

Surat singkat untuk siapapun itu.

Untuk siapapun di sana yang pernah ada di posisiku dulu dan sekarang udah menemukan kebahagiaannya—kayak aku.

Selamat! Sini kita pelukan!

Ternyata rasanya lega banget ya setelah melepaskan hal yang kita kira baik tapi ternyata nggak?

Bukan. Bukan berarti dulu selama pacaran sama Kak Iyas dia jahat, cuma setelah ini aku jadi mengerti kalau baik dan sayangnya Kak Iyas mungkin emang bukan buat aku.

Dan aku juga ngerti kalau perasaan sayang aku juga seharusnya bukan buat Kak Iyas. Tapi buat seseorang yang sekarang tidur sambil mendengkur halus.
Pasti capek karena seharian nyetir! Hahaha.

Juga buat siapapun yang lagi berada di posisi aku dulu, aku... ngerti.

Emang rasanya susah banget untuk percaya kalau orang yang selama ini kita sayang ternyata lebih sayang sama orang lain daripada kita.

Emang rasanya susah banget untuk nerima kalau orang yang bilang sayang sama kita ternyata bilang hal itu juga ke orang lain.

Dan emang... Rasanya sakit banget waktu tau perasaannya ke kita ternyata gak sebesar perasaannya ke orang lain.

Jadi, gak apa-apa.

Aku juga ada di masa itu dulu. Dan aku yakin kalian juga akan ketemu sama kebahagiaan kalian sendiri.

Mau kayak aku yang akhirnya nerima orang lain dan membangun kebahagiaan baru sama orang itu, atau mungin sendirian dulu dan lebih menyayangi diri sendiri juga gak apa-apa.

In Our BackyardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang