21. Ayas après des années.

4.1K 569 354
                                    

Ayas après des années. (Ayas after years.)

&&&


Ayas.

"Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday... Happy birthday... Happy birthday Parasayu!"

Semua orang diruangan langsung bertepuk tangan waktu gue selesai meniup lilin.

Orang-orang yang gue sayang ada disini semua.

"Tante Yayas, happy birthday! Sini kiss kiss sama aku!"

Gue langsung ketawa dan akhirnya berjongkok. Beberapa kali pipi gue dicium dengan bibir keponakan gue yang terus bersuara.

"Emang kamu tau Tante sekarang umur berapa?"

"Enggg..." si anak kecil ini cuma bergumam kemudian dia lari ke ayahnya.

Terus dia akhirnya lari lagi ke gue. "Dua puluh delapan, Tante! Bener gak?"

Gue ketawa dan mengangguk. "Makasih sayangnya Tante." Jawab gue sambil mencium pipi tembam dia yang turun dari ibunya.

Setelah itu, bergiliran semuanya ngucapin selamat buat gue.

Ada Seta dan Gisel bareng anak mereka, iya keponakan cantik gue yang tadi itu anak mereka.

Ada Tante Nina—Mamanya Seta.

Ada Winnie sama suami dan anaknya.

Ada Unge sama suami dan anaknya juga.

Ada Milly yang lagi hamil, dan juga suaminya.

Ada Zizi yang gue peluk lama banget. Semenjak ada Zizi di hidup gue, gue rasanya punya sahabat kecil yang bisa setiap hari gue gangguin dan gue sayangin.

Terus ada Mama dan Papa.

Mama dan Papa yang tentunya memilih jadi sahabat ternyata lebih baik. Karena sampai sekarang mereka tetap ada. Mereka tetep ngobrol dengan baik.

Gue meluk mereka cukup lama.

Hari ini, hari ulang tahun gue yang ke dua puluh delapan. Gue ngerasa cukup spesial karena akhirnya semua orang bisa dateng.

Semua orang yang gue sayang bisa dateng. Iya, semua.

"Tante Yayas, aku mau nginep sama Tante Yayas!"

Gue kembali memfokuskan pikiran gue ke sekitar dan langsung natap keponakan gue. "Gimana, sayang?"

"Aku nginep sama Tante Yayas ya?"

Gue ketawa dan ngangguk. "Udah bilang sama Ayah dan Bunda belum?"

Dia ngangguk kecil. "Bosen bobo sama Ayah sama Bunda. Kasurnya sempit."

Gue ngeliat ke arah Seta dan dia cuma mendengus. "Dia kan gerahan Yas. Sementara kita di hotel ya tidurnya satu ranjang."

Gue ketawa sambil mukul pelan lengan Seta. "Ya gimana gak sempit sih!"

"Ya kenapa lo tinggal di Bali?!" desis Seta kesel.

Gue ketawa ngeliat Seta yang sekarang pergi begitu aja karena tadi anaknya minta turun dari gendongan dia dan melesat pergi begitu aja.

"Seel."

"Gisel yang lagi ngiketin rambut anaknya langsung noleh."

"Ayaskuuu."

Gue ketawa. Gisel tuh udah punya anak juga masih kayak gitu, masih sering heboh.

"Makanannya cocok gak sama kamu?"

In Our BackyardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang