Mon maquillage. (My Makeup)
&&&
Iyas.
Gue masuk ke rumah dan menemukan Mami juga Anin yang duduk di sofa ruang TV.
Mereka ngeliat ke arah gue.
Antara bingung, kecewa, marah, dan gak percaya bersatu di pandangan mereka ke gue.
Karena gue gak mau basa-basi, gue bahkan gak nurunin satu barang pun dari mobil, gue langsung duduk di depan Mami dan Anin.
Suasana tetep hening dan gue membiarkan semuanya tetep hening.
Gue memilih diam sampai akhirnya Mami yang buka suara.
"Iyas, jangan bikin Mami pusing ya? Jadi kenapa berita kemarin bisa sampai muncul?"
Gue ngangkat bahu. "Iyas gak tau selama ini Iyas diikutin."
Anin nutup mulutnya yang terbuka kaget. "Terus beneran, Kak? Kak Iyas beneran sama Kak Ayas? Kenapa? Kok bisa?"
Gue menghela napas dan mengangguk. "Iya beneran."
"Semua yang di berita itu beneran Iyas sama Ayas. Semuanya. Berita itu gak ada yang salah."
Mami menjatuhkan tubuhnya ke sandaran kursi dan ngeliat ke arah gue dengan tatapan gak percaya. "Iyas, sejak kapan sih keluarga besar ngajarin kamu untuk selingkuh? Kamu jangan bikin malu nama keluarga."
Gue kembali menghela napas tapi kemudian gue tersenyum tipis. "Malu gimana, Mi? Diluaran sana orang-orang taunya cuma Ayas pacarnya Iyas."
Setelah itu gue denger Anin nangis.
Gue cuma diem, mencoba mengeraskan hati karena seenggaknya gue gak boleh bikin keluarga gue bingung mana yang mau gue pilih.
"Kak Iyas tau gak sih Anin sama Mami tau berita Kak Iyas dari siapa? Dari Mala!" pekik Anin sambil tetep nangis.
Gue cuma menghela napas kemudian ngusap wajah gue dengan kasar. "Kak Iyas udah pernah coba buat mutusin Mala. Tapi Mala terus-terusan motong omongan Kak Iyas, Nin."
"Kak Iyas sampe mau mutusin Mala?! Kenapa sih Kak? Kenapa Kak Iyas tiba-tiba berubah?"
"Setau Anin, Kak Ayas tuh baik. Kenapa Kak Ayas tiba-tiba jadi perusak hubungan orang?"
"Anin!" gue tanpa sadar ngebentak Anin.
Anin kaget, Mami juga hampir buka suara buat marahin gue tapi akhirnya setelah gue narik napas, gue menyambar lebih dulu.
"Pertama, gak ada yang boleh ngejelekin Ayas disini."
"Dia gak tau apa-apa."
"Iyas yang deketin Ayas setiap hari, dateng ke rumahnya setiap hari. Sampai akhirnya dia nerima Iyas di hidupnya."
"Jadi tolong, kalau Mami dan Anin mau marah, silakan marah sama Iyas dan jangan ganggu hidup Ayas."
"Tolong." Lanjut gue memohon.
Mami menghela napas sambil kembali ngeliat ke arah gue. "Kamu suka sama Ayas itu?"
Gue ngangguk dan tanpa sadar gue senyum ketika ngebayangin Ayas. "Iyas udah jatuh cinta sama Ayas, dan Iyas gak nyesel."
"Terus udah sejauh apa?"
Gue diem.
"Hubungan Iyas sama Ayas udah terlalu jauh sampai Iyas gak mau nyeritain kita berdua udah sampai mana." jawab gue sedikit ambigu.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Our Backyard
Fanfiction(Series #6 Moersjid - TAMAT) Arias, Parasayu, dan dunia mereka yang salah. trigger warning: perselingkuhan [Cerita belum direvisi sejak tahun 2019]