Pagi menjelang, Surya mulai menampakkan dirinya memberikan sinarnya menyinari sebuah desa kecil nan bersahaja itu. Aktivitas Masyarajat yang sederhana di mulai lagi.
Begitu juga He-Ran...Melupakan duka yang membuatnya menangis hampir sepanjang malam semalam ia bangun dari tidur amat singkatnya. Ia berjalan keluar kamar tamu yang di siapkan nyonya Jung di rumahnya.
Jimin? Tentu saja dia juga tinggal di sini. Dirumah calon istrinya? Tapi yang membuat He-Ran lega adalah baik Sooji dan Jimin ternyata tidur di kamar yang terpisah.
He-Ran masih berusaha mengumpulkan kesadarannya pagi itu.
"Nona He-Ran? Mari kita sarapan bersama"
Ucap Nyonya Jung membuat He-Ran menoleh ke sumber suara yang berada di meja makan. Tak hanya Nyonya Jung nampak Jimin dan Sooji juga ada disana.He-Ran tersenyum sebagai balasan atas ajakan Nyonya Jung dan ia mendekat ke arah meja makan.
Nampak Jimin berusaha menghindari kontak mata dengannya.
"Bagiamana tidur anda semalam nona? Apakah nyenyak?"
Ucap Nyonya Jung."Nde.. mwo"
Ucap He-Ran. Walau sebenarnya ia kesulitan tidur usai berdebat dengan Jimin semalam."Aku harap kamar sederhana itu bisa membuat mu nyaman".
Ucap Nyonya Jung."Nyonya Jung itu lebih dari cukup. Terimakasih sudah menerima ku dengan baik di sini"
Ucap He-Ran.Nyonya Jung hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.
Nyonya Jung menyajikan sarapan ke hadapan He-Ran semangkuk sup hangat di pagi hari yang sejuk ini mampu membuat perut He-Ran tak sabar untuk menyesapnya.
Dan saat ia membungkukkan diri berusaha mencapai sesendok sup di tangannya, ia di kejutkan dengan tangan seseorang yang menyibak dan mengikat seluruh rambut terurai nya menjadi satu di genggaman orang itu.
Jimin.
"Bisakah kau makan setelah mengikat rambut mu? Atau kau bukan hanya menyesap sup itu tapi juga rambu mu"
Ucap Jimin yang entah sejak kapan berdiri di belakang kursi He-Ran sambil memegang kumpulan rambut tergerai He-Ran ditangannya."Aaaa.. nde.. choesonghamida"
Ucap He-Ran.Sementara baik nyonya Jung dan Sooji hanya melihat kedua orang ini dalam diam dan kebisuan.
He-Ran lalu mengambil helaian rambutnya dan menguncirnya menjadi satu ikatan dengan karet gelang yang ia pakai.
Lalu mulai memakan sarapannya.
"Hmmm ini enak Nyonya Jung"
Komentar He-Ran setalah suapan pertamanya."Aaa... Jeongmalyo? Syukurlah anda suka nona"
Ucap Nyonya Jung.Jimin diam sesaat sambil tetap memperhatikan He-Ran.
"Wae?"
Ucap He-Ran.Tapi Jimin tak menjawab dan kembali ke tempat duduknya diseberang He-Ran bersebelahan dengan Sooji.
Ia dalam diam masih memperhatikan He-Ran yang memakan sarapannya dengan lahap sambil memikirkan sesuatu. Entah kenapa tampilan He-Ran yang menguncir rambutnya itu nampak begitu istimewa dimatanya.
Sooji menyadari sikap Jimin saat ini.
"Kau tidak makan?"
Ucap Sooji membuat Jimin tersadar."Iya aku akan makan"
Ucap Jimin.Jimin menyesap sup itu, tiba-tiba ia menyadari sesuatu.
Ia lalu meninggalkan tempatnya dan mengambil paksa sendok He-Ran memaksa gadis ini berhenti memakan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
But I Still Want You "1st" Ver (COMPLETED-END)
FanficAku yang bodoh, selama ini tak pernah menganggap mu. Aku yang bodoh selalu menepis perasaan mu, tapi aku sendiri tak bisa mengabaikan mu. Tapi, aku sadar sekarang walau terlambat. Bisakah kau tetap disini karna aku masih ingin bersama mu lebih lama...