"Ya! Park Jimin! Ireona!"
Teriak He-Ran dari depan pintu kamar Jimin, tapi anak itu sama sekali tak berniat membuka pintu ataupun menjawab teriakan He-Ran yang membangunkannya."Jinjja! Park Jimin-shi! Jebal... Palli ireona!"
Kesal He-Ran."Nde... 5 menit lagi"
Ucap Jimin dengan suara khas orang yang masih mengantuk."Jinjja, aku tau kita belum masuk sekolah. Tapi kan kita harus berbelanja untuk semua keperluan di sini.."
Gumam He-Ran.He-Ran beranjak ke dapur dan memeriksa isi kulkas untuk menemukan apapun yang dapat menjadi bahan untuk membuat sarapan untuknya dan Jimin.
"Hanya telur? Dan susu?
Apa tidak ada roti?"
Ucapnya sambil meneliti seisi kulkas."Sepertinya aku hanya bisa membuat omelet"
Ucap He-Ran sambil mempersiapkan bahan-bahan.Ia memasak dengan riang. Dia seperti bernostalgia saat dia berada di Jepang. Meski dari keluarga berada yang mampu menyewa bahkan 10 asisten rumah tangga sekalipun tapi He-Ran sangat mandiri. Gadis ini bisa memasak untuk dirinya sendiri saat dia berada di Jepang dulu.
"Mwoya... Kenapa aku merasa seperti memasakkan sarapan untuk suami ku"
Gumam He-Ran lalu tertawa sendiri membayangkan dirinya yang kini tak hanya membuat omelet untuk dirinya, tapi juga untuk Jimin.Apa yang dimasaknya sudah masak. Ia sibuk menata meja makan untuknya dan Jimin. Dan saat ia akan menuang susu kedalam gelas dan hendak berbalik ia dikejutkan dengan keberadaan Jimin yang berdiri di belakangnya.
"Omo! Jiminie"
Ucap He-Ran kaget.Nampak Jimin yang masih mengantuk berdiri di hadapannya dengan jarak yang cukup dekat antara ke duanya.
Jimin kini menggunakan celana tidur panjang dan kaos hitam kebesaran dengan rambut sedikit acak-acakan."Keyopta..."
Batin He-Ran."Ya! Kau masih mengantuk sekali"
Ucap He-Ran lalu ia tertawa.He-Ran meletakkan dua gelas susu diatas meja lalu kembali kepada Jimin.
"Kau memasak sarapan untuk kita?"
Ucap Jimin."Tentu.., dan sebelum makan kau harus cuci muka dulu. Kajja"
He-Ran menyeret Jimin yang masih mengantuk itu ke kamar mandi."Gosok gigimu dengan benar Park Jimin-shi..."
Ucap He-Ran karna Jimin yang masih mengantuk menggosok giginya dengan malas."Eeeiihh... Jeongmal..."
Akhirnya He-Ran harus turun tangan, ia mengambil alih gosok gigi dan menggosok gigi Jimin.Lalu Jimin hanya pasrah saat He-Ran memintanya sedikit menunduk kearah wastafel untuk membasuh wajahnya. He-Ran menuangkan sabun pembersih wajah ketangannya dan mulai menyabuni seluruh wajah Jimin.
Jimin sudah sangat sadar setelah terkena air. Ia berusaha menahan senyum saat tangan He-Ran dengan telaten membersihkan setiap bagian wajahnya.
"Lihat? Betapa baiknya aku pada mu.."
Ucap He-Ran sambil membersihkan wajah Jimin.Setelah dia rasa selesai ia mengarahkan kepala Jimin kearah wastafel dan membilas nya. Lalu ia mengambil handuk dan mengelap dengan telaten wajah namja yang lebih tinggi darinya ini.
"Yaa.. kau itu hanyalah bayi...
Bayi besar bernama Jiminie"
Ucap He-Ran lalu tertawa.Jimin tersenyum melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
But I Still Want You "1st" Ver (COMPLETED-END)
FanficAku yang bodoh, selama ini tak pernah menganggap mu. Aku yang bodoh selalu menepis perasaan mu, tapi aku sendiri tak bisa mengabaikan mu. Tapi, aku sadar sekarang walau terlambat. Bisakah kau tetap disini karna aku masih ingin bersama mu lebih lama...