***
"Ya! Park Jimin shi! Apa yang sudah kau lakukan. Kenapa kau bilang seperti itu tentang ku? He-Ran bisa salah paham nanti"
Ucap Hyera kepada Jimin.Hyera memang mengenal Jimin dengan baik karna keluarga Jimin lah ia bisa bersekolah disini. Hyera adalah anak dari salah satu staff kepercayaan ayah Jimin, maka dari itu keluarga Jimin bersedia menanggung biaya sekolah Hyera disekolah ini, apa lagi 50℅ saham disekolah ini milik keluarga Jimin dan separuhnya milik keluarga He-Ran.
"Mianhae Hyera. Aku hanya tak suka dengan kelakuannya yang semena-mena itu. Bahkan ini adalah hari pertama sekembalinya dia dari Jepang dan dia sudah buat ulah"
Jelas Jimin. Kini mereka berdua sudah tiba dikelas mereka lebih tepatnya dibangku Hyera."Aku tahu maksudmu sangat baik, tapi-"
Ucap Hyera"Dari mana kau mengenal He-Ran?"
Tanya Jimin"Mwo? Ah.. Itu-"
Ucap Hyera bingung bagaimana menjelaskannya dan kesedihan yang tiba-tiba menjalar dihatinya jika mengingat hal itu lagi. Hal yang membuat hubungannya dengan He-Ran dan laki-laki itu rusak~***
"Apa dia anak baru?"
Tanya He-Ran.
Kini ia, Hana dan Sandy tengah berada di area kantin. Mereka duduk tepat di posisi paling tengah kantin. Tampak Sandy mengipas ngipaskan kipas yang dibawanya kearah He-Ran berharap amarah He-Ran mereda."Nde. Dia masuk sekitar 3 bulan yang lalu. Dia juga sekelas dengan kita. Tapi, jika soal kedekatan nya dengan Jimin aku sungguh tak tahu. Mereka bertingkah biasa-biasa saja. Jimin tak pernah terlihat dekat dengan siapapun"
Jelas Hana"Bagaimana bisa perempuan tak tahu diri itu bersekolah disini?"
Geram He-Ran"Aaa! He-Ran ah aku dengar dia mendapat semacam beasiswa dari keluarga Jimin"
Celetuk SandyAmarah He-Ran semakin meningkat. Ia bahkan sangking frustasinya mengusap surai coklatnya yang panjang itu. Menghirup udara dalam-dalam berusaha meredakan emosinya sendiri.
Hana dan Sandy bahkan merasa serba salah karna He-Ran tak pernah terlihat setertekan ini.
"Ya! Uri He-Ran.. Tenang saja, aku yakin omongan Jimin tadi tidak serius"
Ucap Hana meyakinkan He-RanHe-Ran hanya mengangguk-ngangguk dalam diam seperti memikirkan sesuatu.
"He-ran ah, bagaimana kau bisa mengenal Hyera?"
Tanya Sandy hati-hati.He-ran memandang kearah Sandy dengan pandangan sulit diartikan. Lalu ia kembali memandang kosong kearah depan.
"Dia sudah menyakiti kakak ku. Seok Jin oppa ku, bagaimana bisa aku melupakan gadis tak tahu diri itu"
Ucap He-Ran lirih.***
Kriiiiing...
Bel berbunyi dan seluruh murid termasuk He-Ran dan teman-temannya berangsek masuk kekelas. Dari awal He-Ran masuk kekelas ini setelah sekian lama ia sama sekali tak pernah melepas perhatiannya pada Hyera. Bahkan Guru yang mengajar pada saat itu Mrs. Jane juga menyadari tingkah He-Ran tapi lagi-lagi tak akan ada yang berani menegur nya. Sedang Jimin, namja itu juga sesekali memperhatikan He-Ran yang sedang melihat Hyera dengan penuh kebencian itu.
***
Hari mulai sore...
Para siswa dan siswi sudah pulang beberapa jam yang lalu. Dan Jimin pun sudah bersiap pulang setelah menyelesaikan jadwal ekskul basketnya. Dengan seragam yang sudah dibasahi keringat dan tas sandang yang hanya terselempang sebelah dibahunya Jimin menuju kearah motor sport berwarna hitamnya yang terparkir, namun langkahnya terhenti saat ia menangkap sosok gadis yang sangat tak asing tengah duduk sendiri disalah satu bangku diarea taman didepan sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
But I Still Want You "1st" Ver (COMPLETED-END)
Fiksi PenggemarAku yang bodoh, selama ini tak pernah menganggap mu. Aku yang bodoh selalu menepis perasaan mu, tapi aku sendiri tak bisa mengabaikan mu. Tapi, aku sadar sekarang walau terlambat. Bisakah kau tetap disini karna aku masih ingin bersama mu lebih lama...