• nine •

1.5K 249 41
                                    

“Jennie-ya, lihat!”

Jennie yang saat itu tengah sibuk memakan es krim rasa susu itu menoleh ketika menemukan Kim Hanbin yang datang membawa dua buah gelang couple berinisial JH❤.

Gadis itu tersenyum antusias. Cepat-cepat menghampiri Kim Hanbin dan meraih gelang yang Ia bawa, “Wah! Kau membelinya untuk kita? Lucu sekali!”, ujar gadis itu memuji.

Hanbin tersenyum, “agar para lelaki yang ingin mendekatimu bisa tahu kalau kau sudah memiliki aku!”, ujar Kim Hanbin dengan nada sedikit menyindir.

Jennie cemberut, menatap pria itu mendelik, “seharusnya aku yang mengatakan itu padamu! Jangan sampai aku melihatmu berbicara atau bahkan menyapa gadis lain. Kau akan dalam bahaya!”, balas Kim Jennie mengancam.

Hanbin hanya mampu tersenyum simpul sembari mengacak puncak gadisnya itu, “aku sudah terlalu kebal dengan ancamanmu”, ucapnya.

Jennie bergumam, “itu bukan ancaman. Tapi peringatan. Kau hanya milikku. Tak boleh ada yang lain yang bisa mendekatimu”, ujarnya lagi.

Hanbin tersenyum, “kau tahu. Terkadang aku lelah bila harus mengikuti kemauan dan aturanmu. Kau berlagak layaknya Ibuku yang suka mengatur!”, kata Kim Hanbin lagi menyindir.

Jennie kembali mendelik ke arahnya, “jadi kau tak suka jika aku mengaturmu untuk hal baik? Baiklah. Ambil ini kembali! Aku marah padamu!”. Jennie melemparkan tatapannya ke arah lain. Sebal dengan Kim Hanbin.

Namun kekesalan yang dibuat wajah Jennie membuat Hanbin malah tersenyum gemas. Pria itu menarik kembali bahu Jennie untuk bisa berhadapan dengannya.

Pria itu meraih lengan sang kekasih. Memasangkan gelang couple berinisial JH❤ tersebut ke tangan kanannya.

Hanbin menatap gadisnya itu lembut, “berjanjilah untuk tidak pernah melepaskan ini seumur hidupmu. Kapanpun kau rindu padaku, pandanglah gelang ini, maka aku akan memberikan kecupan untukmu dari jauh”.

Jennie terkekeh, “lelucon macam apa itu. Kau memang harus banyak belajar untuk menarik hati gadis. Itu benar-benar gombalan kuno”, ledeknya.

Hanbin hanya tertawa, “paling tidak lelucon kunoku bisa membuat kau kembali tersenyum, kan?”.

Jennie menatap prianya itu dalam diam. Sedikit tersentuh dengan Kim Hanbin yang selalu sukses membuatnya melupakan kejadian yang membuatnya jengkel.

•••

Seperti deja vu, Jennie harus me-recharge energinya dengan tidur sebentar di meja kerja. Gadis itu terbangun ketika merasakan tenggorokannya kering. Melirik jam tangannya yang sudah menunjuk angka 8 lebih 30 malam. Saking terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Ia sampai lupa untuk mengisi perut sendiri.

Gadis itu meregangkan badannya sebentar. Tidur dengan bertumpu meja kerja ternyata sukses membuat badannya menjadi sakit-sakit.

Kim Jennie melirik ke kanan dan kekiri. Menemukan beberapa orang yang masih berada di kantor. Mengapa kantor jadi sepi seperti ini?

Jennie mulai bangkit dari duduknya untuk menuju dapur. Ingin sedikit menyeduh kopi agar Ia bisa kembali begadang untuk menyelesaikan pekerjaannnya.

Gadis itu mengerjakan sesuatu di dalam dapur dalam diam. Matanya terlihat kosong. Ia terlihat melamunkan sesuatu ditengah dirinya yang masih menyeduh secangkir kopi.

Hingga lamunan gadis itu terbuyar ketika menemukan sesosok laki-laki yang terlihat seumuran darinya mulai memasuki dapur. Keadaan semakin canggung ketika pria itu secara senonoh mengambil tempat untuk ikut menyeduh kopi dengan membuat sedikit jarak dengannya.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang