• thirty one •

1.5K 233 41
                                    

Keadaan kelabu terasa menyelimuti ruangan redup yang hanya diterangi oleh satu lampu berwatt rendah. Kim Yongsun, masih menahan amarah dan tangisnya akibat apa yang baru saja terjadi antara dirinya dengan sang petinggi perusahaan itu, Kim Hanbin.

Bagaimana bisa seorang Kim Hanbin yang selama ini nampak tak memperdulikan eksistensi Kim Jennie kini malah berbalik mengatakan bahwa Ia mencintainya? Apa Kim Jennie baru saja mendukuninya?

Padahal selama tiga tahun ini seorang Kim Yongsun yang digadang-gadang merupakan kekasih Kim Hanbin saat ini telah menghabiskan waktunya untuk menemani perjalanan Kim Hanbin sebagai kepala petinggi perusahaan iklan tersebut. Bahkan karyawan lain sudah menyimpulkan sendiri bahwa dirinya dan Kim Hanbin memiliki hubungan spesial. Lalu bagaimana bisa Ia terkalahkan dengan si pencari muka Kim Jennie yang bahkan belum genap setahun bekerja disini. Pelet apa yang digunakan jalang murahan itu hingga Kim Hanbin dengan mudahnya mengatakan bahwa Ia mencintai Kim Jennie seraya memaki dirinya.

Ditengah keadaan sendu dan muramnya, pintu ruangan tersebut terbuka begitu saja. Menampilkan seorang wanita dengan wajah yang Ia naikkan keatas. Kedua tangannya Ia lipat di depan dada seraya tersenyum miring ke arah Yongsun yang sudah sembab.

“Bagaimana hari ini? Nampaknya menyenangkan, ya?”, sindir gadis itu dengan tawa kecil yang Ia buat-buat.

Yongsun nampak mengepal tangan seraya mengusap pipinya yang masih basah. Memutar kursi dan mendapati Son Seungwan tengah berdiri di depan pintu dengan kedua alisnya yang naik.

“Senang bisa melihat dua orang yang merebut kebahagiaan dan milikku kini tersakiti di waktu yang bersamaan. Memang kurasa belum cukup, tapi aku sudah puas dengan hari ini”, Seungwan kembali berucap mantap sambil tersenyum jahat menatap Yongsun yang kelihatan masih meredam amarah.

“Katakan padaku kalau bukan kau yang melakukan ini”.

Seungwan tertawa hambar, kembali menatap manik gelap Kim Yongsun dengan cengiran jahatnya, “maafkan aku, sahabat lamaku, Kim Yongsun sayang. Ini juga merupakan balasan bagimu karena telah meninggalkanku diketerpurukan. Kau yang memancing Kim Hanbin dengan mengumpulkan seluruh karyawan dan menunjukkan foto menjijikan itu”.

Yongsun kembali menahan nafas. Ia tak pernah menyangka jika hanya dengan masa lalu saja, Seungwan tega melakukan semua ini padanya.

“Kau adalah makhluk yang tak tahu terima kasih. Apa kau ingat bagaimana aku mempermalukan diriku didepan umum untuk meminta nomor Kim Hanbin agar kau bisa mengontaknya? Apa kau tak ingat bagaimana aku menyanjungmu atas kerja kerasmu didepan Kim Hanbin hingga Ia berani mengangkatmu sebagai sekretaris pribadi? Dan kini kau biarkan aku jadi bawahanmu sekarang? Kau membuatku kembali malu karena aku harus kembali ke kantor ini karena tak ada lagi perusahaan yang menerimaku. Sungguh wanita ular”, Seungwan kembali menatap lekat manik yang masih berkaca-kaca itu dengan mata redupnya.

Yongsun menahan nafas. Ia seperti tengah dihadapkan oleh seorang psycopath yang baru saja bangun dari matinya.

“Sayangnya Kim Jennie juga memancingku untuk melakukan hal yang sama. Andai gadis murahan itu tahu kalau aku yang membuat manusia bodoh selevelnya mau memakai baju kaonashi di hari halloween hari ini. Menjual nama Kim Hanbin memang sangat mengasyikkan”, Seungwan kembali tertawa sumbang sembari menatap mata Yongsun.

Wanita itu kembali menahan nafasnya, “kau--- yang melakukan semua ini? Untuk apa? Jika kau membencinya, mengapa harus melibatkan aku?! Kau nampak berteman baik dengannya, mengapa masih harus menganggu hidupku?”, Yongsun mulai berteriak akibat kemarahan yang tadinya terus Ia redam itu tak kunjung terkeluarkan.

Seungwan kembali pada aksi mata redupnya, menembus manik Yongsun yang mulai memerah, “wanita sialan itu merebut Jung Jaehyun dariku. Kau juga merebut Kim Hanbin dariku. Aku ingat ketika malam itu akan mengantarkan makanan padanya, Ia malah bercengkrama dengan Kim Jennie. Ia bahkan menolak pemberianku demi menemui Kim Jennie. Aku mencintai Jaehyun, tapi Ia tak pernah bisa melihat itu. Aku harus membuat Kim Jennie menderita agar dirinya bisa mundur dari perusahaan ini”.

Yongsun tercengang dengan penuturan Seungwan barusan. Ia tak menyangka seorang Seungwan tega melakukan dan mempermalu rekannya hanya karena seorang pria.

“Kim Jennie lebih berbahaya darimu. Padahal aku mengingat bagaimana aku menyanjungnya didepan karyawan lain disaat dirimu menjatuhkannya. Kini Dia malah seperti kacang lupa kulit yang merebut apa yang seharusnya sudah menjadi milikku. Lihat, dengan memasukkan nama Kim Hanbin yang menyuruhnya untuk memakai kostum Kaonashi saja sudah membuatnya mau mempermalukan diri”.

Seungwan mulai melangkah mendekati tempat duduk Kim Yongsun saat ini dengan senyum simpulnya yang nampak menyeramkan, “jika kuberitahu ini, kau akan mati terduduk sayang”.

Bibir merah muda gadis dengan kulit pucat itu mulai Ia dekatkan kearah Kim Yongsun yang nampak masih menahan nafas.

“Kim Jennie adalah mantan pacar Presdir”.

|||


Sudah pukul 8 lebih 10 menit. Kim Jennie benar-benar pergi seharian tanpa memberikan kabar apapun kepada siapapun.

Kim Hanbin duduk diruangannya. Sendirian. Nampak begitu cemas dengan Kim Jennie yang menghilang tanpa kabar yang jelas saat ini. Ponsel keluaran apple nya juga sudah sedari tadi berada digenggamannya. Tak pernah lepas barang sedetikpun.

Mengapa Ia jadi begitu mencemaskan Kim Jennie? Ia tak ingat kapan terakhir kali dirinya mencemaskan seseorang seperti ini.

Ponsel yang menampakkan layar hitam itu Ia angkat kembali. Mencoba untuk kembali menghubungi nomor Kim Jennie. Namun tetap saja nihil. Ponselnya Ia non-aktifkan.

Bagaiamana pikirannya bisa tenang jika Kim Jennie tak juga kembali memberi kabar?

Pria itu mulai bangkit dari duduknya. Keluar dari ruangan dan langsung disambut oleh Jung Jaehyun disana.

Satu pukulan dengan tepat mengenai waiah indah Kim Hanbin yang belum sepenuhnya keluar dari ruangan.

“Persetan denganmu!”, pria dengan lesung pipit itu kembali menghantam Kim Hanbin dengan pukulannya hingga sang petinggi perusahaan itu jatuh tersungkur.

“Lakukan apa yang kau mau! Kau mau memecatku sekarang, pun tak masalah! Tapi beraninya kau mempermalukan Kim Jennie seperti ini. Kau ini pemimpin atau bukan? Dasar pecundang!”, Jaehyun kembali melancarkan aksinya dengan memukul pria itu sekali lagi.

“Kau mempermalukan Kim Jennie dengan memberikannya undangan halloween. Kau pikir lelucon apa yang kau buat sekarang, huh? Aku tak pernah bisa melihat jiwa kepemimpinan darimu. Kau hanya beruntung mendapatkam jabatan tinggi seperti ini!”, Jaehyun tak henti-hentinya mencaci maki Kim Hanbin yang sudah terkapar lemah.

“Bangun, bangsat! Akan kucari Kim Jennie dan tak akan aku biarkan dirinya melihat wajahmu barang sedetikpun!”, tegasnya lagi sambil menendang perut Kim Hanbin tanpa segan.

Hanya wajah lebam yang tersisa saat ini. Diamnya harus membuahkan hasil. Ia akan menemukan Kim Jennie duluan.

|||

Hallow, Bty sudah apdettt hehehehe.

Ayodong tinggalin jejak kamu biar aku makin semangat nulisnya.

Btw, plotnya emg terasa agak lambat, ya? Aku cuman pengen nuntasin masalahnya dalam satu waktu, hehehe. Semoga gak ngebosenin, yaa.

Btw ada yang bikin kaget gak di part ini? Silahkan kasih tau aku di komen hehehe.

Thankyou loh udah mau mampir
uvu♥

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang