• thirteen •

1.5K 247 27
                                    

Desiran malam menerpa kulit wajah kedua insan yang menikmati kesunyian dibawah payung teduh salah satu kafe disana. Jennie melirik Hanbin yang begitu fokus pada gadgetnya. Gadis itu jadi semakin tidak selera untuk hanya sekedar menyesap milkshake yang sudah sedari tadi Ia pesan.

Tangan gadis itu semakin gatal. Kim Jennie dengan lancang mulai menarik ponsel milik Kim Hanbin dari genggamannya.

“Hey! Apa-apaan ini?”, Hanbin lantas langsung memprotes aksi lancang yang dilakukan kekasihnya itu.

Jennie berdecak sebal menatap Hanbin yang hanya memperdulikan gadgetnya dibandingkan dirinya, “pacarmu itu aku, bukan ponsel ini! Kenapa memangnya kalau aku ambil? Kau sedang selingkuh, ya?”.

Hanbin melemparkan tatapan mendeliknya ke arah Jennie yang masih sebal dengan kelakuan kekasihnya itu

“Apa lihat-lihat? Tak suka dengan apa yang kuperbuat?”, ujarnya lagi sebal.

Hanbin diam. Masih dengan tatapan maut yang membuat Jennie semakin tak nyaman, “berhenti menatapku! Kau membuatku takut!”, perintahnya lagi seenaknya.

Tak menggubris permintaan sang gadis, Hanbin mulai beranjak dari kursi, meninggalkan Kim Jennie dengan tatapan tak percayanya.

Tentu saja gadis itu mulai berteriak memanggil sang kekasih. Bagaimana bisa Ia dengan tega meninggalkan Kim Jennie yang jelas-jelas masih mencoba menghabiskan waktu dengannya.

Gadis itu cepat-cepat menghampiri tubuh Kim Hanbin yang mulai menjauh.

“Ya! Mengapa jadi kau yang marah, sih? Kau tak tahu kalau aku hanya ingin perhatianmu saja! Kau malah lebih mementingkan ponselmu daripada aku! Kau pikir pacarmu sekarang siapa?”, pekiknya namun tak digubris sedikitpun oleh Kim Hanbin. Ia masih dengan santai melangkahkan kakinya mengaluri pedestrian. Ditemani Kim Jennie yang mulai mencoba memblokir jalannya.

“Berhenti!”.

Tubuh mereka saling berhadapan. Dengan jarak yang begitu dekat. Hidung Jennie bahkan sudah sempat menyentuh dada bidang pria itu.

“Jangan diami aku seperti itu! Kau tahu itu sangat menyakitkan! Aku mencintaimu. Dan aku membutuhkan perhatianmu. Jangan menatapku seperti itu. Karena kau tahu aku akan kalah. Jangan tidak menghiraukanku seperti itu. Kau tahu aku hanya menginginkanmu”.

Hanbin bergeming sebentar melihat Jennie yang sudah dibaluti wajah sedih yang membuatnya semakin gemas.

Jarak keduanya yang begitu dekat membuat Hanbin kembali memotong jarak yang ada dengan menarik badan gadis itu menuju pelukannya. Mencium puncaknya dengan Kim Jennie yang sudah tenggelam dalam dada Kim Hanbin.

“Aku lelah di kontrol olehmu. Tapi kau tahu. Aku akan semakin lelah jika kau berhenti mengontrolku”, ujarnya dengan suara setengah berbisik.

“Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku”.

•••

“Jennie-ssi. Bagaimana harimu? Bahagia, bukan?”.

Jennie yang tengah sibuk bergelut dengan pekerjaannya menoleh ketika menemukan Seungwan yang tiba-tiba menghampirinya di meja kerja sembari membawakan secangkir teh hangat untuknya.

Seperti biasa, Jennie akan tersenyum canggung pada awalnya ketika menemukan kehadiran gadis berkulit pucat itu di kantor ini. Jujur, Ia masih belum terbiasa dengan tingkah ramah Seungwan yang Ia berikan padanya.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang