• one •

5.1K 345 30
                                    

“Jadi apa? Ini yang kau inginkan?”

Jennie mengernyitkan dahinya mendengar pekikan keras dari kekasihnya, Kim Hanbin, “Apa yang kau bicarakan?”

Hanbin nampak tertawa sumbang. Tangannya kini mulai merogoh koncetnya dan meraih ponsel besutan iPhone X miliknya, menggulir layar ponsel tersebut menuju sebuah unggahan dari seorang pria dengan akun bernama @jacksonw7, “Apa yang bisa kau jelaskan tentang foto ini?”, pria itu mengarahkan layar ponselnya tepat ke depan wajah Jennie. Dapat dilihat sebuah foto antara dirinya dengan sang pemilik akun tengah minum bersama sambil bergandengan tangan. Di slide berikutnya, terlihat Jennie kini menggaet erat lengan pria yang dibalut bomber jacket sambil menempatkan kepalanya diatas bahu lelaki tersebut.

Jennie bergeming menatap deretan foto yang diunggah pria tersebut, “I--itu tak seperti yang kau pikirkan,” ucapnya membela diri.

Tawa sumbang dari Hanbin kembali terdengar. Netra milik pria tersebut nampak mengkilat menatap kekasihnya saat ini, “Kau pikir apa yang aku pikirkan tentang hal ini? Selama ini kau mengaturku layaknya bonekamu! Lalu apa yang kau lakukan sekarang? Dasar murahan!”, decihnya.

Jennie membulatkan kedua matanya mendengar kalimat terakhir yang baru saja diucapkan kekasihnya itu. Tanpa ada rasa segan sedikitpun, wanita berumur 22 tahun itu menampar pipi sang pria dengan ganas,

PLAK!!

Gadis itu berusaha mengatur nafasnya. Telinganya memerah, kepalanya benar-benar seperti ingin pecah. Kilatan dari mata gadis itu juga sudah terlihat, “Kau pikir apa yang baru saja kau ucapkan padaku? Itu menyakitkan!”, desisnya.

Kini giliran Hanbin yang bergeming. Bekas merah yang tertinggal di pipi sebelah kanannya itu membuat tangan Hanbin tak bisa lepas darisana. Pria itu lagi-lagi melemparkan tatapan tajamnya ke arah sang wanita yang sudah menjalin cinta dengannya selama hampir 6 tahun itu lalu mendesis kearahnya, “Oh! Hebat sekali! Kau yang bersalah, aku yang mendapatkan tamparan?,” tawa sumbang dan menahan itu lagi-lagi terdengar.

Pria itu nampak tak bisa mengendalikan emosinya. Pekikan keras kembali keluar dari mulut pria tersebut, “Kau ingin menamparku lagi? Ayo tampar sekarang, jalang! Seharusnya bekas merah ini ada di pipimu, bukan dipipiku---,”

PLAAKK!!

Hanbin kembali terdiam setelah tamparan kedua dari gadis itu mendarat lagi ke pipinya, “Beraninya kau bajingan! Terima itu! Itu yang kau mau, kan?”, pekik Jennie.

Sebisa mungkin gadis bermata kucing itu mengatur jalan pernapasannya, mengingat baru kali ini Ia bisa sangat marah dan membenci pria didepannya itu.

Kilatan mata Hanbin kembali Ia lemparkan kehadapan Jennie yang juga memberikan tatapan tak enaknya. Pria berhidung mancung itu memperbaiki posisinya. Sebuah gelang rantai dengan design nama JH♥ yang melingkar ditangannya itu Ia lepas secara paksa, dan Ia buang begitu saja dihadapan Jennie, “Kau ingin yang lain? Kita selesai! Aku sudah muak melihat wajahmu!”, tukasnya.

Kalimat yang dikeluarkan bersamaan dengan gelang couple mereka yang Hanbin buang ke sembarang arah itu membuat Jennie membulatkan matanya, “Kim Hanbin! Apa yang kau bicarakan?”

Gadis itu sebisa mungkin meraih lengan Hanbin yang sudah mulai menjauh darinya. Hanbin menggeram, “Kau punya telinga, kan? Aku dan kau sudah selesai! Bersenang-senanglah dengan hidupmu yang tak tertata itu!”, tukasnya sambil melemparkan dengan kasar tangan Jennie yang sempat mengenggam erat lengannya.

Gadis itu nampak mengepalkan tangannya menatap rute yang diambil oleh pria yanh sudah resmi menjadi mantan kekasihnya itu. Ia nampak tak mau kalah. Pekikan keras datang darinya untuk membalas perkataan Hanbin tadi, “Ya! Pergilah! Tanpamu aku masih bisa hidup, bajingan! Akan kuurus hidupku yang kau bilang tak tertata ini! Menghilanglah kau bajingan keparat!”

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang