Ternyata, menjadi sosok tokoh Kaonashi tidak terlalu baik untuknya. Maksudnya, Ia terlihat menyedihkan dengan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya itu. Beberapa stiker hitam untuk menambah kesan dari Kaonashi juga sudah Ia tempelkan di atas dan dibawah matanya. Gadis itu tak mempermak wajahnya dengan riasan karena itu akan membuatnya seperti orang gila yang mabuk.
Kim Jennie terdiam. Menatap tubuhnya yang telah dibalut oleh jubah hitam menyerupai karakter hantu Kaonashi itu lewat pantulan cermin.
“Apa Kim Hanbin sekarang menyukai karakter Kaonashi?”, gadis itu mulai menyelipkan sebuah pertanyaan akan mengapa sang Presdir harus memilihkannya kostum Kaonashi. Padahal banyak karakter dengan kostum yang lebih baik daripada ini. Contohnya vampire, Corpse Bridge, Red Riding Hood, Cleopatra, Cat Woman, Maleficent, atau Professor McGonagall. Banyak karakter wanita yang cocok untuk Jennie jadikan referensi kostum di hari hallowen ini. Tapi mengapa harus Kaonashi?
Kim Jennie mulai menghela nafas. Membuang segala ketakutannya soal orang-orang yang mungkin saja akan mendapatkan kostum yang lebih baik dari ini.
“Hanbin akan memakai kostum apa, ya kira-kira?”, gadis itu mulai berandai. Ia selalu ingin melihat Kim Hanbin menjadi seorang werewolf dengan gigi taring yang tajam di mulutnya. Percayalah. Pria itu pasti akan menjadi manusia yang paling tampan yang pernah Ia temui seumur hidup.
Berusaha tidak menumbuhkan ego, gadis itu akhirnya mulai merubah posisinya. Menatap ke arah dinding dan menemukan jamnya yang sudah menunjukkan pukul 8 lebih 15 menit. Sudah saatnya bagi Kim Jennie berangkat menuju kantor.
Menghembuskan nafas lagi, Kim Jennie mulai melangkah keluar dari unitnya. Menenteng tas tangan dan beberapa paper bag berisikan kue hallowen yang ingin Ia berikan kepada Kim Hanbin nanti. Ia ingin menerapkan hal bahwa Ia harus yakin, Kaonashi bukanlah karakter yang buruk untuk dipakai di hari hallowen.
Pandangan beberapa orang terhadapnya memang kurang mengenakkan. Ia dapat melihat beberapa dari mereka terlihat bingung dengan kostum yang Ia pakai. Beberapa lagi ada yang menahan tawa ketika berpapasan dengan dirinya.
Hari ini dirinya benar-benar harus meredam emosinya. Karena seharusnya hallowen juga merupakan hari baik, kan? Menumpang di taksi, ekspresi sama kembali Ia dapatkan dari sang supir taksi tersebut.
“Eummm, maaf. Kami tidak menerima orang gila menumpang disini”, ucapan pria dengan beberapa kerutan di wajahnya itu membuat Kim Jennie benar-benar naik pitam. Apa penampilannya seburuk itu?
“Ya! Ahjussi! Jadi menurutmu aku ini orang gila, huh? Orang gila mana yang bisa memesan taksi dan membayar uang mukanya jika kau mau? Jangan membuatku marah, ahjussi! Aku bisa menamparmu jika aku mau”, gadis itu mulai melakukan perlawanan tak terduga yang langsung membuat sang supir ciut. Tindakannya itu semakin menguatkan argumennya tentang Kim Jennie yang merupakan wanita gila dengan kostum Kaonashi dan paper bag berisikan cookies dan permen di hari halloween.
Mobil mulai berjalan. Selama perjalanan pula Kim Jennie tak kunjung menampakkan senyum akibat ekspresi orang-orang terhadapnya tadi.
Namun, apa? Seharusnya Kim Jennie tak perlu mengkhawatirkan itu, bukan? Namanya Kim Jennie, yang tak akan pernah takut dengan cibiran dan omongan orang lain terhadapnya. Manusia punya opininya masing-masing. Tapi apa dirinya harus mempusingkan opini-opini itu? Ia akan menjadi obesitas jika terus memakan omongan orang yang tak akan ada habisnya.
Berusaha rileks, gadis itu akhirnya tersenyum ketika sang taksi telah berhenti tepat di depan gedung besar dengan pemimpinnya yang pernah menjadi bagian dari hidupnya selama 6 tahun itu. Walau sekarang sudah tidak lagi karena dirinya yang sudah menemukan pendamping, Kim Yongsun. Tapi, ayolah! It’s just a rumor!
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You
RomanceMenjalin kisah cinta selama hampir 6 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Bukan pula hal yang mudah. Banyak rintangan yang harus dihadapi kedua belah pihak. Sama dengan Kim Jennie. Gadis cantik berumur 25 tahun yang harus melepas Kim Hanbin setelah m...