Keajaiban. Hanya sebuah keajaiban. Kim Jennie rela bangun pada pukul 5 pagi hari ini. Teladan, bukan? Berbalut hoodie manis berwarna putih dan legging hitam. Ditambah sneakers keluaran Nike yang menutupi kakinya, gadis itu berangkat menuju kantor tanpa mempoles wajahnya dengan apapun.
Mengetahui transportasi yang belum beroperasi sepagi ini, Kim Jennie mengambil langkah untuk berjalan kaki menuju kantor. Hitung-hitung untuk berjalan pagi sehat karena Ia juga menyadari dirinya yang sudah jarang olahraga akhir-akhir ini.
Pintu utama terkunci rapat ketika gadis itu sudah berhasil menginjakkan kaki di gedung perusahaan. Keadaan yang masih agak gelap membuatnya sedikit kebingungan untuk menyelinap kedalam.
Namun beruntungnya Ia menemukan seorang pria paruh baya yang sangat Ia yakini memiliki koneksi kunci untuk membuka pintu mana saja di gedung ini.
“Ahjussi!”, gadis itu memanggil ketika dirinya menangkap beberapa tumpuk kunci yang bergelantungan di pinggangnya.
Si pria menoleh dengan tatapan bingung ketika Kim Jennie mulai menghampirinya, “bisa aku minta kunci pintu utama dan ruangan Presdir?”.
Sang pria mengernyit, “ruangan Presdir Kim? Apa yang ingin nona lakukan?”.
Gadis itu tersenyum santai, “Presdir lupa memberikan tugasnya padaku. Aku diperintahkan untuk mengambilnya pagi ini. Kumohon. Deadline yang diberikannya hari ini. Kau tahu, kan bagaiamana kejamnya Kim Hanbin kepada karyawannya”, ujar gadis itu dengan wajah memelas.
Sang pria mulai kebingungan.
“Percayalah. Aku tidak berbohong. Nanti akan kutraktir ahjussi makan siang. Bagaiamana?”, gadis itu mulai melakukan aksi sogok agar sang pria mau memberikannya kunci.
“Ah! Aku juga akan membelikanmu cemilan sore. Ahjussi. Ayolah! Ini penawaran perdanaku. Apa kau tak bisa membantuku?”, pintanya lagi dengan wajah memelas.
Pria itu terdiam sebentar, “eummm... Baiklah. Tapi kau harus segera mengembalikan kuncinya padaku setelah selesai. Aku menunggu di pos jaga”, jawabnya menyetujui sambil memberikan dua kunci yang tersambung menjadi satu kepada gadis bermata kucing itu.
Kim Jennie tersenyum miring menatap benda tersebut layaknya harta karun.
“Setiap pintu memiliki lambang pada kunci”, ujarnya lagi memberitahu.
Jennie mengangguk paham. Membungkukkan badannya berkali-kali untuk mengucapkan terima kasih kepada pria paruh baya itu dan mulai berlari menuju pintu utama.
Melangkah menelusuri lift agar bisa sampai di ruangan sang Presdir yang masih harus Ia sebut sebagai mantan kekasihnya itu.
Mata Jennie Kim berbinar ketika Ia kembali dipertemukan dengan pintu ruangan Kim Hanbin yang terbuat dari kaca buram tersebut yang tertutup rapat.
Gadis itu mulai mengeluarkan satu-satunya kunci yang belum Ia keluarkan. Menyelinap masuk keruangan Kim Hanbin yang selalu tertata rapi.
Kim Jennie tak ingin menghabiskan waktu untuk mengagumi bagaiamana bersih, rapi dan nyamannya ruangan itu. Ia harus mencari keberadaan ponsel miliknya.
Walau tak sepenuhnya yakin kalau ponselnya disimpan di ruangan ini. Tapi masih ada kemungkinan kalau pria brengsek yang sayangnya masih tak bisa Jennie lupakan itu menyimpan ponsel miliknya disini.
Memangnya untuk apa jika pria itu membawa dan menyimpan ponselnya dirumahnya?
Gadis itu mulai membuka memeriksa beberapa tumpuk berkas yang tersusun rapi di atas meja kerjanya. Berganti pada beberapa rak kecil yang terdapat di samping meja pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You
Storie d'amoreMenjalin kisah cinta selama hampir 6 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Bukan pula hal yang mudah. Banyak rintangan yang harus dihadapi kedua belah pihak. Sama dengan Kim Jennie. Gadis cantik berumur 25 tahun yang harus melepas Kim Hanbin setelah m...