Jemari lentik Seungwan nampak begitu antusias mengetik beberapa e-mail dari salah satu perusahaan kosmetik yang ada di Korea Selatan. Namun meski antusias, Son Seungwan bukanlah Kim Jennie yang akan menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
Gadis itu sempat membeli beberapa snacks untuk menemani kerjanya hari ini. Melirik kesamping dan menemukan Jung Jaehyun yang juga tengah fokus dengan laptopnya dan beberapa berkas diatas meja.
“Jaehyun-ssi”, panggil gadis itu.
Refleks Jaehyun menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Seungwan tengah tersenyum simpul disana.
“Ya?”.
“Aku membeli beberapa snacks. Kupikir kau akan menyukainya? Mau?”, gadis berkulit pucat itu mulai menawarkan salah satu snacks rumput laut kepada Jung Jaehyun.
Namun arah pandangnya sama sekali tak mengarah kepada Son Seungwan maupun si snack yang masih berada di tangannya.
Pria itu malah mencuri fokus ke arah meja kerja Kim Jennie yang saat ini kosong. Melirik jam, Jaehyun akhirnya kembali menoleh ke arah Seungwan, “sudah pukul 10 pagi. Jennie Kim absen hari ini?”.
Seungwan menurunkan snacknya, menatap ke belakang dan menemukan meja kerja Kim Jennie yang memang benar-benar kosong.
“Ah, tidak. Dia hari ini hadir. Hanya saja Presdir menyuruhnya untuk membawa laptop dan notes keruangannya. Aku tak tahu masalah apa lagi yang anak itu buat”, ujar Seungwan memberi tahu.
Jaehyun bergeming sembari mulai mengerutkan dahi. Pria itu mulai membereskan beberapa berkas yang ada di atas meja dan menyusunnya dengan rapi. Membawa beberapa berkas itu dan mulai bangkit dari tempat duduknya.
“Jaehyun-ssi, mau kemana?”, Seungwan bertanya lagi ketika badan Jaehyun sudah melangkah melewati meja kerjanya.
Pria itu hanya menjawab sembari masih melangkah untuk menjauh, “ke ruangan Presdir. Aku ingin menanyakan berkas lain padanya”, jawabnya lalu berlalu begitu saja.
Gadis itu hanya mengangguk. Memutar kursi kerjanya dan menaruh snack yang sempat ingin Ia berikan kepada Jaehyun itu ke atas meja. Kembali fokus dengan laptopnya dan sedikit menyingkir beberapa snack itu agar tetap ada ruang kosong di mejanya.
|||
Keadaan terasa begitu mencekam didalam ruangan ber-AC ini. Padahal tak terjadi apapun, tapi Jennie benar-benar merasa sedikit tidak nyaman ketika harus mengerjakan tugasnya dan berhadapan langsung dengan Kim Hanbin yang juga sibuk dengan beberapa berkas.
Kim Jennie mulai meregangkan badannya ketika melirik jam dinding dan jarum sudah menunjukkan pukul 10 lebih 5 menit. Melirik Kim Hanbin, gadis itu tiba-tiba berdehem. Mendapat pandangan elang dari Kim Hanbin sekilas yang sudah membuatnya berkeringat duluan.
“Aku haus. Bisa aku keluar sebentar?”, tanya gadis itu dengan senyum culas ketika Kim Hanbin sudah benar-benar menatapnya saat ini dan menjeda pekerjaannya sementara.
“Tak takut menjadi cibiran dengan pakaianmu yang seperti itu di kantor? Aku akan panggilkan pelayan untuk membawakanmu minuman kesini”, jawab Kim Hanbin datar dengan wajah tanpa ekspresi khasnya.
Jennie sontak langsung menggeleng keras, “tidak. Aku bisa mengambil minumanku sendiri. Lagipula siapa peduli dengan omongan mereka? Aku akan terkena ambeyen jika terus duduk seperti ini”, ujarnya mengelak.
Jawaban dan gadis itu langsung membuat Kim Hanbin benar-benar menutup gawai laptopnya. Pria itu lagi-lagi harus bermain curang dengan melemparkan tatapan elangnya ke arah Kim Jennie yang lugu dan tak tahu apa-apa ini, “kau baru mengerjakan tugasmu selama dua jam. Tak akan ada manusia yang terkena ambeyen selama dua jam duduk”, pria itu menyembur membuat Jennie harus berpikir keras tentang apa lagi yang harus Ia katakan untuk membalas ucapan pria ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/182088326-288-k142806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You
RomanceMenjalin kisah cinta selama hampir 6 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Bukan pula hal yang mudah. Banyak rintangan yang harus dihadapi kedua belah pihak. Sama dengan Kim Jennie. Gadis cantik berumur 25 tahun yang harus melepas Kim Hanbin setelah m...