• thirty three •

1.5K 216 26
                                    

Malam itu. Jennie tak mengingat apapun. Yang bisa Ia ingat adalah, dirinya yang tiba-tiba sudah berada di apartmentnya dan tertidur disana.

Sudah dua hari ini Ia absen dari kantor. Namun, jika terus-terusan memanjakan diri untuk tidak bekerja, Ia akan menjadi sosok yang pemalas. Hal itu bukanlah bagian dari seorang Jennie Kim.

Dengan blazzer hitam dan jeans selaras yang menutupi kaki jenjangnya, Kim Jennie akhirnya siap untuk berangkat.

Ditemani jalanan macet kota Seoul, gadis itu menatap beberapa gedung yang berdiri kokoh disana sambil berpikir. Ia tak siap untuk bertemu dengan siapapun di kantor. Dirinya pasti akan menjadi bahan cemooh. Sejak kejadian itu, Kim Jennie merasa seperti anak kucing yang penakut. Ia semakin takut dengan orang-orang.

10 menit berselang, gadis itu akhirnya berhasil sampai di kantor. Kepalanya hanya bisa Ia tekuk ketika dirinya harus melewati kerumunan karyawan yang mulai sibuk pagi itu. Padahal dirinya hanya berjalan mengarungi lantai dasar, namun tatapan tak enak sudah tertuju ke arahnya. Serius, mereka menatap Kim Jennie seolah dirinya adalah seorang pendosa besar. Dan Ia semakin takut sekarang.

Jantungnya semakin berdebar ketika dirinya telah sampai di lantai 3. Gadis itu menatap sekeliling dan sudah menemukan beberapa dari mereka yang mulai berbisik-bisik. Rasanya Ia ingin berlari jauh dan tak kembali. Bisa-bisanya dirinya berani menginjakkan kaki di kantor setelah apa yang terjadi beberapa hari yang lalu.

Hey! Badut kaonashi kembali datang”, seseorang tiba-tiba memecah suasana dengan suaranya yang terdengar mengejek itu.

Jennie menoleh ke arah sumber suara. Tepat saja, segerombolan perempuan tak bermoral yang terkenal suka bergosip di kantor. Tak heran jika mereka akan membuka sesi mempermalukan Kim Jennie.

Hey, urat malumu belum putus, ya?”.

“Populasi orang yang terlalu percaya diri sepertimu memang sudah langkah?”

“Mana kostum kaonashinya? Aku ingin berfoto. Nanti aku bayar, kok”.

“Wah. Manusia ini berani sekali”.

Jennie mulai menahan nafas. Para karyawan sudah terang-terangan mengejeknya kini.

Berusaha untuk tidak menghiraukan sembari menahan pelupuk agar tidak mengeluarkan airmatanya, Kim Jennie mulai berjalan menuju meja kerjanya. Melirik ke arah samping dan menemukan Son Seungwan tengah menatapnya bengis beberapa saat kemudian mulai melanjutkan bekerja.

Kim Jennie tak tahu mengapa gadis berkulit putih susu yang dulu sangat ingin sekali berteman dengannya malah mengirimkan tatapan tak enak seperti itu.

Melirik ke arah belakang, Kim Jennie belum menemukan keberadaan Jung Jaehyun disana.

“Sudah membuka hati untuk Jung Jaehyun, ya?”. Celetukan singkat yang terdengar dari arah samping membuat Jennie menoleh. Ia sangat kenal dengan suara itu. Son Seungwan, yang masih berakting layaknya tengah bekerja.

“Maksudmu?”.

Seungwan kembali melirik. Masih mendengarkan desas-desus orang-orang yang masih menceritakan Kim Jennie sang Kaonashi yang juga dengan lancangnya telah mencium Co- CEO Park Jaebeom, meski fakta sebenarnya bukanlah seperti itu.

Gadis berambut pirang itu mulai berdiri. Tatapan bengisnya kini Ia lemparkan ke arah semua karyawan yang masih sibuk bergosip tentang Kim Jennie.

Ya! Bila kudengar ada lagi yang membicarakannya, akan kubayar mulut kalian!”, teriak gadis itu. Seketika semua orang terdiam.

Tak berlama-lama, gadis itu kembali duduk dengan senyum kering di wajahnya yang Ia berikan untuk Jennie sebentar, “sudah, ya? Kau bisa bekerja sekarang”, ucapnya lagi sambil mulai melanjutkan kerja.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang