"Lho? Kak! nge-gym di starbuilder juga?"
Irene agak kaget, Jennie dengan setelan training berwarna abu-abu menyapa Irene dengan ceria. "Oh, iya, Jen. Kamu juga ya."
"Tau gitu kan bisa berangkat bareng sama aku." Katanya, menyeka peluh di dahinya.
Irene senyum, dia tau Jennie, penghuni kamar sebelahnya yang jarang ada di rumah dan mukanya rada garang. Tapi Irene nggak terlalu kenal.
"Aku biasanya naik uber, Jen."
Jennie mengangguk, "kalo gitu mulai besok-besok kak irene ke gym bareng aku aja ya!"
Irene memang nggak terlalu bersosialisasi, tapi keterbukaan Jennie bikin Irene seneng. Toh, kepribadian Jennie ternyata nggak se-jutek wajahnya, malah cewek itu terkesan manis kalau lagi senyum begini.
"Oh, ya, kak. Habis ini mau temenin aku ke bath and body works nggak?"
Irene mengangguk. "Boleh!"
🏠🏠🏠
"Kita makan deket rumah kamu aja ya, biar kamu nggak kecapekan."Jennie memasang sabuk pengaman dan tersenyum lebar kepada kekasihnya itu. "it's okay. Aku justru butuh suasana baru."
"Bosen ya?" Tanya Kai.
"kind of. Akhir-akhir ini Kak Wendy juga sibuk, jadi kita jarang acara masak-masak lagi." Kata Jennie.
"Besok malem aku rencana mau ngegym bareng kak Irene, kamu ikut?"
"Nggak deh, nggak enak juga sama Kak Irene. Biar kalian berdua bisa quality time."
"u sure?"
Kai tersenyum sebelum mengelus rambut Jennie pelan. "Asal jangan kepincut cowok-cowok homo ya."
"sembarangan banget!"
"Hehe. Siapa tau saking bosennya, pengen cari suasana baru juga..." Ledeknya.
"well, you're more than enough."
"Aku nggak sesempurna itu."
"yes, you are." Ucap Jennie, tersenyum lebar.
Kai mengecup kening Jennie sebelum bertanya, "Kamu udah putusin mau apply ke perusahaan mana setelah lulus nanti?"
Jennie sebentar lagi bakal sidang skripsi, setelah berbulan-bulan sibuk serah terima jabatan organisasi dan skripsi-nya terabaikan. "Aku....belum tau. Aku mau lanjutin pascasarjana. how do you think?"
"Kamu nggak mau kerja dulu? Mama nawarin kamu kerja di perusahaan advocat temennya...."
"Nggak, babe, kamu tau kalau aku nggak tertarik jadi pengacara." kata Jennie tegas.
Kai menganggukan kepala, "Iya, aku tau. Aku cuma....nawarin aja, siapa tau kamu berubah pikiran."
Jennie menegakkan tubuhnya, "but, really, sampein makasih aku buat mama kamu, ya. it means a lot."
"Iya. Tapi aku harap laen kali kamu sampein langsung ke mama."
Jennie meremas jemari Kai. "Aku janji."
***
Sementara itu Wendy, Jisoo dan Seulgi pergi belanja keperluan bulanan pribadi dan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Velvet House
FanfictionWhen nine girls live together in the same place called Blackvelvet House