Makasih yang udah komen di chapter-chapter sebelumnya 💕 it helps a lot
Enjoy reading, guys!
Jangan lupa komen banyak-banyak
🏠🏠🏠
Lisa nggak mau munafik.
Dia jadi kebawa dag-dig-dug tiap ngeliat Hyungwon. Untung masih bisa tetep profesional, diingetin Jennie.
Jennie udah kayak manajer unofficialnya Lisa.
"Lili, udah bilang di grup belom kita pulang malem ini?" Tanya Jennie pas mereka check out hotel, rencana mau makan bareng dulu sebelum ke bandara.
"Belom, kak. Lupa gua. Tapi kemaren udah bilang Yeri sih."
"O, yaudah." Balas Jennie sambil ngikutin cowok-cowok yang bawa koper mereka.
Queen Jennie memang.
"Lisa, gua minta kontak lo." Hyungwon nyodorin HPnya.
Lisa rada cengo tapi langsung nyambut masukin nomornya ke HP Hyungwon.
"Gua ikutan agensi model, sering dikasih tau job dari insider. Nanti gua kabarin."
"Nah, bener tuh." Sahut Johnny. "Lo kenapa nggak ikutan agensi, Lis?"
Kalo Jennie manajernya Lisa, maka Bambam si juru bicara Lisa menjawab. "Belom ada rencana, Lisa masih mau fokus kuliah dulu. Nggak lulus-lulus." Katanya sambil ketawa.
Lisa melotot.
Kenapa ya, seneng banget bikin malu temen sendiri tuh.
"Eh, itu taksinya udah mau dateng. Yuk ke depan." Kata Johnny, lalu pamit ke segenap crew. "Kak Shindong, kita duluan ya. Makasih. Gue tunggu kabar baiknya."
"Siap, bro!" Sahut Shindong.
Bambam tiba-tiba mepet ke Lisa waktu yang laen sibuk pamitan. "Inget ya, Li, lo belom dapet izin penuh. Jangan asal-asal ambil job."
"Iya."
"Tumben nurut."
Lisa menatap lurus ke jalan dengan muka serius. "Nanti gue dicuekin lagi. Babu gue berkurang dong."
Kepala Lisa langsung diketekin. "Bangke."
"Bau, bam!"
Bambam nyium keteknya. "Mana ada?!" Elaknya.
Lisa ikutan ngendus Bambam. "Iya sih, wangi."
"Tergantung parfumnya, Lis." Sahut Johnny lalu nyium bau dirinya sendiri. "Jo Malone won't betray me." Katanya dramatis sambil merentangkan tangan.
"Minta parfum sih." Kata Hyungwon, setelah juga ikutan nyium bau badannya di tengah panas terik.
"Seriously! Ngapain sih pada ciumin ketek depan lobby!!!" Amuk Jennie.
🏠🏠🏠
"Ibu Seulgi. Boleh masuk nggak?" Jisoo melenggang ke kamar Seulgi tanpa menunggu izin.
Seulgi mah pasrah. "Hmm...gue lagi bikin sketsa."
"Lo masih juga jadi asisten webtoonist? Kenapa nggak bikin sendiri?"
Seulgi menggeleng. "Gak punya ide. Lagian zona nyaman gue itu ngegambar, bukan creating storyline."
"Iya juga sih. Jangan deh, gua nggak tega baca karya romance lo yang pastinya cringy abis." Ledek Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Velvet House
FanficWhen nine girls live together in the same place called Blackvelvet House